AVGO akan melaporkan kinerja keuangannya sepanjang 4Q23 pada hari Jumat (8/3) dini hari. Sebagai perusahaan semikonduktor dan pengembang infrastruktur perangkat lunak yang baru saja mengakuisisi VMware, AVGO mampu bersaing mengalahkan kompetitornya. Simak selengkapnya di sini!
Broadcom Inc adalah perusahaan teknologi yang berfokus pada pengembangan, perancangan, dan produksi semikonduktor serta infrastruktur piranti lunak.
Sejarah perusahaan dimulai sejak 1961, yakni ketika Broadcom masih menjadi divisi semikonduktor di bawah naungan perusahaan teknologi Hewlett-Packard. Namun, divisi tersebut kemudian berpisah dengan Hewlett-Packard dan bergabung dengan Agilent Technologies pada 1999.
Kemudian, pada 2005, lembaga firma investasi KKR dan Silverlake Partners pun mengakuisisi divisi tersebut dengan nilai US$2,6 miliar dan mentransformasikannya menjadi Avago Technologies. Empat tahun kemudian, Avago pun resmi melantai di bursa NASDAQ dengan kode saham AVGO.
Avago kemudian mengumumkan akuisisi atas sebuah perusahaan teknologi bernama Broadcom Corporation dengan nilai US$37 miliar di 2016. Namun, tak hanya melakukan akuisisi, Avago juga mengadopsi nama Broadcom sebagai nama resmi perusahaannya. Hal ini dilakukan agar Avago bisa mempertahankan posisinya sebagai pemilik tunggal hak-hak paten yang sebelumnya dimiliki Broadcom di industri ponsel pintar, data center, hingga Internet of Things.
Berkat segudang inovasinya, Broadcom kini menjadi salah satu perusahaan dengan hak paten terbanyak di sektor teknologi dan salah satu perusahaan teknologi dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar sejagat. Asal tahu saja, nilai kapitalisasi pasar Broadcom mencapai US$606,8 miliar per 23 Januari 2024.
Saat ini, perusahaan memfokuskan aktivitasnya pada dua segmen bisnis utama. Keduanya berhasil menyumbang pendapatan US$35,8 miliar bagi perusahaan di 2023 (cut-off tahun fiskal pada 29 Oktober 2023) alias tumbuh 12,2% CAGR dari tahun 2019 sampai 2023.
Kedua segmen bisnis itu terdiri dari:
1. Semiconductor Solutions. Segmen ini berkutat pada penyediaan semikonduktor digital yang menjadi motor penggerak penting bagi sejumlah perangkat seperti komputer, router, perangkat jaringan, dan perangkat elektronik lainnya. Tak ketinggalan, perusahaan juga memproduksi chip untuk ponsel pintar. Salah satu klien utama Broadcom adalah Apple Inc yang menyumbang ~US$7 miliar bagi perusahaan di 2023 atau sekitar 25% dari total pendapatan segmen ini sebesar US$28,2 miliar.
2. Infrastructure Software. Segmen ini menyediakan solusi perangkat lunak mainframe dan solusi keamanan siber bagi pelanggan-pelanggan korporat. Seluruh teknologi ini digunakan dalam berbagai aplikasi seperti jaringan perusahaan dan pusat data, konektivitas rumah, set-top box, dan akses broadband. Pada 2023, segmen ini menghasilkan pendapatan sebesar US$7,6 miliar atau tumbuh 10,3% jika dihitung secara majemuk (CAGR) sejak 2019.
Meski menancapkan kuku kuat di sektor teknologi, Broadcom Inc (AVGO) sejatinya masih memiliki pesaing yang siap menjegalnya di kompetisi industri semikonduktor, sebut saja NVIDIA, Intel Corp, Advanced Micro Device Inc (AMD), dan Qualcomm.
Ukuran pasar semikonduktor global bernilai US$ 591,8 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan akan mencapai US$ 1.883,7 miliar pada tahun 2032 atau menunjukan pertumbuhan sebesar 12.3% CAGR dari tahun 2022 sampai 2032.
Pertumbuhan ditopang oleh beberapa aspek seperti pertumbuhan yang cepat dari industri elektronik, peralatan industri, otomotif, jaringan dan komunikasi, dan pemrosesan data. Selain itu, meningkatnya popularitas teknologi terbaru seperti kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) yang memungkinkan chip memori untuk memproses volume data yang sangat besar dalam waktu yang lebih singkat diharapkan dapat memberikan peluang pertumbuhan kepada para pelaku pasar di masa mendatang.
Broadcom Inc. (AVGO) dan Google Cloud mengumumkan rencana untuk mendukung kerjasama lisensi VMware Cloud Foundation ke Google Cloud VMware Engine. Pelanggan akan dapat membeli langganan perangkat lunak VMware Cloud Foundation baru dari Broadcom dan secara fleksibel menggunakan langganan tersebut di Google Cloud VMware Engine, serta pusat data lokal mereka sendiri.
Pelanggan VMware yang telah membeli dan mulai menerapkan VMware Cloud Foundation akan dapat mentransfer nilai yang tersisa dari langganan yang ada ke Google Cloud VMware Engine. Selain itu, pelanggan akan dapat memindahkan langganan VMware Cloud Foundation mereka antara on-prem dan Google Cloud VMware Engine (dan sebaliknya).
Kesimpulannya, dengan VMware Cloud Foundation di Google Cloud VMware Engine, pelanggan akan dapat:
Industri semikonduktor bukanlah industri recehan. Selain digunakan sebagai inti dari seluruh perangkat teknologi di dunia, semikonduktor juga memiliki ukuran pasar yang jumbo. Nah, ukuran pasar yang menggiurkan tersebut tentu tidak akan disia-siakan oleh Broadcom. Untungnya, perusahaan sejauh ini telah menunjukkan komitmennya untuk menciptakan inovasi-inovasi baru di jagat semikonduktor.
Inovasi yang dilakukan oleh AVGO direalisasikan dengan tingkat RnD expenses yang besar yakni sebesar US$5,3 miliar di tahun 2023. Salah satu hasil inovasi yang diluncurkan adalah produk baru bernama Qumran3D, yakni sebuah produk yang dapat meningkatkan standar operasi teknologi komputasi awan. Produk ini diklaim memiliki jaringan berkinerja mumpuni namun dengan daya listrik 66% lebih efisien dan punya aspek keamanan lebih baik dibanding generasi sebelumnya.
Broadcom mengalami pertumbuhan pendapatan 12,2% secara CAGR antara 2019 dan 2023, yang utamanya didukung oleh pertumbuhan pendapatan pada segmen semikonduktor sebesar 12,8% di periode CAGR yang sama.
Pada 2027, pendapatan perusahaan diproyeksikan akan bertumbuh menjadi US$40,0 miliar atau bertumbuh 16% secara CAGR dari tahun 2023 sampai dengan tahun 2027. Hal ini didukung oleh rentetan inovasi yang dilakukan perusahaan plus efek sinergi bisnis dari akuisisinya terhadap VMware dan inovasi lainnya.
Tak hanya menorehkan pertumbuhan pendapatan mumpuni, Broadcom juga mampu mencetak pertumbuhan laba yang sehat. Pada 2023, contohnya, perusahaan sukses membukukan laba kotor US$24,7 miliar atau tumbuh 18,4% secara CAGR sejak 2019.
Prestasi itu pun tak lepas dari kemampuan perusahaan dalam menumbuhkan margin laba kotornya sebesar 68,9% di sepanjang periode yang sama. Hal ini pun terjadi setelah harga pokok penjualan (COGS) produk-produk perusahaan hanya bertumbuh 4% sepanjang periode tersebut, lebih kecil dibandingkan pertumbuhan pendapatannya 12,2%, berkat skala ekonomis yang sangat tinggi.
Sementara itu, dari sisi laba bersih, perusahaan mampu mencetak margin laba bersih sebesar 40,3% dan mampu mendongkrak angka laba per saham dengan pertumbuhan 23,5% secara tahunan di 2023.
Bagi investor, Broadcom adalah salah satu perusahaan teknologi yang “bermurah hati”. Pasalnya, ketika perusahaan teknologi lain lebih memilih menyimpan seluruh labanya dalam bentuk laba ditahan (retained earnings), Broadcom justru malah rajin membagikan labanya dalam bentuk dividen ke investor.
Sebagai buktinya, nilai dividen per saham (DPS) yang dibagikan perusahaan bertumbuh 38% antara 2011 hingga 2023.
Bahkan, dividen yang dibagikan Broadcom akan mencapai US$18,4 per lembar di tahun fiskal 2023. Angka itu diharapkan akan naik menjadi US$19,96 per lembar di tahun berikutnya, seiring dengan peningkatan laba serta dampak atas aksi buyback saham yang dilakukan perusahaan.
Apabila ditilik dari rasio harga saham terhadap labanya (rasio P/E), valuasi AVGO saat ini berada di angka 26,0x P/E atau lebih “murah” dibandingkan rata-rata kompetitornya sebesar 31,4x P/E. Kendati begitu, investor tetap yakin akan kinerja perusahaan yang sepertinya tak kenal lelah untuk terus berinovasi dan tetap memiliki neraca keuangan stabil di tengah kondisi ekonomi yang tak tentu.
Seperti yang disinggung sebelumnya, Apple merupakan pelanggan utama dari produk semikonduktor perusahaan. Memang, kemitraan dengan Apple bisa menjadi ladang cuan bagi Broadcom. Namun, di saat yang sama, hal itu juga bisa menjadi bumerang bagi Broadcom.
Sebagai contoh, lesunya penjualan produk Apple tentunya akan berimbas pada penurunan permintaan raksasa teknologi tersebut atas produk-produk Broadcom. Tak cuma itu, Apple pun berniat akan memproduksi chipset Wifi dan Bluetooth secara mandiri mulai 2025 mendatang. Nah, jika itu terjadi, maka penjualan produk-produk Broadcom akan kena getahnya dan perusahaan pun akan membukukan penurunan pendapatan.
Bisa dibilang, Broadcom adalah perusahaan yang memiliki utang menumpuk. Tengok saja, perusahaan saat ini memiliki rasio utang terhadap ekuitas sebesar 165,3x, di mana mayoritas pembiayaannya berasal dari pinjaman berbunga mengambang (floating) dari perbankan.
Nah, kondisi tersebut bisa menjadi momok bagi perusahaan jika The Fed tidak memberikan sinyal mengenai penurunan suku bunga acuannya. Malahan, beban utang perusahaan bisa kian kronis jika otoritas moneter itu malah mengerek suku bunga acuannya.
Broadcom harus terus berinovasi mengembangkan teknologi chip di berbagai segmen bisnisnya agar tidak kalah saing dengan kompetitornya seperti AMD, Qualcom dan Nvidia. Bahkan, inovasi-inovasi yang dilakukan para kompetitor tersebut terbilang sangat agresif sejauh ini.
Sebagai perusahaan teknologi, Broadcom harus berani menggelontorkan biaya riset dan pengembangan (RnD) ekstra demi membuat terobosan baru agar tidak tertinggal dengan kompetitornya yang berisiko membuat perusahaan kehilangan pangsa pasarnya.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini