Uber berencana untuk merilis laporan kinerja Q1 2024 mereka pada 8 Mei 2024. Yuk kita simak ulasan mendalam tentang pemimpin dari industri ride-hailing dan on-demand ini!
Uber adalah perusahaan teknologi yang menyediakan layanan transportasi yang didirikan pada tahun 2009 oleh Garrett Camp dan Travis Kalanick. Pada awalnya, Uber hanya menawarkan layanan pemesanan taksi (kendaraan dengan supir) melalui aplikasi seluler. Namun, saat ini Uber menawarkan berbagai layanan lain, di antaranya:
Uber telah merevolusi industri transportasi dengan mengadopsi model bisnis berbasis permintaan dan teknologi. Aplikasi Uber memungkinkan pengguna memesan perjalanan, melacak lokasi pengemudi, dan membayar perjalanan secara online.
Namun, Uber juga menghadapi kritik dan kontroversi, termasuk terkait kondisi kerja para pengemudi, regulasi di berbagai kota dan negara, serta masalah keamanan. Meskipun menghadapi tantangan tersebut, Uber tetap menjadi pemain utama di pasar transportasi dunia.
Uber telah dikenal sebagai penyedia layanan transportasi on-demand dan ride-hailing yang terbesar di dunia. Meski begitu, Uber terus berinovasi dan mengembangkan layanannya untuk tetap mempertahankan posisinya.
Uber baru saja meluncurkan Uber One, program keanggotaan milik Uber di 7 negara baru yakni Belgium, Brazil, Republik Dominika, Ekuador, Polandia, Puerto Rico, dan Swiss. Secara total, Uber telah meluncurkan program ini di 25 negara.
Dari sisi bisnis periklanan, Uber juga meluncurkan item bersponsor dalam fitur Uber Eatsnya di Brazil. Chile, Costa Rica, juga Mexico. Ini membuat lebih dari 550 ribu merchant menggunakan layanan iklan Uber pada Q4, meningkat 75% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, serta pendapatan iklan mereka sudah melebihi US$900 juta.
Sumber: Uber Q4 2023 Earnings Presentation
Selain itu, berbagai macam pengembangan juga terus dilakukan Uber baik dari peluncuran fitur dan produk baru serta ekspansi produk - produk tersebut ke berbagai area-area baru. Diantara fitur-fitur baru tersebut ialah UberX Share, Taxi, Uber Connect, Uber Rent, Uber Valet, dan juga Carshare.
Sebagai pemain awal dalam industri ini, Uber berhasil menjadi pemimpin dengan pangsa pasar terbesar secara global. Tercatat menurut data pada tahun 2022, Uber memimpin dengan 25% cakupan pasar dunia, jauh melampaui kompetitor terbesarnya, Lyft, yang hanya memiliki 8% pangsa pasar.
Market Share Operator Ride-Hailing Global 2022
Sumber: Statista
Namun sesungguhnya, sangat adil pula untuk menyebut bahwa pangsa pasar Uber sebenarnya lebih besar dari 25%, karena Uber juga memiliki kepemilikan pada beberapa operator ride-hailing lainnya. Uber memiliki kepemilikan 12% pada Didi, perusahaan ride-hailing yang berbasis di China, serta kepemilikan 14% pada Grab yang berasal dari Singapura dengan nilai kepemilikan gabungan sebesar US$4 miliar.
Sumber: Uber Q4 2023 Earnings Presentation
Harga saham Uber selama satu tahun terakhir telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini menjadi indikasi kepercayaan diri dari investor terhadap potensi bisnis Uber di masa depan. Dalam satu tahun kebelakang, harga saham Uber telah meningkat sebesar 84,16% dibandingkan dengan benchmark-nya yakni S&P 500 yang hanya memberi return 25%. Sebuah perbedaan return yang lebih tinggi >3x lipat.
Sumber: Seeking Alpha
Hal ini tentu bisa dibilang masuk akal karena pada 2023 Uber berhasil mencetak keuntungan setelah terus mengalami kerugian di tahun-tahun sebelumnya. Ini tentu menjadi katalis positif terhadap kepercayaan investor dalam menilai potensi bisnis Uber di masa depan. Ditambah lagi, Uber secara konsisten juga terus berinovasi dan mengembangkan produk-produknya, membuka peluang untuk monetisasi lebih dari basis konsumen yang dimilikinya.
Memang, jika ditarik lebih panjang kebelakang selama 5 tahun, return investasi yang diberikan Uber dapat dibilang tidak kompetitif dibanding benchmark-nya, S&P 500. Dalam periode tersebut, Uber dapat memberikan return 72,02%, lebih rendah dibanding benchmark pada angka 76,67%.
Sumber: Seeking Alpha
Kinerja negatif bisa menjadi salah satu faktor mengapa Uber tidak memberikan return yang tinggi dalam jangka yang lebih panjang. Bahkan pada tahun 2020 dan 2022, terdapat tren return negatif yang cukup dalam hingga -50%.
Namun jika diperhatikan, tren tersebut telah berubah semenjak tahun 2023, setelah pengumuman kinerja Uber yang positif. Tren return Uber terus merangkak naik seiring dengan pencapaian bisnisnya. Jika Uber dapat konsisten dalam kinerja bisnisnya, akan sangat mungkin untuk Uber dapat memberikan return yang lebih baik di masa depan.
Uber berhasil menorehkan kinerja positif secara tahunan pada 2023. Hal yang sama juga tercermin pada kinerja Uber secara kuartalan. Berikut ulasan selengkapnya!
Secara kuartalan, Uber memiliki pertumbuhan pendapatan yang terus stabil di 2-digit persentase. Di Q4 2023 sendiri, secara YoY, pendapatan Uber tumbuh sebesar 15% dibanding pendapatannya tahun 2022 pada periode yang sama.
Sumber: Uber Q4 2023 Earnings Presentation
Dari 3 segmen bisnis yang dimiliki oleh Uber, pendapatan terbesarnya berasal dari segmen Mobility yang mewakili 56% dari keseluruhan pendapatan. Diikuti oleh segmen Delivery pada 31%, dan terakhir segmen Freight di angka 13%.
Sumber: Uber Q4 2023 Earnings Presentation, diolah
Dari sisi laba, 2023 menjadi titik balik dari Uber. Setelah terus mengalami kerugian dari sejak tahun 2019, Uber berhasil mencetak net income positif pada 2023 sebesar US$1,88 miliar. Hal ini menjadi indikasi peningkatan kinerja dan katalis yang sangat positif bagi Uber karena menjadi pembuktian bahwa model bisnis yang dimilikinya terbukti membuahkan hasil.
Net Income Uber 2019-2023
Sumber: Bloomberg
Pendapatan Uber diperkirakan akan mencapai US$51 miliar pada tahun 2025 atau meningkat 35,62% dari pendapatannya di saat ini.
Sumber: Bloomberg, 2024, diolah
Sementara itu, keuntungan diprediksi akan mencapai US$4,63 miliar atau meningkat 146,28% dari keuntungannya saat ini pada periode yang sama.
Sumber: Bloomberg, 2024, diolah
Harga saham Uber saat ini berada di angka US$71,51 per 7 Mei 2024. Jika dilihat dari sisi rasio EV/EBITDA, valuasi Uber hanya sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata selama 2 tahunnya. Valuasi Uber saat ini berada pada 22,4x EV/EBITDA, lebih tinggi 4% dari rata-ratanya yang berada pada 21,5x EV/EBITDA dimana harga wajar sahamnya berada pada US$67,88 per lembar
Sedangkan dari sisi rasio laba per harga saham atau P/E Ratio, dibandingkan dengan rata-rata industrinya, valuasi Uber saat ini dapat dikatakan cukup lebih mahal. Valuasi Uber kini berada di angka 39,5x P/E dibanding rata-rata industri yakni 27,1 P/E, atau lebih tinggi 46%.
Namun, melihat potensi dari Uber sendiri, Pluang memprediksi bahwa harga wajar saham Uber sejatinya berada di US$89,79, yang artinya masih ada potensi upside sebesar 25,6% bagi saham Uber dari titik saat ini. Hal tersebut yang memberi analis keyakinan untuk menyematkan rating BUY pada saham ini.
Berikut adalah risiko-risiko yang musti sobat cuan pertimbangkan apabila memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis Uber:
Bagikan artikel ini