Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Pluang Web TradingNewarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Mempelajari Lebih Jauh Konsep Dasar Obligasi
shareIcon

Mempelajari Lebih Jauh Konsep Dasar Obligasi

14 Jun 2023, 9:42 AM·Waktu baca: 6 menit
shareIcon
Kategori
Konsep Dasar Obligasi

Obligasi punya karakteristik yang unik dan berbeda dengan instrumen lain. Lantas, apa saja konsep dasar obligasi?

Apa Itu Obligasi?

Obligasi adalah salah satu investasi efek berpendapatan tetap yang bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi dengan risiko yang relatif lebih stabil dari saham.

Investasi ini berbentuk surat utang yang berisi janji penerbit ke pembeli obligasi untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan serta dapat diperjual-belikan.

Adapun yang dimaksud penerbit adalah perusahaan swasta maupun pemerintah yang menerbitkan surat utang untuk mendapatkan modal agar kinerja perusahaan tidak terhambat akibat kekurangan dana.

Baca juga: Serba-serbi Investasi Obligasi yang Perlu Kamu Ketahui

Konsep Dasar Obligasi

Sama seperti instrumen investasi lainnya, obligasi juga memiliki konsep dasar obligasi yang harus diperhatikan oleh calon investornya. Lantas, apa saja konsep dasar obligasi yang perlu diketahui?

1. Konsep Dasar Obligasi: Jenis Obligasi

Obligasi punya banyak jenis. Namun secara sederhananya, obligasi terbagi atas jenis penerbitnya, yakni obligasi pemerintah, korporasi, dan ritel.

Hanya saja, jika ditilik lebih detail, maka instrumen investasi ini dapat dikategorikan berdasarkan nominal, penerbit, sistem pembayaran bunga, dan imbal hasil. Berikut penjelasannya:

a. Obligasi Berdasarkan Nominal

Obligasi berdasarkan nominal terdiri atas dua jenis, yakni:

  1. Obligasi Konvensional. Surat utang jenis ini menyimpan jumlah nominal sangat besar berkisar Rp1 miliar untuk setiap slot.
  2. Obligasi Ritel. Surat utang jenis ini menyimpan jumlah nominal kecil berkisar Rp1 juta untuk setiap slot.

b. Obligasi Berdasarkan Penerbit

Obligasi berdasarkan penerbit terdiri atas tiga jenis, yakni:

  1. Obligasi Korporasi (Corporate Bond). Surat utang ini diterbitkan oleh perusahaan swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan rentang waktu satu tahun.
  2. Obligasi Pemerintah (Government Bond). Surat utang ini diterbitkan oleh pemerintah. Contoh obligasi pemerintah seperti Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel, Saving Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Tabungan (ST).
  3. Obligasi Daerah (Municipal Bond). Surat utang ini diterbitkan oleh pemerintah daerah sebagai modal program pembangunan yang berhubungan dengan kepentingan umum.

c. Obligasi Berdasarkan Sistem Pembayaran Bunga

Obligasi berdasarkan sistem pembayaran bunga terdiri atas empat jenis, yakni:

  1. Zero Coupon Bond. Surat utang ini tanpa nilai kupon, sehingga tidak ada yang dilunasi secara berkala. Umumnya, investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual diskonto dan harga awal surat utang saat diperjual-belikan.. Selain itu, tenornya disesuaikan dan disepakati dengan penerbit. Biasanya dimulai dari 1 tahun - 10 tahun.
  2. Obligasi Kupon. Surat utang ini memiliki kupon atau bunga yang harus dibayar secara berkala kepada investor hingga waktu jatuh tempo.
  3. Obligasi Fixed Coupon (Kupon Tetap). Surat utang ini memiliki kupon atau bunga yang harus dibayar secara berkala dan jumlahnya tetap hingga waktu jatuh tempo.
  4. Obligasi Floating Coupon (Kupon Mengambang). Surat utang ini memberikan kesempatan kepada investor untuk mendapatkan kupon atau bunga dengan jumlah yang berubah dari waktu ke waktu berdasarkan indeks pasar uang yang berlaku. Adapun batas kupon minimal adalah kupon pertama yang didapat akan menjadi nilai besaran kupon minimal yang berlaku hingga jatuh tempo.

d. Obligasi Berdasarkan Imbal Hasil

Obligasi berdasarkan imbal hasil terdiri atas dua jenis, yakni:

  1. Obligasi Konvensional. Surat utang pada obligasi konvensional memiliki imbal hasil berupa sistem kupon atau bunga yang dibayarkan secara berkala hingga jatuh tempo.
  2. Obligasi Syariah. Surat utang pada obligasi syariah memiliki imbal hasil berupa uang sewa yang menerapkan prinsip syariah Islam, sehingga tidak terdapat unsur riba. Pembayaran nisbah atau bagi hasil dilakukan oleh perusahaan secara berkala hingga waktu jatuh tempo.

2. Nilai Obligasi

Nilai obligasi dikenal dengan jumlah emisi obligasi atau nilai utang pokok. Nilai ini adalah informasi dasar perihal jumlah dana yang akan didapatkan dari investor atau jumlah uang yang dibutuhkan oleh penerbit obligasi. Besaran nominal yang dikeluarkan harus didasarkan oleh aliran arus kas perusahaan, kinerja perusahaan, dan tujuan bisnis agar investasi bergerak sesuai fakta.

3. Jangka Waktu Obligasi

Instrumen investasi ini memiliki periode waktu mulai dari 1-10 tahun. Umumnya, waktu jatuh tempo surat obligasi adalah lima tahun dan para investor lebih memilih obligasi jangka pendek karena nilai risikonya yang lebih kecil dibandingkan obligasi jangka panjang.

4. Kontrak

Membeli obligasi tidak semudah membeli suatu barang di toko. Pembelian obligasi dikuatkan dalam sebuah kontrak yang berisi hak dan kewajiban pihak penerbit dan pemegang aset, serta ketentuan dan batasan dalam bertransaksi seperti pembelian atau penjualan aset tetap perusahaan, penarikan pinjaman, pembayaran dividen, dan sebagainya.

5. Principal dan Coupon Rate

Adapun konsep dasar obligasi berikutnya berkaitan dengan imbalan, yakni Principal Rate dan Coupon Rate.

Principal Rate adalah nominal uang yang perlu dibayarkan oleh penerbit surat utang pada pemegang obligasi saat masa jatuh tempo. Nilai principal rate berkaitan dengan redemption value, maturity value, par value or face value.

Sementara itu, Coupon Rate adalah tingkatan bunga yang harus dilunasi oleh penerbit obligasi pada pemegang obligasi di setiap tahunnya. Umumnya, investor akan mendapatkan informasi waktu penerimaan Coupon Rate saat masa penawaran.

6. Bunga Obligasi

Bunga obligasi dikenal dengan kupon dan besarannya pun berbeda, tergantung pada jenis surat, penerbit, maupun kesepakatan antara pembeli dan penerbit surat. Umumnya, kupon obligasi berkisar 5-10% dan perhitungannya mengacu pada persentase bunga dalam setahun terhadap harga obligasi.

7. Peringkat Risiko

Dalam obligasi terdapat rating atau peringkat yang menunjukkan risiko berupa huruf, simbol atau angka. Umumnya, peringkat ini terdiri dari dua hingga tiga huruf dengan simbol tertentu, seperti AAA, BBB+, AA-, dan sebagainya.

Peringkat risiko dapat mempengaruhi tingkat suku bunga dan potensi risikonya. Semakin tinggi rating sebuah obligasi, maka semakin kecil risiko dan tingkat suku bunganya. Dengan begitu, investor bisa memilih obligasi sesuai dengan potensi risiko dan imbal hasilnya berdasarkan rating.

8. Klaim Aset Penerbit

Dalam obligasi, jika penerbit mengalami kebangkrutan yang mengakibatkan gagal bayar, maka investor dapat mengklaim aset yang dijual oleh penerbit atau mengklaim hasil penjualan aset tersebut.

9. Jadwal Pembayaran

Jadwal pembayaran kupon yang dibayarkan oleh penerbit obligasi sesuai dengan isi perjanjian. Umumnya, pembayaran kupon setiap per trimester, per semester, atau triwulan sekali.

Baca juga: Mau Raih Passive Income? Yuk, Investasi di 3 Instrumen Berikut!

Konsep Dasar Obligasi tentang Risiko

Setiap instrumen investasi pasti memiliki potensi risiko. Adapun konsep dasar obligasi tentang risiko tercantum seperti berikut.

1. Konsep Dasar Obligasi tentang Risiko: Risiko Suku Bunga

Suku bunga acuan memiliki hubungan terbalik dengan harga obligasi. Misalnya, ketika suku bunga acuan naik, maka harga obligasi cenderung turun dan begitu pun sebaliknya. Nah, risiko ini muncul ketika perubahan suku bunga acuan tidak seperti yang diharapkan investor.

Apabila suku bunga turun secara signifikan, investor menghadapi kemungkinan pembayaran di muka. Namun, jika suku bunga naik, maka investor akan terjebak dengan instrumen yang menghasilkan nilai di bawah harga pasar.

Semakin lama waktu jatuh tempo, maka semakin besar pula risiko suku bunga yang ditanggung investor. Pasalnya, investor tentu akan kesulitan untuk memprediksi perkembangan pasar di masa depan.

2. Konsep Dasar Obligasi tentang Risiko: Risiko Gagal Bayar

Risiko gagal bayar adalah kondisi ketika investor tidak mendapatkan pembayaran bunga dan pokok yang jatuh tempo sesuai perjanjian karena penerbit tidak bisa membayar utang.

3.Konsep Dasar Obligasi tentang Risiko: Risiko Pembayaran di Muka

Risiko pembayaran di muka mengacu pada risiko kehilangan bunga karena penerbit mengembalikan sebagian pokok pinjaman lebih awal. Ketika terjadi pembayaran di muka, investor harus menginvestasikan kembali dana dengan tingkat bunga yang lebih rendah.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham ASindeks saham ASemas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Tanam Duit, Investopedia, OJK, OCBC, Accurate

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
investasi
Sobat Cuan, Begini Lho Cara Jitu Screening Saham Favoritmu!
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1