Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Menelaah Masa Depan Walmart, Penguasa Industri Ritel
shareIcon

Menelaah Masa Depan Walmart, Penguasa Industri Ritel

14 May 2024, 1:05 PM·Waktu baca: 7 menit
shareIcon
Kategori
Menelaah Masa Depan Walmart, Penguasa Industri Ritel

Walmart (WMT) berencana untuk merilis laporan kinerja Q1 FY2025 mereka pada 16 Mei 2024. Meski menghadapi banyak tantangan dan kompetisi, mereka rupanya masih kuat untuk terus bersaing di industri yang dinamis ini. Yuk kita simak ulasan mendalam tentang raja industri ritel yang telah bertahan lebih dari setengah abad ini!

Profil Singkat Walmart

Walmart adalah salah satu perusahaan ritel terbesar di dunia dengan jaringan toko yang luas, melayani jutaan pelanggan di seluruh dunia setiap hari. Berdiri pada tahun 1962 di Bentonville, Arkansas, perusahaan ini didirikan oleh Sam Walton dengan visi untuk memberikan aksesibilitas produk dan harga yang kompetitif kepada masyarakat. Keberhasilan Walmart didorong oleh strategi penetapan harga yang agresif dan keberagaman produknya yang luas, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga barang elektronik dan pakaian.

Selain toko fisiknya, Walmart juga memperluas kehadirannya dalam ranah digital melalui platform e-commerce-nya, Walmart.com. Dengan meningkatnya perdagangan online, Walmart telah berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur untuk meningkatkan pengalaman belanja online pelanggannya serta efisiensi rantai pasokannya. Perusahaan berusaha untuk terus berinovasi agar tetap relevan dalam lingkungan perdagangan sangat dinamis.

Walmart juga aktif dalam inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan dan keberlanjutan lingkungan. Dengan program-program CSR yang luas, Walmart berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan di mana mereka beroperasi. Namun, perusahaan juga tengah dihadapkan pada kritik terkait kebijakan ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap bisnis kecil dan lokal. Meskipun demikian, Walmart terus berupaya menjadi pemimpin dalam industri ritel global, dengan visi untuk terus meningkatkan aksesibilitas produk dan memperbaiki kualitas hidup pelanggan mereka.

 

Tesis Investasi

1. Inisiatif pertumbuhan dengan margin tinggi menjadi kunci

Walmart memiliki program untuk meningkatkan pertumbuhan dan profitabilitasnya dalam jangka panjang. Terdapat 4 inisiatif yang berpeluang untuk meningkatkan kinerjanya di masa depan.

  • Business Mix

Ekspansi bisnis dengan margin yang tinggi seperti periklanan global dan Walmart U.S. Marketplace, membuat Walmart merasakan efek terhadap profitabilitasnya. Pendapatan iklan global meningkat 28% menjadi sekitar $3,4 miliar, sementara pendapatan Walmart U.S. Marketplace melonjak 45%.

Pendapatan iklan global telah meningkat dari $2,2 miliar pada tahun fiskal 2022, menjadi $3,4 miliar pada tahun fiskal 2024. Ini menunjukkan CAGR dua tahun sebesar 27,2%.

  • Supply Chain Transformation and Automation

Walmart sedang gencar melakukan otamatisasi. mereka telah berinvestasi dalam memanfaatkan layanan Symbotic (SYM), serta melakukan investasi ekuitas yang signifikan di perusahaan tersebut. Symbotic adalah perusahaan sistem robotika dan otomasi bertenaga AI yang berspesialisasi dalam mengubah gudang tradisional menjadi fasilitas yang sepenuhnya otomatis.  

Walmart mendorong untuk mengotomatisasi 55% dari fulfillment centre-nya dan 65% dari supercentre-nya pada tahun fiskal 2026. Hal ini diharapkan dapat memangkas biaya operasional sebanyak 20%.

  • Product Mix

Walmart memiliki strategi untuk berfokus pada perluasan ragam produk e-commerce-nya, terutama pada barang dagangan umum.  Penekanan Walmart pada barang dagangan umum, terutama selama periode permintaan konsumen yang bervariasi pasca 2020 dan 2021, diyakini sangat penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dan menumbuhkan loyalitas pelanggan oleh tim manajemen Walmart.

Walmart telah memperluas jumlah SKU yang ditawarkan melalui pasar e-commerce-nya dari 170 juta pada tahun fiskal 2022 menjadi 400 juta pada tahun fiskal 2023. Perusahaan juga secara strategis saat ini menggunakan kecerdasan buatan untuk menargetkan barang secara lebih efektif kepada pelanggannya, dengan tujuan menjadikan Walmart sebagai tempat belanja serba ada.

  • Geographic Mix

Perusahaan juga memperluas fokus pada pasar-pasar spesifik seperti India, Meksiko, dan Cina. Wilayah-wilayah ini mendorong pertumbuhan yang cukup besar dalam penjualan dan pendapatan operasional. Walmart International melaporkan peningkatan penjualan sebesar 10,6% dan pertumbuhan adjusted operational income tahun fiskal 2024 sebesar lebih dari 15%.

Flipkart, perusahaan e-commerce retail di India yang diakuisisi Walmart, mewakili peluang pertumbuhan besar bagi Walmart. Pasar e-commerce India diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR 21,5% antara tahun 2024 dan 2029. Sementara itu, kelas menengah India diperkirakan akan tumbuh dari 31% pangsa populasi pada tahun 2023 menjadi 38% pangsa pada tahun 2031 dan 60% pada tahun 2047.

Masing-masing inisiatif ini menjadi strategi kunci Walmart untuk meningkatkan margin dan mendorong pertumbuhan penjualan dengan berfokus pada area-area yang memiliki potensi pertumbuhan dan efisiensi yang tinggi.  Pendekatan multifaset ini tidak hanya membantu dalam mencapai tujuan keuangan jangka pendek, tetapi juga menjadi landasan untuk pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.

2. Resiliensi di tengah ketatnya persaingan serta ekosistem suku bunga dan inflasi yang tinggi 

Walmart melaporkan angka kinerja operasional yang sangat kuat pada Q4 FY24, di mana total pendapatan tumbuh 5,7% menjadi $173,4 miliar, didorong oleh pertumbuhan penjualan Walmart U.S. sebesar 4% dan pertumbuhan penjualan Sam's Club sebesar 3,1%. Hal ini tentu menjadi katalis positif bahwa meski di tengah kondisi inflasi serta suku bunga yang tinggi, Walmart tetap menorehkan hasil yang cemerlang.

Model bisnis Walmart dibangun untuk bertahan lama, melayani kebutuhan masyarakat di seluruh dunia melalui platform e-commerce, toko ritel, dan Sam's Club. Dengan jejak global yang luas, bisnis Walmart kemungkinan besar akan tetap bertahan dalam jangka panjang, sehingga meminimalkan risiko kerugian modal permanen bagi investor.

Prospek internasional Walmart dan segmen e-commerce yang terus berkembang memberikan opsi untuk pertumbuhan jangka panjang. Upaya periklanan, monetisasi data, dan otomatisasi adalah area peluang untuk pertumbuhan dan peningkatan margin.

Tak pelak, model bisnis Walmart seringkali juga dibandingkan dengan Amazon, disruptor dari industri ritel. Namun, beberapa tahun terakhir ini sedikit banyak telah meredakan kekhawatiran tersebut. Pada investor day terakhir perusahaan, para eksekutif dari Walmart menunjukkan bahwa 90% orang Amerika tinggal dalam jarak 10 mil dari toko Walmart, jarak yang terhitung dekat dan menjadi pencapaian skala yang tak tertandingi dalam industri ritel. Platform pengiriman utama Walmart, Walmart+, mampu memanfaatkan skala ini dengan sangat baik karena, seperti yang dijelaskan sebelumnya, hampir semua konsumen Walmart di AS tinggal dalam jarak tempuh yang dekat untuk melakukan pengantaran, sehingga memungkinkan pengiriman untuk menjadi lebih efisien. 

Saluran e-commerce juga tumbuh dengan cepat di segmen perusahaan lainnya. Angka pertumbuhan e-commerce kuartal keempat dari tahun ke tahun untuk Walmart's International dan Sam's Club masing-masing sebesar 44% dan 17%.

3. Kinerja sepanjang masa melampaui benchmark S&P 500

Walmart telah berdiri sangat lama dan juga telah melantai di bursa sejak 1972. Dalam kurun waktu yang panjang tersebut, kinerja harga saham Walmart dapat dibilang lebih tinggi dibanding dengan benchmarknya yakni S&P 500.

Sumber: Seeking Alpha 

Melihat perbandingan investasi sejak 1994, Walmart berhasil memberikan return 1,395% dibandingkan S&P 500 yang sebesar 1,054% atau 30% lebih tinggi dari benchmarknya. Tentu ini menjadi indikasi kuat bahwa Walmart memiliki kinerja investasi yang sangat positif bagi investor, yang membuatnya sangat menarik bagi para investor jangka panjang.

 

Mengulas Aspek Finansial Walmart

Menjadi perusahaan yang sudah established bukan berarti Walmart tidak memiliki pertumbuhan dari sisi keuangan. Berikut sepak terjang kinerja Walmart dari sisi pendapatan dan labanya!

Pendapatan

Secara tahunan, Walmart berhasil mencetak pendapatan sebesar US$648 miliar sepanjang 2023, meningkat 6,02% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan secara kuartalan, Walmart mencetak pendapatan sebesar US$173,4 miliar, atau meningkat 5,7% secara YoY.

Walmart Quarterly Revenue

Sumber: Walmart Q4 FY24 Earnings Report

Pendapatan Walmart sepanjang 2023 ditopang oleh penjualan pada gerai-gerainya yang tersebar di Amerika Serikat, dimana mewakili 68% dari total pendapatannya. Diikuti dengan segmen Walmart International yang mewakili 18% total penjualan.

Sumber: Bloomberg 2024, diolah 

Laba

Dari sisi laba, keuntungan bersih Walmart sepanjang tahun 2023 berada di angka US$15,51 miliar atau meningkat 33% dari periode tahun sebelumnya.

Secara kuartalan, pada periode Q4 FY24, laba operasional Walmart tercatat berada di angka US$7,3 miliar atau meningkat 30,4% secara YoY.

Walmart Quarterly Operating Income 

Sumber: Walmart Q4 FY24 Earnings Report

Meskipun EPS Walmart tercatat turun 12,5% di periode kuartal terakhir secara YoY, Adjusted EPS mereka menunjukkan peningkatan sebesar 5,3% YoY

Walmart Quarterly EPS

Sumber: Walmart Q4 FY24 Earnings Report

 

Proyeksi Keuangan dan Valuasi Walmart

Proyeksi Keuangan

Pendapatan Walmart diperkirakan akan mencapai US$700 miliar pada tahun 2025 atau meningkat 8,08% dari pendapatannya di saat ini.

Sumber: Bloomberg, 2024, diolah

Sementara itu, keuntungan diprediksi akan mencapai US$20,74 miliar atau meningkat 33,72% dari keuntungannya saat ini pada periode yang sama.

Sumber: Bloomberg, 2024, diolah

Valuasi

Harga saham Walmart saat ini berada di angka US$60,48 per 13 Mei 2024. Jika dilihat dari sisi rasio laba per harga saham atau P/E Ratio, Walmart memiliki valuasi 24,8x P/E atau lebih tinggi 10% dibanding rata-rata industrinya yang berada pada 22,6x P/E.

Apabila dibandingkan dengan rata-rata valuasinya selama 5 tahun, saat ini valuasi Walmart juga termasuk lebih tinggi. Tercatat rata-rata valuasi Walmart dalam periode tersebut adalah 23x P/E dengan harga wajar saham US$55,91 sehingga valuasinya saat ini lebih tinggi 8%.

Sumber: Bloomberg

Saat ini, P/E band Walmart sendiri juga sudah menyentuh diatas +1 Standar Deviasi dimana bisa dibilang bahwa harga Walmart saat ini cukup mahal. Melihat potensi Walmart, sesungguhnya masih ada kemungkinan untuk Walmart memiliki potensi upside sebesar 6.6% dari valuasinya di saat ini karena Walmart sejatinya memiliki harga wajar US$64,47. Namun akan lebih bijak apabila mulai berinvestasi pada Walmart saat valuasinya mendekati rata-rata 5 tahunnya yakni pada kisaran harga US$55,91.

 

Risiko

Walmart, seperti perusahaan besar lainnya, memiliki sejumlah risiko bisnis yang perlu dihadapi dalam operasinya.

  1. Risiko persaingan yang sengit dalam industri ritel. Persaingan yang kuat dari peritel lain, baik secara fisik maupun online, dapat mempengaruhi pangsa pasar dan margin keuntungan Walmart.
  2. Risiko fluktuasi pasar dan ekonomi global. Perubahan dalam siklus ekonomi, perubahan tarif, dan kebijakan perdagangan internasional dapat memengaruhi biaya produksi, persediaan, dan harga produk, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
  3. Risiko aspek lingkungan juga menjadi perhatian bagi Walmart. Teknologi hijau, keberlanjutan, dan tuntutan konsumen akan praktik bisnis yang ramah lingkungan semakin penting. Walmart dihadapkan pada tekanan untuk mengurangi jejak karbonnya dan meningkatkan praktik bisnis yang berkelanjutan.
  4. Risiko reputasi juga merupakan faktor penting bagi Walmart. Kontroversi terkait masalah lingkungan, ketenagakerjaan, atau etika bisnis dapat merusak citra merek dan kepercayaan pelanggan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi penjualan dan kinerja finansial.

Dalam menghadapi risiko-risiko ini, Walmart terus berupaya untuk meningkatkan strategi operasionalnya, mengadaptasi model bisnisnya, dan berinvestasi dalam inovasi untuk tetap relevan dan kompetitif dalam industri yang terus berubah.

Beli Saham WMT di Sini!

Ditulis oleh
channel logo

Pius Bagas H

Right baner

Pius Bagas H

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
initiation
Mengulik Prospek Saham Google Sebagai Mesin Pencari Terbesar di Dunia
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1