Microsoft (MSFT) berencana akan meluncurkan hasil kinerja Q3 FY2024 mereka pada 25 April 2024. Sebelum mulai untuk berinvestasi pada sahamnya, yuk mengenal lebih dalam tentang perusahaan ini.
Microsoft Corporation adalah sebuah perusahaan multinasional Amerika dan perusahaan teknologi yang berkantor pusat di Redmond, Washington. Microsoft menjadi pembuat perangkat lunak (software) terbesar di dunia berdasarkan pendapatan pada tahun 2022 menurut Forbes Global 2000. Perusahaan ini dianggap sebagai salah satu dari “Big Five” perusahaan teknologi informasi Amerika, bersama dengan Alphabet (perusahaan induk Google), Amazon, Apple, dan Meta (perusahaan induk Facebook).
Microsoft didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen pada tanggal 4 April 1975 dan melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada tahun 1986. Mulai pada tahun 1990-an, perusahaan ini mendiversifikasi bisnisnya dari hanya fokus pada sistem operasi ke berbagai lini bisnis lain dengan melakukan beberapa akuisisi perusahaan seperti Activision Blizzard, LinkedIn, serta Skype Technologies.
Saat ini, terdapat 3 segmen bisnis utama dari Microsoft:
Microsoft selalu menunjukan ketangguhannya dalam menguasai pangsa pasar sistem operasi. Terbukti meskipun kompetitor terus berdatangan yang menggerus pangsa pasar dari Microsoft, Windows masih menjadi pilihan mayoritas konsumen untuk sistem operasi komputer mereka dengan 72% market share.
Sumber: Statista
Memang, jika ditarik kebelakang sejak 2013, market share Windows telah tergerus sekitar 18% dari yang awalnya mereka menguasai 90% pasar, dampak perkembangan kompetisi dari macOS milik Apple. Namun nyatanya, perjuangan Apple masih cukup jauh untuk dapat menggeser posisi Windows mempertimbangkan saat ini macOS hanya menguasai 15% pasar sistem operasi
Langkah Microsoft untuk menjadi pemimpin dalam industri AI (Artificial Intelligence) makin kuat setelah keputusannya untuk berinvestasi pada OpenAI (pengembang dari ChatGPT). Microsoft dan OpenAI terus berkolaborasi untuk meningkatkan keunggulan teknologi mereka di bidang AI dimana saat ini keduanya sedang mengevaluasi peluang untuk memulai data center baru senilai US$100 miliar dengan superkomputer "Stargate", yang akan memungkinkan mitra - mitranya untuk memanfaatkan kemampuan AI yang baru dan lebih canggih. OpenAI juga berencana untuk meluncurkan chatbot versi barunya, yakni GPT-5. Ini mengindikasikan berarti bahwa Microsoft juga kemungkinan besar akan memperkenalkan fitur - fitur baru pada rangkaian produknya.
Tidak hanya bermitra dengan OpenAI untuk memperluas jejaknya di industri AI, Microsoft juga bertujuan untuk membangun tim AI yang kuat di dalam perusahaan. Microsoft baru sajai menunjuk salah satu pionir industri AI, Mustafa Suleyman sebagai Head of AI serta bekerja sama dengan startup bernama Inflection (di mana Suleyman merupakan co-founder-nya) untuk memanfaatkan model dan algoritma startup AI melalui Azure.
Sumber: marketsandmarkets
Industri AI juga diperkirakan akan mencapai US$1,3 triliun pada tahun 2030 dengan CAGR sebesar 37% dalam beberapa tahun ke depan. Microsoft memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan perangkat lunak AI nomor satu, yang mungkin belum diumumkan secara terbuka. Namun semua aksi perusahaan dan perkembangan yang dilakukan menunjukkan bahwa Microsoft berencana untuk menjadi pionir dalam revolusi AI.
Selama 4 tahun kebelakang, kinerja dari Microsoft hampir selalu melampaui ekspektasi para analis. Tercatat bahwa sejak tahun 2020, secara kuartalan Microsoft hanya miss ekspektasi analis satu kali pada Q4 FY2022. Bahkan pada performa terbaiknya, pada Q2 FY2021, performa Microsoft sempat melampaui ekspektasi sebesar 24%.
Sumber: SeekingAlpha
Tak hanya kinerja perusahaan, kinerja saham perusahaan juga menorehkan hasil yang gemilang. Dalam 5 tahun kebelakang, berinvestasi pada saham Microsoft akan memberikan imbal hasil 241% dibanding benchmarknya yakni S&P500 yang hanya memberikan return 76%.
Sumber: SeekingAlpha
Perusahaan ini menutup tahun 2023 dengan pendapatan sebesar US$211,92 miliar, hampir dua kali lipat dari pendapatan perusahaan pada tahun 2019 ($125,5 miliar). Ini menunjukkan pertumbuhan CAGR sebesar 14% dari 2019 hingga 2023. Jika kita tarik lebih panjang, kita dapat melihat bahwa pendapatan perusahaan berada dalam tren pertumbuhan yang sustainable meskipun terlanda berbagai krisis ekonomi dan berbagai perubahan dalam lanskap teknologi.
Sumber: Statista
Meskipun Microsoft terkenal dengan sistem operasi Windows dan software Ms. Officenya, rupanya kontributor pendapatan terbesar Microsoft saat ini ditopang oleh segmen Cloud Computing & Server Products. Cakupannya mencapai sepertiga dari total keseluruhan pendapatan Microsoft pada tahun 2022.
Sumber: SEC
Hal ini menjadi sesuatu yang signifikan dikarenakan pasar cloud computing di Amerika Serikat sedang berada dalam tren yang meningkat. Cloud telah menjadi landasan baru dalam hal server, jaringan, dan penyimpanan data. Diperkirakan hingga 2030, cloud computing akan memiliki tingkat pertumbuhan CAGR 13,1% per tahunnya. Pergeseran fokus tersebut merupakan indikasi bahwa Microsoft beradaptasi dengan tren teknologi, dan Microsoft Azure memiliki posisi tersendiri di cloud computing.
Sumber: Grand View Research
Microsoft Azure sendiri memiliki 24% pangsa pasar untuk infrastruktur cloud, melebihi nama - nama besar seperti Google Cloud dan Alibaba Cloud, hanya tertinggal dari Amazon Web Services. Ini adalah representasi yang baik dari dominasi Microsoft di pasar dimana perusahaan ini tidak hanya membanggakan peningkatan pendapatan selama dua dekade terakhir, tetapi juga terus berjalan ke arah yang revolusioner dan menguntungkan di bidang teknologi.
Sumber: Statista
Sebagai raksasa teknologi dunia, Microsoft memiliki torehan performa keuangan yang cukup cemerlang beberapa tahun terakhir. Berikut ulasannya
Melihat kinerja Microsoft pada Q2 FY2024 mereka terakhir, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar US$62 miliar, tumbuh 18% dari periode sebelumnya. Pertumbuhan terbesar terjadi pada segmen bisnis Cloud Computing yang berhasil tumbuh 20% QoQ.
Sumber: Microsoft
Pada tahun 2023 sendiri, Microsoft mencatatkan total pendapatan sebesar US$227,5 miliar untuk tanggal yang berakhir 31 Desember 2023, dimana untuk FY2023 yang berakhir pada 30 Juni 2023 pendapatan mereka dalam setahun menyentuh US$212 miliar.
Laba Microsoft untuk FY2023 yang berakhir pada 30 Juni 2023 tercatat US$72,3 miliar melampaui ekspektasi analis di US$71,7 miliar. Angka ini tumbuh dari periode sebelumnya yang tercatat di angka US$69,4 miliar. EPS mereka sendiri juga tumbuh dari US$9,17 pada akhir FY2022 ke US$9,82 pada akhir FY2023 atau tumbuh 7,12% YoY.
Dalam 5 tahun kebelakang, laba Microsoft telah tumbuh dengan CAGR 19,73% menunjukkan performanya yang sangat positif.
Analis memprediksi pendapatan Microsoft akan menyentuh angka US$280 miliar pada tahun 2025, atau tumbuh 32% dari periode akhir FY2023.
Sumber: Bloomberg, 2024, diolah
Sementara itu, keuntungan diprediksi akan mencapai US$100 miliar atau meningkat 38% dari keuntungannya saat ini pada periode yang sama.
Sumber: Bloomberg, 2024, diolah
Berdasarkan konsensus Bloomberg, rata-rata valuasi saham Microsoft dalam lima tahun terakhir jika ditinjau dari rasio laba per harga saham (Price-to-Earning Ratio atau rasio P/E) adalah 28,8x P/E dengan harga wajar saham US$373,61.
Valuasi Microsoft saat ini berada di 33x P/E dengan harga saham US$427,93 per lembar pada 12 April 2024, yang mengindikasikan bahwa harga saham Microsoft sedang lebih mahal jika dibanding rata-rata lima tahunnya.
Namun, melihat potensi dari Microsoft sendiri, Pluang memprediksi bahwa valuasi wajar Microsoft sejatinya berada di harga US$471,85, yang artinya masih ada potensi upside sebesar 10,3% bagi saham Microsoft dari titik saat ini. Selain itu, analis juga menyematkan rating BUY bagi saham Microsoft.
Menjadi raksasa teknologi di dunia tidak menghindarkan Microsoft dari potensi - potensi resiko. Dan meski menorehkan kinerja cemerlang, tentu ada beberapa hal yang mesti sobat cuan perhatikan sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada perusahaan ini
Bagikan artikel ini