Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Kamus

Permintaan Agregat
shareIcon

Permintaan Agregat

0  dilihat·Waktu baca: 5 menit
shareIcon
Permintaan Agregat

Permintaan agregat adalah istilah ekonomi untuk menggambarkan nilai permintaan barang dan jasa total di sebuah lingkup ekonomi. Yuk, simak informasi berikut untuk lebih jelasnya!

Apa Itu Permintaan Agregat?

Permintaan agregat adalah keseluruhan permintaan atas barang dan jasa pada waktu dan tingkat harga tertentu. Lebih lanjut, permintaan agregat adalah pengukuran jumlah total permintaan untuk semua barang jadi dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian.

Permintaan agregat atau Aggregate Demand (AD) dinyatakan dalam jumlah total uang yang dihabiskan suatu negara untuk barang dan jasa tersebut pada tingkat harga dan periode waktu tertentu. Permintaan agregat terdiri atas semua barang konsumsi, barang modal untuk proses produksi, kegiatan ekspor dan impor, dan program pembelanjaan pemerintah suatu negara.

Bagi para ekonom dan pelaku bisnis, permintaan agregat bermanfaat untuk mengukur pengaruh harga pada produktivitas sesuatu dan menilai kondisi ekonomi suatu negara secara keseluruhan.

Baca juga: Hukum Permintaan dan Penawaran

Hubungan Permintaan Agregat dengan PDB

Permintaan agregat adalah istilah dalam makroekonomi dan berkaitan erat dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Adapun PDB adalah jumlah nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara selama satu tahun, di luar pendapatan bersih dari investasi di luar negara.

Jika PDB mewakili jumlah total barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian, maka permintaan agregat adalah permintaan akan barang dan jasa tersebut. Umumnya, PDB dan permintaan agregat meningkat atau menurun secara bersamaan karena mereka dihitung dengan cara yang sama.

Permintaan agregat bisa setara dengan PDB secara jangka panjang jika faktor perubahan harga barang dan jasa antar periode telah disesuaikan. Permintaan agregat dalam jangka pendek hanya mengukur output total dalam harga nominal tunggal tanpa disesuaikan dengan inflasi.

Komponen Permintaan Agregat

Dalam menilai permintaan agregat, terdapat empat komponen yang perlu diperhatikan, yakni:

1. Pengeluaran Investasi

Pengeluaran investasi adalah pembelian barang dan jasa oleh pelaku bisnis yang digunakan untuk modal fisik atau kepentingan produksi. Hal ini mencakup pengeluaran untuk aset modal baru seperti peralatan, fasilitas, dan bahan baku.

Keputusan investasi bergantung pada tingkat bunga pinjaman dan keuntungan yang diharapkan.

2. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah mewakili permintaan yang dihasilkan oleh program pemerintah seperti belanja infrastruktur dan barang publik. Program jaminan sosial dan kesehatan tidak termasuk pengeluaran pemerintah karena program tersebut hanya mentransfer permintaan dari satu kelompok ke kelompok lain.

Sebagai tambahan, pengeluaran pemerintah dianggap sebagai variabel eksogen karena variabel pertumbuhan ekonomi, nilai tukar mata uang, dan suku bunga tidak mempengaruhi keputusan pengeluaran.

3. Pengeluaran Konsumsi

Pengeluaran konsumen mewakili permintaan individu dan rumah tangga untuk barang dan jasa dalam perekonomian. Faktor utama dalam menentukan permintaan konsumen adalah pendapatan konsumen dan tingkat perpajakan.

4. Ekspor Netto

Ekspor netto (net exports) mewakili permintaan barang luar negeri, serta permintaan luar negeri untuk barang domestik. Komponen ini dihitung dengan mengurangkan nilai total ekspor suatu negara dari nilai total semua impor.

Cara Hitung Permintaan Agregat

Persamaan untuk permintaan agregat adalah menjumlahkan jumlah belanja konsumen, belanja investasi, belanja pemerintah, dan nilai bersih ekspor dan impor. Adapun rumusnya ditunjukkan sebagai berikut:

Permintaan agregat = C + I + G + Nx

Keterangan:

C = Pengeluaran konsumen untuk barang dan jasa

I = Pengeluaran investasi

G = Pengeluaran pemerintah

Nx = Net Exports (ekspor dikurangi impor)

Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Agregat

Beberapa faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi permintaan agregat, di antaranya:

1. Suku Bunga

Suku bunga mempengaruhi keputusan ekonomi yang dibuat oleh konsumen dan pebisnis dalam mengajukan pinjaman untuk barang berharga seperti rumah dan kendaraan.

Penurunan suku bunga akan menyurutkan biaya pinjaman sehingga konsumen dan perusahaan dapat menaikkan jumlah pinjaman tanpa khawatir. Sebaliknya, kenaikan suku bunga akan meningkatkan biaya pinjaman untuk konsumen dan perusahaan sehingga jumlah kredit dan pengeluaran cenderung menurun.

2. Pendapatan dan Kekayaan

Peningkatan pendapatan rumah tangga akan mengerek permintaan agregat. Sebaliknya, penurunan kekayaan menyebabkan rendahnya permintaan agregat.

Konsumen cenderung mengeluarkan lebih banyak dan menabung lebih sedikit dari biasanya ketika kondisi ekonomi mereka meningkat.

3. Ekspektasi Inflasi

Konsumen yang mengantisipasi bahwa inflasi akan meningkat atau harga akan naik cenderung segera melakukan pembelian yang menyebabkan kenaikan permintaan agregat. Sebaliknya, permintaan agregat akan turun apabila konsumen yakin harga barang dan jasa di masa depan harga akan turun.

4. Nilai Tukar Mata Uang

Ketika nilai dolar Amerika Serikat (AS) turun, barang luar negeri akan menjadi lebih mahal dibanding biasanya. Sementara itu, barang yang diproduksi di AS akan menjadi lebih murah untuk pasar luar negeri dibanding pasar dalam negeri. Oleh karena itu, permintaan agregat akan meningkat.

Baca juga: Bagaimana Mata Uang Mempengaruhi Investasi Internasional?

Kondisi Ekonomi dan Permintaan Agregat

Para ekonom yang berprinsip Keynesian Economics percaya bahwa perubahan permintaan agregat sangat mempengaruhi kondisi ekonomi, utamanya dalam masa krisis.

Mereka percaya bahwa permintaan akan selalu mempengaruhi penawaran barang dan jasa. Sehingga, jika permintaan agregat menurun, maka produsen pun akan mengerem produksi barang dan jasanya.

Sayangnya, hal ini akan membuat produsen melakukan efisiensi biaya produksinya, salah satunya adalah beban tenaga kerja. Pada akhirnya, produsen pun terpaksa memangkas jumlah pegawainya dan menciptakan pengangguran di tengah masyarakat. Makanya, mereka yang berpandangan ekonomi Keynesian menyebut bahwa pengangguran adalah "produk sisa" dari penurunan permintaan agregat.

Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, ekonom Keynesian percaya bahwa pemerintah harus mengintervensinya dengan menggelontorkan belanja demi menstimulasi permintaan agregat.

Keterbatasan Permintaan Agregat

Keterbatasan permintaan agregat adalah konsep ini diukur dengan nilai pasar yang hanya mewakili output total pada tingkat harga tertentu dan tidak selalu mewakili kualitas atau standar hidup masyarakat di suatu negara.

Selain itu, permintaan agregat mengukur banyak transaksi ekonomi yang berbeda dengan tujuan yang berbeda pula. Hal tersebut dapat menjadi tantangan saat menentukan penyebab permintaan untuk tujuan analisis.

Itulah hal yang dapat Sobat Cuan ketahui dari permintaan agregat. Jika Sobat Cuan ingin tahu lebih banyak seputar istilah ekonomi dan investasi, yuk cek blog Pluang!

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Investopedia

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Dow Jones Industrial Average

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1