Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Pluang Web TradingNewarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Membedah Performa NVIDA, Si Raja Chip AI
shareIcon

Membedah Performa NVIDA, Si Raja Chip AI

13 May 2024, 8:45 AM·Waktu baca: 6 menit
shareIcon
Kategori
Membedah Performa NVDIA Si Raja Chip AI

NVDA akan melaporkan kinerja keuangannya sepanjang 1Q24 pada hari Kamis (5/23) dini hari. Sebagai perusahaan produsen dan perancang chip semikonduktor yang memiliki reputasi kuat di China, NVDA mampu bersaing mengalahkan kompetitornya dan memperbesar pangsa pasar nya. Simak selengkapnya di sini!

Profil Singkat NVIDIA Corp

NVIDIA Corp adalah perusahaan teknologi yang berfokus pada pengembangan dan produksi chip semikonduktor serta Unit Pemrosesan Grafis (GPU) demi kegiatan gaming, pertambangan aset kripto, dan penggunaan profesional. Selain itu, NVIDIA juga menyediakan prosesor inti bagi ponsel pintar dan perangkat otomotif.

Sejak didirikan 1993 silam, NVIDIA kini menjelma menjadi salah satu perusahaan teknologi paling bonafide sejagat. Per tanggal 10 Mei 2024, nilai kapitalisasi pasarnya sukses menembus US$2,25 triliun.Selain itu, Nvidia juga kini dikenal sebagai anggota The Magnificent 7, yakni tujuh perusahaan teknologi paling top di AS.

Saat ini, perusahaan memfokuskan aktivitasnya pada lima segmen bisnis utama.Kelima segmen bisnis itu terdiri dari: 

  1. Data Center. NVIDIA memiliki lima GPU data center yang digunakan untuk komputer pribadi dan video game yang terdiri dari NVIDIA A100 Tensor Core GPU SXM4, NVIDIA A100 Tensor Core GPU PCIe, NVIDIA V100, Tensor Core GPU, RTX 40 Series GPUs dan lainnya. Pada 2023, segmen ini menyumbang pendapatan US$47,5 miliar atau 78% dari total pendapatan perusahaan.
  2. Gaming. Segmen Gaming menorehkan pendapatan US$10,4 miliar pada 2023 atau atau dengan proporsi sebesar 17,1% dari keseluruhan pendapatan NVDA. Pada segmen ini, NVIDIA terus melakukan pengembangan video game, merilis video game terbaru, dan melakukan riset dan pengembangan laptop gaming dengan kecepatan pemrosesan data yang kilat.
  3. Professional Visualization. Segmen ini menyumbang pendapatan US$ 1,5 miliar pada 2023, tumbuh 2,5% jika dihitung secara CAGR sejak 2018. Segmen ini memungkinkan penggunanya untuk melihat model tiga dimensi (3D) secara realistis berkat bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI), data science, dan pemindai 3D otomatis. Adapun salah satu satu pelanggan NVIDIA yang sudah memanfaatkan teknologi ini adalah Adidas.
  4. Automotive. NVIDIA telah bekerjasama dengan produsen otomotif seperti BMW, Mercedes Benz, dan Range Rover untuk mengembangkan mobil otonom berbasis teknologi AI. Dengan kata lain, piranti lunak yang terpasang di unit-unit mobil tersebut bisa membuatnya melaju meski tanpa awak. Pada 2023, segmen ini memiliki pendapatan US$1,1 miliar atau 1,8% terhadap total pendapatan perusahaan.
  5. OEM & Others. Segmen ini berisikan produk yang berfokus pada teknologi jasa keuangan, perjanjian lisensi, dan unit bisnis lainnya yang tidak tercakup pada segmen lainnya. Lini bisnis tersebut hanya berkontribusi US$306 juta atau 0,5% terhadap total pendapatan NVIDIA di 2023. 

Meski menancapkan kuku kuat di sektor teknologi, NVIDIA sejatinya masih memiliki pesaing yang siap menjegalnya di kompetisi industri chip, seperti Intel Corp, Advanced Micro Device Inc (AMD) dan Qualcomm.

Tesis Investasi NVIDIA Corp

1. Prospek Menjanjikan Industri SemiKonduktor 

Pada tahun 2023, pendapatan perusahaan-perusahaan global yang berada di dalam industri semikonduktor mencapai US$553 miliar, dan pendapatan ini terus diproyeksikan bertumbuh positif  menjadi US$736,4 miliar di tahun 2027. Sehingga dapat dikatakan bahwa industri semikonduktor menunjukan pertumbuhan sebesar 7,4% CAGR dari tahun 2023 sampai 2027.  

Pertumbuhan ditopang oleh beberapa aspek seperti pertumbuhan yang cepat dari industri elektronik, peralatan industri, otomotif, jaringan dan komunikasi, dan pemrosesan data. Selain itu, meningkatnya popularitas teknologi terbaru seperti kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) yang memungkinkan chip memori untuk memproses volume data yang sangat besar dalam waktu yang lebih singkat diharapkan dapat memberikan peluang pertumbuhan kepada para pelaku pasar di masa mendatang.

Market Size Industri Semikonduktor, Source: Statista 

2. NVIDIA Kerjasama dengan Banyak Produsen EV

Nvidia, perusahaan pembuat chip dan perangkat lunak yang berbasis di Santa Clara, California, Amerika Serikat telah mengumumkan kerjasama dengan BYD dan beberapa produsen otomotif asal China lainnya. Hal ini ditujukan untuk merampingkan kapasitas pabrik dan rantai pasokan milik BYD. Untuk mendukung rencana ini, NVDA memperkenalkan chip baru untuk chatbot di dalam kendaraan yang bernama 'Drive Thor'.

Selain BYD, NVDA juga akan bekerjasama dengan Hyper (merek mobil milik GAC AION), dimana Drive Thor akan diintegrasikan ke dalam EV yang akan mulai diproduksi pada tahun 2025. Saat ini, Hyper menggunakan NVIDIA DRIVE Orin untuk memberi daya pada model andalannya Hyper GT. 

Selanjutnya, XPENG juga telah mengumumkan akan menggunakan platform NVIDIA DRIVE Thor sebagai otak AI dari armada EV milik nya. Komputer mobil generasi berikutnya akan memberi daya pada sistem mengemudi XNGP AI-assisted yang memungkinkan kemampuan mengemudi dan parkir otonom, pemantauan pengemudi dan penumpang dan fungsi lainnya.

Kerjasama yang dilakukan ini dapat membuat segmen Automotive milik NVDA bertumbuh pesat kedepannya. 

3. Menjadi Pioneer Di Bidang AI Bersama dengan OpenAI

CEO NVIDIA Jensen Huang menyerahkan chip AI DGX H200 (pertama di dunia) kepada CEO OpenAI. Hal ini sekaligus menandai kolaborasi yang kuat antara keduanya dalam mengembangkan teknologi AI. DGX H200 sendiri adalah suksesor dari chip AI H100 yang diborong sejumlah negara termasuk China untuk mengembangkan AI.

Chip AI DGX H200 digadang-gadang sebagai GPU AI terkuat di dunia dan akan digunakan oleh OpenAI untuk mempercepat pengembangan model pemrograman bahasanya yakni GPT-5 yang akan menjadi model multimodal dengan input dan output teks maupun visual. OpenAI juga akan menggunakan chip ini untuk mengembangkan sistem AI internal perusahaannya yang memungkinkan AI mampu menjalankan tugas mirip dengan manusia.  

DGX H200 dirancang untuk mengoptimalkan AI generatif dalam skala masif yang juga dilengkapi oleh teknologi terbaru seperti Tensor core dan High Bandwidth Memory 3E (HBM3E) untuk meningkatkan kinerja komputasi dan tugas AI generatif. Selain itu, NVIDIA DGX H200 juga memiliki memori yang lebih besar dibanding H100. 

Bila dibanding H100, H200 diklaim menawarkan peningkatan bandwidth sebesar 1,4 kali dan peningkatan kapasitas memori sebesar 1,8 kali. Karena pembaruan itu, H200 mampu menghasilkan bandwidth 4,8 terabyte per detik dan kapasitas memori 141 GB.

Adanya kerjasama yang dilakukan oleh NVDA membuat perusahaan mampu untuk menjadi pionir di bidang AI generatif bersama dengan OpenAI yang juga dibelakangi oleh Microsoft. 

Mengulas Aspek Finansial NVIDIA Corp

1. Pendapatan NVIDIA Melesat di 2023

Bicara soal raihan pendapatan, NVIDIA boleh saja berbangga diri. Pasalnya, perusahaan selalu mencatat pertumbuhan pendapatan yang positif dalam beberapa tahun terakhir. 

Pada 2023, Nvidia berhasil menghimpun pendapatan US$60,9 miliar atau tumbuh 125,9% secara tahunan, di mana segmen data center menjadi kontributor utamanya, menyumbang 78% dari total pendapatan. 

Pada tahun 2024, diproyeksikan NVIDIA akan mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 85,8% YoY menjadi US$113,2 miliar yang juga didorong oleh segmen data center, seiring dengan perkembangan teknologi AI yang membutuhkan data center. 

2. NVIDIA Rogoh Kocek Dalam demi RnD demi Ciptakan Produk Baru

Sejak awal tahun ini, pamor NVIDIA tiba-tiba melejit berkat perkembangan pesat teknologi AI. Prestasi itu pun tak lepas dari besarnya dana yang dikucurkan perusahaan untuk riset dan pengembangan (RnD) inovasi-inovasi terbarunya.

Pada 2023, NVIDIA menganggarkan biaya RnD sebesar US$8,7 miliar. Dana tersebut digunakannya untuk mengembangkan bahasa pemrograman CUDA, algoritma, mengembangkan sistem AI, layanan cloud, dan sistem perangkat lunak lainnya. 

Secara keseluruhan, NVIDIA memang terbilang menganggarkan biaya RnD yang lebih tinggi dibandingkan dengan kompetitornya. Hal ini semestinya bisa mendorong NVIDIA dalam menciptakan produk-produk anyar yang nantinya diharapkan bisa menguasai pasar terlebih dulu dibanding pesaing-pesaing sengitnya.

3. Pertumbuhan Laba yang Tinggi 

Perseroan telah mengembangkan sistem data center-nya dengan baik, sehingga monetisasi yang tercipta dari segmen tersebut pun terbilang sangat mumpuni. Sehingga Nvidia mmapu dan berhasil menciptakan margin laba kotor yang mantap berkat skala ekonomis yang sangat tinggi. Sebagai buktinya, margin laba kotor perusahaan di 2023 tercatat sebesar 73,6% atau naik signifikan dari 52,7% di 2021.

Kedepannya, laba kotor perusahaan diproyeksikan akan berada di level US$85,7 miliar atau dengan gross margin sebesar 75,7% di tahun 2024. 

Valuasi NVIDIA Corp

Menurut konsensus, harga wajar saham NVIDIA ($NVDA) berada di US$1,009.63 dari harga penutupan 3 Mei 2024. Lebih lanjut, apabila ditilik dari rasio harga saham terhadap labanya (rasio P/E), valuasi NVDA saat ini berada di angka 33,8x PE atau lebih “mahal” dibandingkan rata-rata kompetitornya sebesar 31,5x PE. Kendati begitu, investor sepertinya “mewajarkan” harga premium tersebut mengingat NVIDIA tak kenal lelah untuk terus berinovasi dan tetap memiliki neraca keuangan stabil di tengah kondisi ekonomi yang tak tentu.

Risiko Berinvestasi di Saham NVDA 

Pelemahan Kondisi Perekonomian di China

Seperti yang disinggung sebelumnya, 38,9% dari total pendapatan NVIDIA berasal dari China di tahun 2023. Sehingga, lambatnya pemulihan ekonomi di China dapat berdampak pada permintaan komputer dan pada akhirnya bisa ikut memperlambat pertumbuhan produk perusahaan, terutama pada segmen data center. 

Kebijakan Pemerintah 

Tensi geopolitik antara AS dan China yang kian memanas bikin NVIDIA pusing tujuh keliling. Betapa tidak, regulasi pengetatan ekspor chip terbaru AS membuat perusahaan tidak bisa mengekspor dua chip canggih terlarisnya ke Negara Tirai Bambu tersebut.

Memang, perusahaan berencana untuk menelurkan chip baru dengan spesifikasi yang bisa memenuhi ketentuan ekspor AS. Namun, animo permintaannya di China tentu belum bisa diramal dengan pasti.

Kompetisi Dengan Perusahaan Teknologi Pengembang AI 

NVDA harus terus berinovasi mengembangkan teknologi AI di berbagai segmen bisnisnya agar tidak kalah bersaing dengan kompetitornya seperti AMD. 

Sebagai perusahaan teknologi, perusahaan harus berani untuk menggelontorkan biaya RnD yang semakin jumbo untuk membuat terobosan baru agar tidak tertinggal dengan kompetitornya yang berisiko membuat NVIDIA kehilangan pangsa pasarnya. 

Transaksi Saham NVDA di Sini!

Ditulis oleh
channel logo

Marcella Kusuma

Right baner

Marcella Kusuma

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
initiation
Mengulik Prospek Saham Google Sebagai Mesin Pencari Terbesar di Dunia
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1