Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Pluang Web TradingNewarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Apa Itu Biaya Overhead dan Apa Saja Contohnya?
shareIcon

Apa Itu Biaya Overhead dan Apa Saja Contohnya?

8 Aug 2023, 7:26 AM·Waktu baca: 5 menit
shareIcon
Kategori
Overhead Cost adalah

Overhead Cost adalah salah satu komponen biaya yang terdapat di proses produksi. Namun, apa itu Overhead Cost dan apa pentingnya memahami biaya ini?

Pengertian Biaya Overhead

Overhead Cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan bisnis, namun tidak berkaitan dengan proses produksi barang dan jasa secara langsung. Sehingga, biaya seperti bahan baku dan biaya tenaga kerja yang berkaitan dengan produksi tidak termasuk ke dalam kategori biaya ini.

Kendati demikian, biaya Overhead tetap dibutuhkan untuk menjamin kelancaran proses produksi, sehingga perusahaan pasti akan menganggarkan komponen biaya satu ini.

Dengan demikian, maka biaya Overhead adalah komponen biaya yang akan selalu ada dan mau tak mau wajib dikeluarkan oleh perusahaan.

Kenapa Perusahaan Harus Menghitung Biaya Overhead?

Bagi perusahaan, fungsi menghitung biaya Overhead adalah sebagai berikut:

1. Mengukur Tingkat Profitabilitas

Bagi perusahaan, seluruh macam komponen biaya akan mempengaruhi profitabilitas ketika menjalankan bisnis. Besar-kecilnya komponen biaya yang dikeluarkan tentu akan mempengaruhi laporan laba rugi perusahaan.

Hal ini pun juga berlaku bagi biaya Overhead. Perusahaan tentu wajib menghitung dan mengidentifikasi biaya Overhead untuk mengetahui bisa atau tidaknya perusahaan mencapai target laba yang diinginkan pada laporan laba rugi perusahaan di periode berikutnya.

2. Mengidentifikasi Potensi Efisiensi

Dengan mengetahui dan menghitung biaya Overhead, perusahaan dapat mengidentifikasi ruang-ruang efisiensi biaya yang bisa dilakukan demi memperbaiki profitabilitasnya.

Seperti yang disinggung sebelumnya, biaya Overhead adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi namun tetap esensial bagi aktivitas bisnis.

Jika perusahaan menganggap bahwa biaya produksi, seperti biaya tenaga kerja dan bahan baku, sudah terlampau tinggi dan sulit untuk dihemat, maka mereka bisa mengidentifikasi langkah-langkah penghematan di komponen biaya Overhead.

Sebagai contoh, dalam hal ini, perusahaan bisa mengidentifikasi efisiensi dari biaya sewa, biaya administrasi, dan tagihan seperti tagihan listrik, air, atau telepon.

3. Menjadi Dasar Penyusunan Srategi Bisnis Perusahaan

Meski tidak berkaitan langsung dengan proses produksi, biaya Overhead adalah biaya yang sangat penting untuk dikalkulasi. Pasalnya, biaya Overhead yang dikeluarkan saat ini akan mempengaruhi prestasi keuangan perusahaan di masa depan.

Jika perusahaan ingin merealisasikan pengembangan bisnis di masa depan, maka ia pun harus menganalisis kondisi arus kasnya. Adapun salah satu cara dalam menganalisis kekuatan arus kas di masa depan adalah menghitung biaya Overhead.

Dengan demikian, maka memahami biaya Overhead adalah faktor krusial bagi perusahaan jika mereka ingin melancarkan satu strategi bisnis tertentu di masa depan.

4. Menentukan Harga Pokok Produk atau Layanan

Meski tidak berkaitan langsung dengan proses produksi, biaya Overhead adalah komponen biaya yang tetap saja dikeluarkan oleh perusahaan apapun kondisinya.

Biaya-biaya tersebut tentu akan mempengaruhi perusahaan dalam menawarkan produk dan layanannya ke pasar. Sehingga, dengan menghitung biaya Overhead, maka perusahaan dapat mengetahui berapa harga pokok yang wajar atas produk yang ditawarkannya.

Baca Juga: Apa Itu Biaya Marginal dalam Proses Produksi?

Apa Saja Contoh Biaya Overhead?

Komponen biaya Overhead memiliki contoh sebagai berikut:

1. Biaya Sewa

Perusahaan tentu membutuhkan sarana fasilitas produksi, baik itu dalam bentuk gedung atau permesinan.

Terkadang, peralatan dan gedung tersebut tidak dimiliki oleh perusahaan, sehingga mereka pun memilih untuk menyewanya dari pihak lain. Sebagai gantinya, perusahaan pun wajib membayar sewa secara berkala ke pihak-pihak tersebut.

2. Biaya Utilitas

Biaya utilitas adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan layanan mendasar seperti listrik, air, telepon, dan internet.

Bahkan, di era teknologi saat ini, biaya utilitas juga mencakup biaya berlangganan jasa internet misalnya platform pertemuan virtual atau perangkat-perangkat digital lainnya.

3. Biaya Riset

Contoh biaya Overhead berikutnya adalah biaya riset.

Untuk mengembangkan produknya, perusahaan biasanya akan melakukan riset baik riset produk atau riset pasar. Tidak jarang, proses itu pun melibatkan pihak ketiga di mana perusahaan pasti akan membayar sejumlah uang untuk mengompensasinya.

Nah, biaya seperti ini pun dimasukkan perusahaan sebagai salah satu biaya Overhead.

4. Biaya Pemasaran

Salah satu contoh biaya Overhead lainnya adalah biaya pemasaran. Yakni, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membangun citra produk dan mengajak masyarakat untuk membeli produk dan jasanya.

Adapun contoh biaya pemasaran adalah iklan digital, baliho, iklan di media massa, hingga promo-promo menarik agar masyarakat tergugah untuk menggunakan produk perusahaan.

Baca Juga: Mengenal Absorption Costing dalam Akuntansi. Apakah Itu?

Apa Saja Jenis Biaya Overhead?

Biaya Overhead adalah komponen biaya yang memiliki banyak jenis. Kadang, biaya tersebut bersifat tetap (fixed cost) namun ada pula yang bersifat dinamis.

Berikut adalah pengertian biaya Overhead jika dibagi berdasarkan jenis-jenisnya, yang terdiri dari biaya Overhead tetap, biaya Overhead variabel, dan biaya Overhead semi variabel.

1. Biaya Overhead Tetap (Fixed Overhead Cost)

Jenis biaya Overhead ini merujuk pada komponen-komponen biaya Overhead yang bernilai sama dalam jangka waktu lama.

Selain itu, komponen biaya Overhead ini tidak berubah terlepas dari naik-turunnya kondisi bisnis atau produksi yang dialami perusahaan.

Dalam hal ini, contoh biaya Fixed Overhead adalah biaya sewa, depresiasi aset, gaji karyawan, dan biaya-biaya lisensi.

2. Biaya Overhead Variabel (Variable Overhead Cost)

Berbeda dengan biaya Overhead tetap, biaya Overhead variabel adalah jenis biaya Overhead yang berubah mengikuti aktivitas bisnis perusahaan. Dengan kata lain, nilainya tidak tetap dalam jangka waktu tertentu.

Jika aktivitas bisnis perusahaan meningkat, maka biaya Overhead variabel juga akan ikut meningkat. Begitu pun sebaliknya, biaya Overhead variabel juga akan menurun jika aktivitas produksi melambat.

Contoh biaya Overhead variabel adalah perlengkapan kantor, biaya pengiriman, biaya pemasaran, dan biaya pemeliharaan fasilitas produksi.

3. Biaya Overhead Semi Variabel (Semi Variable Overhead Cost)

Biaya Overhead jenis ini adalah kombinasi antara biaya Overhead tetap dan variabel.

Dengan kata lain, komponen biaya Overhead ini tetap akan dikeluarkan perusahaan apapun kondisi bisnis dan produksinya. Namun, nilainya akan berganti-ganti tergantung dengan perubahan kondisi bisnis atau produksinya.

Beberapa contoh jenis biaya Overhead semi variabel adalah tagihan listrik, air dan internet atau biaya komisi.

Baca Juga: Apa Itu Biaya Produksi? Mengenal Definisi dan Jenis Biaya Produksi

Bagaimana Cara Menghitung Biaya Overhead?

Setiap perusahaan tentu memiliki komponen biaya Overhead yang berbeda-beda.

Dengan kata lain, satu komponen biaya bisa disebut sebagai biaya Overhead bagi satu perusahaan. Namun, bagi perusahaan lain, komponen biaya tersebut bisa saja dikategorikan sebagai biaya produksi.

Kendati demikian, perusahaan pada umumnya menggunakan satu dari tiga metode umum berikut dalam menghitung biaya Overhead. Lantas, seperti apa metode perhitungan tersebut?

1. Menghitung Biaya Overhead Per Divisi

Masing-masing divisi di sebuah perusahaan tentu mengeluarkan biaya yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi.

Sehingga, perusahaan kadang mengkategorikan dan menghitung biaya ini berdasarkan jumlah biaya Overhead yang dikeluarkan oleh masing-masing departemen di bawah naungannya.

2. Berdasarkan Produktivitas

Perhitungan biaya Overhead ini biasanya digunakan untuk mengkalkulasi biaya Overhead di fasilitas produksi.

Dalam hal ini, biaya Overhead pabrik dihitung berdasarkan jumlah biaya yang tidak langsung terkait dengan proses produksi dibagi dengan metrik yang digunakan perusahaan tersebut untuk mengukur produktivitasnya.

Adapun metrik yang dimaksud bisa dalam bentuk jam produksi pekerja atau kapasitas produksi satu mesin dalam satu jangka waktu tertentu.

3. Berdasarkan Persentase Terhadap Total Biaya

Cara menghitung biaya Overhead berikutnya adalah melihat porsinya terhadap total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan akan memisahkan biaya Overhead dengan biaya produksi dan kemudian melihat persentasenya terhadap total biaya secara keseluruhan.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Investopedia

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
ekonomi
Memahami Pengertian Outsourcing Serta Kelebihan dan Kekurangan
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1