Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Apa Itu Stimulus Moneter dan Apa Fungsinya bagi Ekonomi?
shareIcon

Apa Itu Stimulus Moneter dan Apa Fungsinya bagi Ekonomi?

10 Jul 2023, 10:10 AM·Waktu baca: 5 menit
shareIcon
Kategori
Stimulus Moneter

Stimulus moneter adalah "pasangan" stimulus fiskal demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Lantas, apa itu stimulus moneter?

Apa Itu Stimulus Moneter?

Stimulus moneter adalah upaya suatu lembaga, biasanya bank sentral, untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menambah pasokan jumlah uang beredar. Aksi ini dilakukan dengan serangkaian kebijakan moneter dan kebijakan makroprudensial dan biasa disebut sebagai kebijakan moneter ekspansif.

Biasanya, bank sentral melancarkan stimulus moneter ketika siklus ekonomi sedang dalam fase kontraksi sehingga daya beli masyarakat dan kegiatan investasi bisa meningkat. Implikasinya, pertumbuhan ekonomi pun ikut terdongkrak. Di samping itu, stimulus moneter biasanya "dipasangkan" bersama stimulus fiskal.

Stimulus moneter memiliki efek positif terhadap permintaan agregat. Dengan menciptakan uang baru, kebijakan tersebut berhasil meningkatkan jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian.

Di Indonesia, kebijakan stimulus moneter diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI). Sementara itu, di Amerika Serikat (AS), kebijakan tersebut dijalankan oleh bank sentral AS, The Federal Reserve.

Apa Saja Instrumen Stimulus Moneter?

Bank sentral umumnya menggunakan beberapa perangkat kebijakan ketika ingin meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat. Beberapa instrumen kebijakan itu adalah:

1. Penurunan Suku Bunga Acuan

Ketika ekonomi terkontraksi, masyarakat akan mengerem konsumsinya sementara dunia usaha pun enggan untuk menambah produksinya. Dari sisi moneter, hal ini bisa disebabkan karena masyarakat dan dunia usaha tidak terinsentif melakukan hal tersebut lantaran bunga pinjaman yang terlalu tinggi.

Akibatnya, bank sentral pun menurunkan suku bunga acuannya demi menurunkan bunga kredit. Jika bunga kredit menurun, maka masyarakat pun akan semakin tergugah untuk melakukan konsumsi.

Sementara itu, dunia usaha bisa memanfaatkan pinjaman berbiaya rendah untuk menambah kapasitas produksi atau ekspansi bisnisnya.

2. Operasi Pasar Terbuka

Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) adalah sebuah kegiatan di mana bank sentral akan membeli atau menjual surat berharga dan bertransaksi di pasar uang untuk mengontrol peredaran jumlah uang beredar. Dengan melakukan hal tersebut, bank sentral bisa "memanipulasi" tingkat bunga jangka pendek sehingga pelaku ekonomi bisa tergugah untuk melakukan kegiatan ekonomi.

Demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi, bank sentral akan membeli surat berharga dari bank umum, seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sehingga perbankan bisa memiliki tambahan likuiditas. Dana ekstra tersebut kemudian bisa digunakan perbankan untuk disalurkan kembali sebagai kredit.

3. Kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM)

Kemudian, bank sentral juga bisa menurunkan ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk menambah peredaran uang di masyarakat.

Sekadar informasi, GWM adalah dana dan simpanan yang harus disetor oleh bank umum dalam bentuk saldo rekening giro di bank sentral. Jika bank sentral menurunkan ketentuan tersebut, maka bank umum akan memiliki ruang likuiditas lebih banyak untuk disalurkan sebagai pinjaman ke masyarakat.

4. Quantitative Easing

Quantitative Easing adalah kebijakan nonkonvensional yang diimplementasikan oleh The Fed. Dalam kebijakan itu, The Fed akan membeli surat utang jangka panjang yang dimiliki perusahaan maupun perbankan agar mereka punya dana segar untuk diputarkan kembali sebagai investasi maupun pinjaman. Pada akhirnya, langkah tersebut bisa mengerek pertumbuhan ekonomi.

Selama ini, The Fed memandang kebijakan tersebut sebagai langkah efektif pemulihan ekonomi karena memberi ruang pada dunia usaha untuk berkembang tanpa harus menyesuaikan suku bunga acuannya.

Baca Juga: Apa 4 Komponen Persamaan Permintaan Agregat di Ekonomi? 

Apa Saja Manfaat Stimulus Moneter?

Dengan mengambil beberapa kebijakan tersebut, bank sentral nantinya dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dalam bentuk:

1. Stabilitas Ekonomi

Salah satu manfaat kebijakan moneter berupa stimulus adalah menjaga stabilitas ekonomi. Hal ini terwujud melalui upaya untuk mengatur jumlah uang yang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa.

Jika jumlah uang yang beredar terlalu banyak atau terlalu sedikit dibandingkan jumlah barang dan jasa yang tersedia, maka perekonomian akan terganggu. Dampaknya, inflasi atau deflasi bisa terjadi.

2. Stabilitas Harga yang Terjaga

Setelah stimulus diberlakukan, kebijakan moneter memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas harga barang dan jasa di dalam perekonomian.

Ketika harga-harga melambung tinggi, pemerintah akan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Begitu pula sebaliknya, ketika harga-harga melandai, pemerintah akan memasok lebih banyak uang ke dalam masyarakat.

3. Peningkatan Lapangan Kerja

Manfaat lain dari dampak stimulus moneter adalah meningkatnya kesempatan kerja.

Ketika perekonomian stabil, dunia usaha pun akan terdorong untuk melakukan investasi baru. Hal ini berakibat pada terciptanya lapangan pekerjaan baru dan peningkatan kebutuhan akan tenaga kerja, sehingga tingkat pengangguran akan menurun.

4. Stabilitas Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran

Pengaruh stimulus moneter dalam perekonomian yang terakhir adalah memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

Kebijakan stimulus moneter diharapkan bisa merangsang dunia usaha, termasuk mereka yang berorientasi ekspor, untuk menggenjot produksinya. Jika kondisi tersebut dipertahankan, maka neraca perdagangan pun lambat laun akan membaik. Pada akhirnya, neraca perdagangan yang sehat akan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi domestik.

Baca Juga: Kebijakan Moneter

Contoh Kebijakan Stimulus Moneter di Indonesia

Stimulus moneter merupakan salah satu langkah yang sering digunakan pemerintah Indonesia saat menghadapi tantangan ekonomi. Dampak dan manfaatnya yang signifikan terhadap perekonomian membuat stimulus ini menjadi pilihan yang tepat.

Salah satu contohnya adalah ketika Indonesia dihadapkan pada pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh negara. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh Indonesia, sehingga aktivitas ekspor dan impor juga tidak mampu memberikan kontribusi yang signifikan. Oleh karena itu, pemerintah mengambil kebijakan stimulus dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Menurunkan suku bunga kebijakan BI7DDR.
  2. Meningkatkan intervensi ganda di pasar spot, DNDF, dan melakukan pembelian SBN di pasar sekunder.
  3. Mengurangi persyaratan Giro Wajib Minimum (GWM) Valas pada bank umum konvensional dari 8% menjadi 4%.
  4. Memperpanjang jangka waktu repo SBN dan melaksanakan lelang harian guna memperkuat likuiditas rupiah serta meningkatkan frekuensi lelang FX Swap agar likuiditas tetap mencukupi.
  5. Memperluas jenis underlying transaksi DNDF agar dapat meningkatkan perlindungan atas kepemilikan rupiah di Indonesia.
  6. Menurunkan GWM rupiah sebesar 50bps bagi bank yang bergerak di bidang ekspor-impor, pembiayaan kepada UMKM, dan/atau sektor prioritas lainnya.
  7. Melonggarkan ketentuan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM).
  8. Memberikan dukungan finansial dengan cara menurunkan biaya SKNBI, menetapkan MDR QRIS sebesar 0% bagi usaha mikro. Serta mendukung penyaluran dana non-tunai melalui berbagai program pemerintah, seperti Bantuan Sosial PKH dan BNPT, Kartu Prakerja, dan KIP (Kartu Indonesia Pintar). 

Langkah-langkah tersebut diambil dengan tujuan untuk memberikan dorongan bagi perekonomian negara dan meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan adanya stimulus moneter ini, diharapkan Indonesia dapat melalui kondisi krisis dengan lebih baik dan memulihkan ekonomi secara bertahap.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Investopedia

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
ekonomi
Memahami Pengertian Outsourcing Serta Kelebihan dan Kekurangan
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1