Pada situasi yang mengkhawatirkan dan cenderung mengakibatkan berbagai investasi jadi high risk alih-alih high return, masyarakat beralih pada investasi dengan risiko sedang seperti deposito dan obligasi. Tapi, apa itu obligasi dan apa jenis jenis obligasi?
Dari banyaknya investasi yang beredar, seperti tabungan, deposito, reksadana, obligasi, saham, emas, dan properti, obligasi adalah yang cenderung tidak populer.
Dengan pekerjaan yang menjamin penghasilan tetap, sudah saatnya bagimu untuk melakukan diversifikasi portofolio. Artinya, menjamin bahwa danamu aman pada investasi yang mengandung kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Ini saatnya memikirkan rencana jangka panjangmu, entah itu pernikahan, membeli rumah dengan KPR, membeli kendaraan, atau melanjutkan pendidikan.
Dan setiap rencana tersebut memerlukan anggarannya masing-masing. Jika kamu belum menjatuhkan pilihan investasi, yuk coba cari tahu sebanyak-banyaknya tentang apa itu obligasi dan jenis jenis obligasi yang umumnya ditawarkan.
Baca juga: Jenis-jenis Investasi yang Perlu Diketahui Investor, Apa Saja?
Obligasi adalah produk investasi di pasar modal berupa surat pernyataan utang penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi.
Terdapat pernyataan jatuh tempo pembayaran utang beserta bunga (kupon) yang menjadi kewajiban penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi. Jangka waktu yang berlaku di Indonesia umumnya 1 hingga 10 tahun.
Obligasi yang paling umum diketahui masyarakat umumnya merujuk pada Obligasi Negara Ritel (alias ORI). Jadi, artinya pemerintah adalah penerbit surat pernyataan utang tersebut dan kamu sebagai investor adalah pemegang obligasi.
Data pemerintah menunjukkan pembelian obligasi oleh investor. Obligasi diterbitkan pada 2006 dengan jumlah investor awal ORI sebanyak 16.561 orang.
Jumlah investor obligasi ini bertambah seiring waktu. Pada 2015, terdapat 214.151 orang yang membeli produk investasi obligasi. Pertambahan ini menunjukkan minat investor untuk terlibat mengetahui apa itu obligasi dan kemudian berinvestasi di sana.
Terbitnya obligasi ini dilatarbelakangi upaya untuk menghimpun dana dari masyarakat yang akan digunakan sebagai sumber pendanaan bagi penerbit obligasi.
Atau dengan kata lain, apa itu obligasi memperlihatkan dana segar dari surat pernyataan utang tersebut akan dipergunakan demi menjalankan usaha. Negara memandang obligasi sebagai sumber pendanaan untuk membiayai defisit anggaran belanja dalam APBN.
Jika kamu ingin beli saham, maka kamu akan memperoleh info dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Nah, untuk obligasi, transaksi jual belinya dilakukan oleh penerbitnya. Bukan hanya pemerintah, lho, yang menerbitkan obligasi.
Baca juga: Mau Coba Investasi Reksadana? Ini 11 Platform Reksadana Online Terbaik di Indonesia
Begitu kamu tahu apa itu obligasi dan penerbitnya, maka kamu mesti tahu bahwa umumnya investor memperoleh obligasi melalui agen penjual.
Umumnya, penerbit obligasi menunjuk bank atau lembaga sekuritas tertentu sebagai agen penjual obligasi. Berbagai jenis obligasi yang ada di antaranya:
Obligasi yang diterbitkan oleh negara (ORI) terbilang aman karena pembayaran kupon dan pokok diatur dan dijamin UU No. 24 Tahun 2002/UU No. 19 Tahun 2008.
Keuntungan yang diperoleh dari kupon (bunga) yang terbagi atas tiga jenis, yaitu kupon tetap (fixed coupon) dan kupon mengambang (floating/variable coupon), serta obligasi yang tak memberlakukan kupon (zero coupon bond).
Jadi, setelah tahu apa itu obligasi, berikut ini kelebihan dan kekurangan membeli produk investasi obligasi:
Kelebihan | Kekurangan |
Kupon/bunga obligasi lebih tinggi dibandingkan bunga deposito | Penerbit obligasi berisiko gagal bayar |
Mudah untuk diperdagangkan di Pasar Sekunder yang diatur mekanisme Bursa Efek Indonesia (BEI) atau transaksi di luar bursa. | Konsekuensinya, investor tak cuma tidak memperoleh untung, tetapi tak mendapatkan kembali seluruh pokok utang. Kekurangan ini tidak berlaku pada obligasi negara yang dilindungi UU. Ketahui dulu apa itu obligasi yang dilindungi UU atau tidak. |
Imbal balik (yield) obligasi yang didapat bisa besar tergantung dari jangka waktu obligasi. Makin lama, makin besar keuntungannya. | Menjual obligasi sebelum jatuh tempo di Pasar Sekunder menimbulkan kerugian bagi investor. Hal ini lantaran harga jualnya lebih rendah dari harga belinya. |
Keuntungan diperoleh dari selisih harga obligasi (dalam persentase) setelah diperdagangkan. Bisa dijaminkan sebagai agunan, seperti obligasi negara | Rentan terhadap perubahan suku bunga, ekonomi, dan kondisi politik yang tidak stabil.
|
Nah, setelah mengetahui serba-serbi kelebihan dan kekurangan obligasi serta apa itu obligasi, coba kenali dulu dan cari tahu lebih lanjut mengenai kupon, jatuh tempo obligasi, penerbit obligasi, dst sebelum kamu memutuskan membeli produk investasi ini, ya! Sudah siap berinvestasi?
Sumber: Cermati
Pengin Bikin Start-up? Ini 5 Strategi Awal yang Harus Kamu Ketahui
Tetap Bisa Traveling Saat Kantong Tipis dengan 9 Trik Ini!
Menyulap Hobi Menjadi Bisnis dengan 7 Trik Andalan Ini!
Mau Financially-Savvy? Dengerin 7 Podcast Spotify Keuangan Ini, yuk!
Mau Cuan Investasi Saham untuk Pemula? Intip Dulu Panduannya di Sini!
Bagikan artikel ini