Selamat pagi, Sobat Cuan! Mengawali aktivitasmu di Jumat (18/2) pagi ini, yuk simak rangkuman kinerja pasar pagi ini di Pluang Pagi berikut!
Nilai trio indeks saham kompak tersungkur menutup sesi perdagangan Kamis (17/2). Nilai indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 1,78%, sementara nilai S&P 500 dan Nasdaq sama-sama terjungkal lebih parah masing-masing 2,12% dan 2,88%.
Pelaku pasar nampaknya kembali mangkir dari pasar modal gara-gara tensi geopolitik di Rusia dan Ukraina kembali memanas.
Kemarin, pasukan Ukraina dan kelompok pemberontak pro-Rusia dikabarkan saling serang di Donbas, Ukraina timur. Kondisi ini membuat Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Rusia nampaknya benar-benar akan menyerang Rusia dan kini tengah mencari-cari alasan demi melakukan hal tersebut.
Namun di sisi lain, Rusia malah menuduh Biden sebagai biang keladi mendidihnya ketegangannya dengan Ukraina. Sebab, Rusia mengatakan bahwa pemerintahan Biden mengancam keamanan Rusia dengan tindakan "teknik militer tertentu".
Di hari yang sama, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menyempatkan diri menyambangi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengatakan bahwa Rusia belum menarik mundur pasukannya dari perbatasan Ukraina.
Pelaku pasar sontak merespons negatif kabar tersebut. Sebab, ketika situasi geopolitik tengah panas, maka ekonomi bisa menuju ketidakpastian di masa depan. Kondisi tersebut menambah beban mental investor setelah sebelumnya The Fed mengumumkan bakal bersikap hawkish jika memang inflasi susah dibendung.
Implikasinya, kini mereka minggat dari pasar aset berisiko dan kembali menggenggam aset safe haven, salah satunya adalah emas. Mereka juga terlihat paling banyak melepas saham-saham teknologi berkategori growth stocks, yang umumnya berkinerja tokcer kala pertumbuhan ekonomi moncer.
Baca juga: Rangkuman Kabar: RI Cari Celah Cuan Batu Bara, Ekonomi Inggris Membara!
Nasib pasar aset kripto pun tak jauh berbeda dengan pasar modal AS. Melansir Coinmarketcap pukul 08.04 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar paling jumbo sejagat masih betah nangkring di zona merah.
Nilai Bitcoin (BTC) kini berada di level US$40.664,75 per keping alias amblas 7,86% dibanding sehari sebelumnya. Tak ketinggalan, nilai Ether (ETH) pun ikut longsor 8,3% ke posisi US$2.889,12.
Altcoin lainnya pun mengalami kondisi yang sama-sama apes. Tengok saja nilai XRP, Cardano (ADA), dan Solana (SOL) yang nilainya terjun masing-masing 7,43%, 6,18%, dan 7,68% dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, Avalanche (AVAX) dan Terra (LUNA) menjadi jongos setelah nilainya terjungkal masing-masing 10,51% dan 9,93% di waktu yang sama.
Sama seperti yang terjadi di pasar AS, lesunya pasar kripto hari ini didorong oleh maju-mundurnya perkembangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Maklum, situasi politik yang gonjang-ganjing bikin prospek ekonomi ke depan jadi tidak pasti, sehingga pelaku pasar pun makin grogi jika terus berkubang di pasar aset berisiko.
Di samping itu, pelaku pasar juga memilih menghindari pasar aset berisiko demi menanti kebijakan moneter pasti The Fed. Sebelumnya, analis dan pelaku pasar merasa bahwa otoritas moneter itu hanya berbasa-basi dan gagal memberikan sinyal kebijakan moneter yang ajeg di dalam risalah rapat (Minutes of Meeting) FOMC Januari.
Di saat yang sama, pelaku pasar juga khawatir bahwa volatilitas di pasar kripto akan kencang dalam beberapa pekan ke depan. Secara teknikal, analis Don Kaufman mengatakan bahwa nilai Implied Volatility (IV) di pasar BTC saat ini terbilang kencang yakni hingga 90%.
Kendati demikian, bukan berarti pasar kripto tak punya sentimen positif. Salah satu kabar baik datang dari Biro Investigasi Federal AS (FBI) yang telah membentuk satu tim khusus untuk menginvestigasi tindak pidana yang berkaitan dengan aset kripto.
Hal ini mengindikasikan bahwa penegak hukum AS telah menganggap serius segala bentuk kejahatan yang berkaitan dengan aktivitas kripto.
Harga emas di pasar spot kini bertengger di US$1.898,32 per ons pada pukul 08.24 WIB alias naik 1,52% dibanding sehari sebelumnya.
Nilai sang logam mulia terus berjaya seiring derasnya permintaan investor yang ingin melindungi kekayaannya seiring memanasnya tensi geopolitik Rusia dan Ukraina. Bahkan, kekhawatiran investor tersebut sempat bikin harga emas menembus level US$1.900 per ons, level tertingginya sejak Juni lalu.
Selain itu, penguatan harga emas juga didorong oleh amblasnya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun. Sekadar informasi, pelemahan yield obligasi AS akan menurunkan opportunity cost investor dalam menggenggam emas.
Baca juga: Faktor Pergerakan Harga Emas di Indonesia & Seluruh Dunia
Nilai indeks Dolar AS bertengger di level 95,85 pada pukul 08.29 WIB, naik tipis dibanding sehari sebelumnya 95,82. Memanasnya tensi geopolitik di Eropa membuat pelaku pasar kembali menggenggam emas sebagai salah satu opsi aset safe haven.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini