Dalam dunia investasi, patut diperhatikan pengaruh tingkat suku bunga dan investasi. Ini karena adanya hubungan suku bunga dan investasi. Para investor kerap memperhatikan tingkat suku bunga ketika hendak berinvestasi.
Dapat dikatakan pengaruh tingkat suku bunga dan investasi adalah komponen vital. Maka, pemangku kebijakan bidang moneter suatu negara harus memperhatikan benar kapan harus menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga.
Di Indonesia, lembaga yang bertanggung jawab mengatur tingkat suku bunga adalah Bank Indonesia (BI). Melalui kebijakan moneternya BI bertanggungjawab mengatur tingkat suku bunga yang akan berimbas pada permintaan barang dan jasa.
Tingkat suku bunga yang fluktuatif bisa memberikan efek yang besar terhadap pasar modal, inflasi, dan ekonomi secara keseluruhan. Inilah kenapa pengaruh tingkat suku bunga dan investasi merupakan sesuatu yang vital.
Baca juga: 7 Langkah Optimal untuk Bangun Portofolio Investasi dan Neraca Keuangan
Biasanya, masyarakat cuma mengenali suku bunga dalam konteksnya dengan dunia perbankan, yaitu ketika mau membuka deposito atau mengajukan pinjaman (kredit).
Saat suku bunga tinggi, masyarakat lazimnya enggan meminjam ke bank. Kebalikannya saat suku bunga rendah masyarakat termotivasi untuk meminjam ke bank.
Padahal sebenarnya tingkat suku bunga bisa memengaruhi perekonomian secara luas. Dalam lingkup makro, ada pengaruh tingkat suku bunga dan investasi. Hubungan suku bunga dan investasi ini dapat menentukan apakah perekonomian sebuah negara stabil atau tidak.
Maka dari itu, Bank Indonesia (BI) selaku pemangku kebijakan bidang moneter menggunakan peraturan moneter untuk menjaga ekonomi tetap stabil.
Jika tingkat pertumbuhan ekonomi sedang menurun, BI akan menurunkan tingkat suku bunga untuk menggenjot investasi.
Sebaliknya jika ekonomi sedang dalam kondisi baik dan bertumbuh, BI akan menaikkan tingkat suku bunga secara perlahan untuk menjaga inflasi.
Perubahan suku bunga memengaruhi permintaan publik akan barang dan jasa dan, karenanya, menggenjot belanja investasi. Penurunan suku bunga menurunkan biaya pinjaman, yang mendorong bisnis untuk meningkatkan pengeluaran investasi.
Suku bunga yang lebih rendah juga memberi bank lebih banyak insentif untuk memberi pinjaman kepada bisnis dan rumah tangga, yang memungkinkan mereka untuk membelanjakan lebih banyak.
Lebih luas lagi, pengaruh tingkat suku bunga dan investasi ini dapat berimbas terhadap tiga sektor yang sangat vital dalam perekonomian negara. Yakni sektor aliran modal, sektor ketenagakerjaan, dan sektor perumahan.
Baca juga: Perkaya Portofolio, Ini 5 Pilihan Investasi Jangka Pendek Untukmu
Aliran modal dalam hal ini mengacu pada masuk dan keluarnya modal dari dan ke sebuah negara. Hubungan suku bunga dan investasi di sini sebenarnya adalah faktor terbesar penentu kestabilan perekonomian sebuah negara.
Ini karena spekulan pasar keuangan internasional dan investor yang kerap mengejar keuntungan akan menjadikan tingkat suku bunga suatu negara sebagai barometer utama untuk mengukur imbal hasil investasi di negara tersebut.
Hal ini patut diperhatikan: apabila aliran modal ke suatu negara meningkat, maka permintaan atas mata uangnya meningkat pula, sehingga nilai tukar mata uangnya menguat.
Sebaliknya, jika aliran modal ke suatu negara menurun, maka permintaan atas mata uangnya akan berkurang sehingga nilai tukar mata uangnya berpotensi melemah.
Pengaruh tingkat suku bunga dan investasi berimbas pula ke sektor ketenagakerjaan. Saat suku bunga rendah, para pengusaha di sektor riil akan termotivasi mengajukan pinjaman yang dapat digunakan memperluas skala bisnisnya.
Pinjaman itu dapat digunakan untuk berbagai tujuan tindakan bisnis, misalnya memperluas atau menambah cabang bisnis.
Konsekuensi dari tindakan bisnis ini, para pengusaha akan membuka lebih banyak lowongan pekerjaan. Dengan biaya bunga pinjaman yang lebih rendah, para pengusaha juga dapat mengurangi beban usaha, sehingga mereka bisa menawarkan gaji yang lebih tinggi pada para karyawan.
Selain sandang dan pangan, perumahan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia. Adanya perumahan terjangkau kerap menjadi salah satu barometer kesejahteraan hidup sebuah negara.
Maka dari itu, data terkait sektor perumahan kerap dirilis berkala untuk memantau kondisinya dari waktu ke waktu. Secara khusus, data-data ini juga akan diamati untuk mengevaluasi kebijakan tingkat suku bunga.
Ketika suku bunga rendah, maka masyarakat akan termotivasi untuk mengajukan kredit perumahan, atau yang di Indonesia dikenal sebagai Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Ini adalah keputusan rasional karena biaya bunga yang mesti dibayarkan tentunya kecil. Di sini pemerintah dan bank sentral (BI) harus menyiapkan kebijakan untuk mengendalikan sektor perumahan pada situasi suku bunga rendah, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya housing bubble.
Kesimpulannya, pengaruh tingkat suku bunga dan investasi sangatlah kuat. Ada hubungan suku bunga dan investasi. Suku bunga yang rendah akan menggenjot jumlah investasi, dan artinya akan menstabilkan perekonomian suatu negara.
Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!
Sumber: Investopedia
Belajar Investasi Saham? Intip Yuk Simulasi Trading hingga Strategi Kelola Saham
Terdampak Wabah Corona, IHSG Masih Terkapar, Saham Blue Chip Pun Anjlok
Investor Institusional dan Investor Ritel, Apa Bedanya?
Finansial Lebih Baik Secara Otomatis, Coba 6 Aplikasi Keuangan Ini!
Inflasi Terendah dalam 3 Tahun, Ramadan Lalu Daya Beli Masyarakat Indonesia Turun
Bagikan artikel ini