Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Weekly Review - Saham AS 28 Juni 2024
shareIcon

Weekly Review - Saham AS 28 Juni 2024

28 Jun 2024, 4:44 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Weekly Review - Saham AS 28 Juni 2024

IMF mendesak Federal Reserve untuk menunda kenaikan suku bunga setidaknya sampai akhir tahun 2024 hingga data terbaru Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan baru, sebagai tanda perlambatan ekonomi. Selengkapnya pada Weekly Review berikut!

1. IMF Dorong Fed Tunda Kenaikan Suku Bunga Hingga Akhir Tahun

  • IMF mendesak Federal Reserve untuk menunda kenaikan suku bunga setidaknya sampai akhir tahun 2024.
  • Alasannya, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang kuat berisiko meningkatkan inflasi.
  • IMF memperkirakan inflasi akan turun menjadi sekitar 2,5% pada akhir 2024 dan mencapai target Fed sebesar 2% pada pertengahan 2025.
  • Keputusan ini didasarkan pada perlambatan pertumbuhan lapangan kerja dan melemahnya permintaan konsumen di AS.
  • IMF percaya bahwa Fed akan dapat melewati ketidakpastian ekonomi saat ini dengan hati-hati.

2. Produsen Mobil China Diperkirakan Menguasai 33% Pasar Global pada 2030

  • Produsen mobil China diperkirakan akan terus ekspansi pesat di luar negeri mereka dan mencapai 33% pangsa pasar otomotif global pada tahun 2030, menurut laporan baru yang dirilis Kamis oleh konsultan terkemuka AlixPartners.
  • Sebagian besar pertumbuhan, dari perkiraan pangsa pasar 21% tahun ini, diperkirakan berasal dari luar China. 
  • Penjualan di luar China diperkirakan tumbuh dari 3 juta tahun ini menjadi 9 juta pada tahun 2030, mewakili pertumbuhan dari 3% menjadi 13% pangsa pasar pada akhir dekade ini.
  • Ekspansi cepat produsen mobil China menjadi perhatian yang berkembang bagi produsen mobil lama dan politisi secara global.
  • Banyak yang khawatir bahwa kendaraan China yang lebih murah akan membanjiri pasar, melemahkan model produksi dalam negeri, terutama kendaraan listrik murni.

3. Nasib Pasar Properti Amerika Serikat Diramal Terjebak Hingga 2026

  • Harga rumah di Amerika Serikat sedang tinggi dan diperkirakan akan terus naik.
  • Suku bunga hipotek juga naik, membuat situasi ini semakin sulit bagi pembeli rumah pertama kali.
  • Bank of America memperkirakan harga rumah akan naik 4,5% pada tahun 2024, 5% pada tahun 2025, dan turun 0,5% pada tahun 2026.
  • Persediaan rumah yang terbatas dan "efek lock-in" membuat situasinya sulit. "Efek lock-in" terjadi karena pemilik rumah yang sudah memiliki hipotek dengan suku bunga rendah enggan pindah karena suku bunga untuk pembeli baru lebih tinggi.
  • Bank of America memperkirakan "efek lock-in" ini bisa bertahan selama 6-8 tahun.

4. Warga AS Kian Sulit Cari Pekerjaan Baru 

  • Data terbaru Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan baru, sebagai tanda perlambatan ekonomi.
  • Jumlah orang Amerika yang menerima tunjangan pengangguran jangka panjang mencapai titik tertinggi sejak November 2021.
  • Meskipun ada sedikit penurunan pengajuan tunjangan pengangguran baru, secara keseluruhan trennya meningkat.
  • Indikator perekrutan menunjukkan perlambatan pertumbuhan pekerjaan yang signifikan dalam beberapa bulan mendatang.
  • Perlambatan ini dapat meningkatkan tingkat pengangguran dan membuat Federal Reserve kesulitan menangani inflasi.

5. Uji Ketahanan The Fed:Bank-Bank Besar AS Lebih Rentan Dibanding Tahun Lalu

  • Bank-bank terbesar Amerika Serikat (AS) diperkirakan mampu bertahan dari resesi parah, namun akan mengalami kerugian lebih besar dibandingkan setahun lalu.
  • Uji ketahanan bank (stress test) tahunan yang dilakukan Federal Reserve (Fed) menunjukkan peningkatan potensi kerugian bank menjadi $685 miliar, naik $144 miliar dari tahun sebelumnya.
  • Peningkatan kerugian ini disebabkan oleh bank yang mengambil risiko lebih tinggi dan beban biaya yang meningkat.
  • Pinjaman kartu kredit menjadi salah satu area yang membebani bank karena mencapai rekor tertinggi dan tingkat keterlambatan pembayaran yang meningkat.
  • Meskipun semua bank lulus uji coba, kinerjanya bervariasi. Bank terbesar, JPMorgan Chase, diperkirakan mengalami kerugian sedikit lebih tinggi dari perkiraan Fed.
  • Discover Financial Services mengalami kerugian pinjaman terbesar (18,7%), diikuti oleh Capital One (16,5%).
  • Sebaliknya, Charles Schwab mengalami kerugian pinjaman terkecil (1,3%).

 

Ditulis oleh
channel logo

Dewi A Zuhriyah

Right baner

Dewi A Zuhriyah

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
saham AS weekly
Weekly Review - Saham AS 25 Agustus 2023
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1