Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Apa Itu Konsep Stimulus dalam Ekonomi?
shareIcon

Apa Itu Konsep Stimulus dalam Ekonomi?

6 Jul 2023, 10:04 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Stimulus Adalah

Stimulus adalah salah satu aksi penting untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Seperti apa konsep lengkap kebijakan tersebut?

Apa Itu Stimulus dalam Ekonomi?

Dalam konteks ekonomi, stimulus adalah aksi yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot aktivitas ekonomi baik di tingkat dunia usaha maupun di masyarakat.

Biasanya, pemerintah akan memberikan stimulus ketika negaranya sedang dilanda tantangan, seperti resesi ekonomi global, bencana alam, krisis finansial, hingga pelemahan daya beli masyarakat. Dengan demikian, stimulus adalah salah satu amunisi pemerintah untuk kembali memulihkan perekonomian negaranya.

Kendati demikian, tak jarang pula pemerintah memberlakukan kebijakan stimulus untuk lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi meski kondisi ekonomi negaranya tak memiliki masalah serius.

Lebih lanjut, bentuk aksi stimulus bisa bermacam-macam, mulai dari kebijakan anggaran seperti subsidi atau insentif pajak hingga kebijakan moneter seperti kebijakan suku bunga acuan atau quantitative easing.

Meskipun manfaat jangka panjang dari kebijakan semacam ini masih diperdebatkan, program-program yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi dapat memiliki dampak besar pada pasar keuangan dan investor. Oleh karena itu, penting untuk memahami mekanisme stimulus ekonomi serta manfaat dan risikonya yang terkait.

Mengenal Dua Jenis Stimulus Ekonomi

Dalam menghadapi tantangan ekonomi, pemerintah biasanya memberikan dua bentuk stimulus, yakni stimulus fiskal dan stimulus moneter. Keduanya dimaksudkan tidak hanya untuk mengerek pertumbuhan ekonomi namun juga memberikan efek pengganda (multiplier) dalam kegiatan ekonomi.

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud stimulus fiskal dan stimulus moneter?

1. Stimulus Fiskal

Stimulus fiskal adalah serangkaian kebijakan yang ditujukan untuk memperbaiki ekonomi melalui kebijakan anggaran pemerintah. Adapun perbaikan ekonomi tidak hanya sebatas pada pertumbuhan ekonomi semata, namun juga menurunkan tingkat pengangguran, memperbaiki daya beli masyarakat, hingga meningkatkan minat investasi swasta.

Adapun contoh-contoh stimulus fiskal meliputi:

  1. Subsidi.
  2. Menurunkan tarif pajak.
  3. Memberikan insentif pajak bagi dunia usaha, seperti tax holiday atau tax allowance.
  4. Memberikan bantuan pinjaman bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Biasanya, stimulus fiskal dilakukan ketika pemerintahan sebuah negara tengah melakukan kebijakan ekspansif. Yakni, meningkatkan belanja negara dengan tujuan untuk menggerakkan ekonomi.

2. Stimulus Moneter

Berbeda dengan stimulus fiskal, stimulus moneter mengacu pada kebijakan yang dilakukan bank sentral untuk memperbaiki kondisi ekonomi melalui pengaturan permintaan dan penawaran uang beredar. Jika stimulus fiskal dilakukan oleh pemerintah, maka stimulus moneter dijalankan sepenuhnya oleh bank sentral.

Bank sentral wajib menjalankan kebijakan moneter lantaran bertugas untuk mengendalikan inflasi, meningkatkan lapangan kerja, menjaga daya beli masyarakat, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tujuan tersebut dapat dijalankan melalui serangkaian cara, yakni:

  1. Menurunkan suku bunga acuan.
  2. Mengubah persyaratan permodalan perbankan.
  3. Melonggarkan kebijakan makroprudensial.
  4. Melaksanakan operasi pasar terbuka.

Stimulus Adalah Kebijakan yang Menuai Kritik

Meski dianggap baik bagi perekonomian, stimulus tetap saja menjadi bahan perdebatan bagi ekonom.

Di satu sisi, ekonom menganggap bahwa stimulus memang memiliki dampak jangka pendek yang baik untuk menggenjot permintaan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Hanya saja, di sisi lain, ekonom juga masih belum bisa melakukan kalkulasi atas dampak jangka panjang dari stimulus ekonomi.

Sebagai contoh, stimulus yang berlangsung dalam jangka panjang dan berlebihan diduga dapat menyebabkan crowding out effect. Yakni, sebuah kondisi di mana seluruh uang beredar di suatu negara malah terserap ke kantong pemerintah untuk kegiatan stimulus sehingga tidak ada lagi sisa uang beredar untuk mendanai proyek-proyek bisnis sektor swasta.

Di samping itu, segelintir ekonom juga beranggapan bahwa stimulus bisa tidak efektif dalam mendongkrak ekonomi karena tidak semua penerimanya memahami betul maksud dan tujuan pemberian stimulus tersebut.

Sebagai contoh, subsidi dalam Bantuan Langsung Tunai (BLT) memang ditujukan untuk memperbaiki daya beli masyarakat di kondisi sulit. Hanya saja, tak semuanya menggunakan bantuan itu untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Bisa saja, sebagian penerimanya malah menggunakan uang tersebut untuk hal lain, misalnya berjudi.

Baca Juga: Perilaku Ekonomi

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Investopedia, Corporate Finance Institute

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
ekonomi
Memahami Pengertian Outsourcing Serta Kelebihan dan Kekurangan
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1