Salah satu konsep yang harus dipahami investor pemula dalam berinvestasi adalah spread. Namun, apa artinya Spread? Simak di sini!
Secara sederhana, Spread adalah selisih nilai antara harga beli suatu aset dengan harga jualnya.
Istilah ini biasanya kerap digunakan dalam kegiatan investasi. Di investasi saham, contohnya, Spread mengacu pada perbedaan antara harga beli dan harga jual saham atau instrumen keuangan lainnya. Selisih ini ditentukan oleh pasar dan dapat bervariasi seiring waktu.
Jika Spread-nya kecil, maka artinya ada sedikit perbedaan antara harga beli dan harga jual. Sebaliknya jika spread-nya besar, maka ada perbedaan yang signifikan antara harga beli dan harga jual.
Istilah Spread ada di setiap pasar keuangan, dan jenisnya akan bergantung pada tipe sekuritas dan instrumen keuangan yang terlibat. Berikut ini adalah ragam jenis-jenis Spread yang umumnya ditemukan dalam istilah investasi!
Bid-ask Spread juga dikenal dengan istilah Bid-offer Sell. Bid-ask Spread adalah selisih antara harga tawar tertinggi dan terendah terhadap sebuah saham.
Nilai Bid-ask Spread dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari jumlah persediaan dan total saham outstanding yang tersedia hingga jumlah permintaan dan total aktivitas trading.
Bid-ask Spread bisa digunakan untuk mengukur dan menilai likuiditas pasar hingga total biaya yang bisa dikeluarkan investor untuk satu produk saham.
Disebut juga relative value trade, istilah Spread Trade merujuk ke kegiatan pembelian satu jenis sekuritas dan penjualan sekuritas lain yang berkaitan dengan sekuritas pertama dalam waktu bersamaan.
Biasanya, kegiatan Spread Trade dilakukan menggunakan kontrak berjangka dan opsi sebagai unit sekuritas lain yang dijual, atau biasa disebut legs, agar sang trader bisa memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya.
Yield Spread (spread imbal hasil) merujuk pada perbedaan antara imbal hasil dari dua atau lebih instrumen keuangan, seperti obligasi atau surat berharga lainnya. Biasanya, Yield Spread diukur sebagai perbedaan dalam persentase antara imbal hasil dua instrumen tersebut.
Yield Spread dapat digunakan dalam analisis kelayakan investasi dan pengukuran risiko investasi obligasi.
Spread yang lebih tinggi sering kali menunjukkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, tetapi juga dapat mencerminkan risiko yang lebih tinggi pula. Sementara itu, investasi dengan Yield Spread yang lebih besar umumnya dianggap lebih berisiko dibandingkan dengan instrumen yang memiliki Yield Spread yang lebih kecil.
Penting untuk memahami bahwa Yield Spread dapat berfluktuasi seiring perubahan kondisi pasar dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi harga dan imbal hasil instrumen keuangan.
Jenis berikutnya adalah Option-adjusted Spread (OAS). OAS adalah ukuran selisih antara Yield sekuritas yang memberikan imbal hasil tetap dengan Yield dari instrumen yang dianggap bebas risiko, biasanya adalah surat utang pemerintah.
OAS biasanya digunakan oleh instrumen surat utang yang menyediakan opsi tambahan (embedded options), yakni sebuah fitur yang memungkinkan penerbit atau pemegang obligasi untuk menempuh aksi tertentu di masa depan.
Biasanya, investor menganggap embedded options sebagai risiko tambahan ketika menggenggam obligasi bertipe seperti demikian. Makanya, risiko-risiko embedded options harus disesuaikan agar investor bisa menilai separah apa risiko yang ditimbulkan dari munculnya opsi-opsi yang dimaksud. Nah, Spread yang telah disesuaikan tersebut dikenal dengan OAS.
Z-spread adalah perbedaan antara yield obligasi atau instrumen berpendapatan tetap lain yang memiliki risiko kredit tertentu dan tingkat pengembalian bebas risiko. Oleh karenanya, Z-spread digunakan untuk membandingkan nilai relatif dari obligasi dengan profil risiko kredit lain yang berbeda.
Semakin tinggi Z-spread, maka semakin tinggi risiko kredit yang melekat pada obligasi tersebut.
Baca Juga: 10 Years Treasury Notes
Spread bukanlah sesuatu yang datang secara asal-asalan. Dalam investasi, Spread rupanya adalah hal penting karena bisa menentukan keputusan investasi seseorang. Lantas, seperti apa aplikasi penggunaan Spread dalam investasi?
Spread dapat dimanfaatkan investor untuk memperoleh keuntungan. Salah satu strategi yang umum digunakan oleh investor adalah Spread Trading, yaitu membeli saham pada harga beli yang rendah dan menjualnya pada harga jual yang lebih tinggi.
Selisih itu kemudian bisa dikalikan dengan berapa saham yang Sobat Cuan beli dan jual.
Misalnya, jika harga beli suatu saham adalah US$50 dan harga jualnya adalah US$60, maka Spread yang tercipta adalah US$10.
Kemudian, jika seorang investor membeli 100 saham pada harga beli US$50 dan menjualnya pada harga jual US$60, maka ia akan memperoleh keuntungan sebesar US$1.000.
Meski Spread bisa digunakan untuk membuat proyeksi profit, investor harus hati-hati dalam memanfaatkan Spread. Pasalnya, semakin tinggi Spread sebuah aset maka artinya aset tersebut memiliki risiko yang tinggi pula.
Sebagai contoh, jika suatu saham memiliki selisih Spread yang besar, maka artinya harga saham tersebut mungkin tidak stabil atau likuiditasnya rendah. Dengan demikian, harga saham tersebut bisa berubah dengan cepat sehingga investornya pun mungkin akan kesulitan untuk menjual saham itu di tingkat harga yang diinginkan.
Baca Juga: Permintaan Agregat
Memahami Spread memiliki beberapa manfaat bagi investor pemula, di antaranya:
Spread dapat memberikan gambaran tentang likuiditas suatu aset keuangan. Spread yang lebih rendah menandakan likuiditas yang lebih tinggi, memungkinkan investor untuk membeli atau menjual aset dengan lebih mudah dan efisien.
Spread yang lebih lebar dapat menunjukkan volatilitas yang lebih tinggi dalam harga aset. Hal ini dapat memberikan petunjuk kepada investor pemula bahwa aset tersebut mungkin memiliki fluktuasi harga yang lebih tinggi dan perlu mempertimbangkan risiko yang terkait.
Spread Bid/Ask adalah perbedaan antara harga penawaran dan harga permintaan suatu aset. Investor pemula perlu memperhatikan spread ini karena merupakan biaya transaksi yang harus mereka tanggung ketika membeli atau menjual aset. Memahami spread dapat membantu investor mengelola biaya transaksi mereka.
Spread dapat membantu investor pemula dalam membandingkan dan memahami nilai relatif dari aset yang berbeda. Spread yang lebih besar antara dua aset serupa dapat menunjukkan perbedaan risiko atau kualitas yang perlu diperhatikan.
5. Mengetahui Peluang Arbitrase
Spread yang tidak wajar atau tidak proporsional antara dua aset yang seharusnya serupa dapat memberikan peluang arbitrase bagi investor pemula. Dengan memanfaatkan perbedaan Spread, investor dapat mencoba mendapatkan keuntungan dengan membeli aset yang dihargai rendah dan menjual aset yang dihargai tinggi.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, Cermati, Robinhood
Bagikan artikel ini