Salesforce (CRM) berencana untuk merilis laporan kinerja Q1 FY2025 mereka pada 29 Mei 2024. Yuk kita simak ulasan mendalam tentang pemimpin manajemen hubungan pelanggan ini!
Salesforce (CRM) adalah perusahaan perangkat lunak berbasis cloud yang didirikan pada tahun 1999 oleh Marc Benioff, Parker Harris, Dave Moellenhoff, dan Frank Dominguez. Berbasis di San Francisco, California, Salesforce telah berkembang menjadi salah satu penyedia solusi manajemen hubungan pelanggan (CRM) terbesar di dunia. Perusahaan ini menawarkan berbagai produk yang membantu bisnis dalam mengelola hubungan dengan pelanggan mereka, termasuk Sales Cloud, Service Cloud, Marketing Cloud, dan Commerce Cloud. Dengan pendekatan inovatif terhadap teknologi cloud, Salesforce telah merevolusi cara perusahaan berinteraksi dengan pelanggan mereka, memungkinkan operasional yang lebih efisien dan personalisasi yang lebih baik.
Salesforce mengoperasikan model bisnis berbasis langganan (SaaS - Software as a Service), di mana pelanggan membayar biaya bulanan atau tahunan untuk menggunakan perangkat lunaknya. Selain CRM, Salesforce menawarkan platform pengembangan yang memungkinkan bisnis untuk membuat aplikasi kustom yang terintegrasi dengan sistem mereka. Ekosistem Salesforce juga mencakup AppExchange, marketplace untuk aplikasi pihak ketiga yang menyediakan berbagai solusi tambahan dan integrasi yang memperluas kemampuan platform inti Salesforce. Pendekatan ini telah membantu Salesforce mencapai pendapatan tahunan yang signifikan, menjadikannya salah satu perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia.
Sumber: Salesforce
Akuisisi strategis telah memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan ekspansi Salesforce. Akuisisi penting termasuk Tableau, alat visualisasi data yang memperkuat penawaran analitik Salesforce, dan Slack, platform komunikasi dan kolaborasi yang meningkatkan kemampuan kolaborasi tim dalam ekosistem Salesforce. Integrasi produk-produk ini telah membantu Salesforce memperluas portofolionya dan menawarkan solusi yang lebih komprehensif kepada pelanggannya. Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen Salesforce terhadap inovasi dan pemenuhan kebutuhan bisnis yang terus berkembang di era digital.
Selain fokus pada produk dan inovasi, Salesforce juga dikenal dengan komitmennya terhadap tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Model 1-1-1 perusahaan, yang menyumbangkan 1% dari ekuitas, waktu karyawan, dan produk untuk tujuan sosial, menunjukkan dedikasi Salesforce terhadap kontribusi positif bagi masyarakat. Kepemimpinan Marc Benioff, yang visioner dan proaktif, telah mendorong Salesforce untuk tidak hanya menjadi pemimpin dalam teknologi CRM tetapi juga menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial. Dengan visi yang jelas dan strategi yang kuat, Salesforce terus memimpin transformasi digital bagi bisnis di seluruh dunia.
Salesforce adalah pemimpin global dalam menyediakan perangkat lunak Manajemen Hubungan Pelanggan, yang membantu perusahaan-perusahaan untuk merampingkan berbagai aspek operasional dan manajemen seperti pemasaran, manajemen dokumen, analisis, dan lainnya. Dominasi Salesforce di industri ini ditegaskan setelah sebelas tahun berturut-turut sebagai penyedia CRM nomor satu di menurut IDC.
Sumber: Khaveen Investment
Secara tahunan, sejak 2018, Salesforce berhasil untuk terus meningkatkan pangsa pasarnya. Dilansir dari riset yang dilakukan oleh Khaveen Investment, pangsa pasar Salesforce berada pada angka 23% pada tahun 2022. Meningkat cukup signifikan dari hanya 16,8% di tahun 2018.
Salesforce memperkenalkan fitur-fitur AI pada platformnya pertama kali pada tahun 2016, tujuh tahun lebih dulu dari adopsi fitur-fitur AI yang sedang marak di saat ini.
Peluncuran Salesforce Einstein, sebuah fitur bertenaga AI untuk pelanggan memberikan pandangan yang visioner dan dedikasi manajemen terhadap inovasi.
CRM terus meningkatkan penawaran solusi bertenaga AI di tengah gelombang inovasi saat ini karena bermitra dengan semua raksasa cloud dan AI terkemuka termasuk AWS (AMZN), Azure (MSFT), dan Google Cloud (GOOG).
Sumber: Salesforce
3. Keuangan yang solid ditandai dimulainya pembagian dividen kepada investornya
Salesforce telah mulai membagikan dividen tunai baru-baru ini. Inisiasi dividen ini menunjukkan fleksibilitas alokasi modalnya dan potensi pertumbuhan yang stabil dan kuat di masa depan.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah operasi perusahaan, dewan direksi baru saja memprakarsai dividen kuartalan sebesar $0,40 per saham. Hal ini mencerminkan profitabilitas Salesforce yang kuat dan juga kepercayaan diri manajemen terhadap profitabilitasnya untuk stabil dan tumbuh berkelanjutan di masa mendatang.
Memang, jika diperhatikan, tren pendapatan Salesforce terus meningkat sejak hampir 10 tahun kebelakang. Pendapatan perusahaan meningkat sekitar tujuh kali lipat sejak tahun 2015, dari $5 miliar menjadi hampir $35 miliar, dengan CAGR 23,8%. Keberhasilan CRM diperoleh karena model bisnis berbasis software-as-a-service ('SaaS') dan dedikasi perusahaan untuk memberikan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Gross margin dari Salesforce juga tergolong tinggi, dengan konsisten berada di angka >70%.
Sumber: Seeking Alpha
Pergerakan harga saham Salesforce baru saja memantul dari titik supportnya dan ditutup menghijau pada sesi perdagangan Jumat, 24 Mei 2024. Dari pergerakannya, meski terdapat kebimbangan pada pasar, saham Salesforce tidak mampu menembus titik support di kisaran harga US$267 dan justru ditutup pada harga US$272. Laporan hasil kinerja yang akan diterbitkan dapat menjadi katalis apakah pergerakannya akan melanjutkan kenaikan atau justru malah mencatat penurunan di bawah level S1nya.
Saat ini, harga saham Salesforce telah bergerak di bawah garis MA 20nya setelah mengalami penurunan sekitar 5% pada sesi perdagangan sebelumnya. Hal ini perlu diperhatikan oleh investor mengingat tekanan jualnya meningkat sebelum rilis laporan keuangan. Ditambah, belum ada konfirmasi pembalikan arah dari pergerakan saham Salesforce.
Namun tidak menutup kemungkinan apabila kinerja keuangan Salesforce bagus, akan membawa harga saham Salesforce untuk merangkak naik dari posisinya di saat ini.
Sumber: TradingView
Secara tahunan, pada 2023 atau sepanjang FY2024, Salesforce memperoleh pendapatan sebesar US$34,9 miliar. Angka ini tumbuh sebesar 11% dibandingkan perolehannya di tahun sebelumnya.
Sumber: Salesforce
Pertumbuhan terbesar dari Salesforce berasal dari pasar mereka yang berada di Asia Pasifik dimana pada FY2024 basis konsumen mereka berhasil tumbuh 22% dibanding tahun sebelumnya pada area tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mereka masih terbuka luas untuk geografis - geografis selain dari tempat mereka berasal.
Sumber: Salesforce
Karena memiliki model bisnis SaaS (software as a service) Salesforce memperoleh mayoritas pendapatannya dari skema berlangganan. Pendapatan Salesforce 93%nya ditopang dari skema tersebut.
Sumber: Bloomberg 2024, diolah
Sedangkan dari sisi keuntungan, sepanjang FY2024, Salesforce berhasil meraih laba bersih sebesar US$4,1 miliar, tumbuh sangat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencetak US$208 juta. Hal ini mencatatkan pertumbuhan laba fantastis sebesar >1,900%.
Sumber: Bloomberg 2024
Pendapatan dari Salesforce diperkirakan akan tumbuh hingga US$42 miliar per tahunnya pada tahun 2025 atau tumbuh sekitar 20,37% dari pendapatannya di saat ini.
Sumber: Bloomberg, 2024, diolah
Sementara itu laba bersihnya diperkirakan akan tumbuh hingga US$7,29 miliar per tahunnya pada tahun 2025 atau tumbuh 76,51% dari keuntungannya di saat ini.
Sumber: Bloomberg, 2024, diolah
Harga saham Salesforce saat ini berada di angka US$272,29 per 24 Mei 2024. Jika dilihat dari sisi rasio laba per harga saham atau P/E Ratio, Salesforce saat ini bisa dibilang “murah” karena memiliki valuasi 26,7x P/E, lebih rendah 13% dibanding rata-rata industrinya yang berada pada 30,6x P/E.
Apabila dibandingkan dengan rata-rata valuasinya selama 5 tahun, saat ini valuasi Salesforce juga termasuk lebih murah. Tercatat rata-rata valuasi Salesforce dalam periode tersebut adalah 44,7x P/E dengan harga wajar saham US$455,68 sehingga valuasinya saat ini lebih rendah 40%.
Sumber: Bloomberg 2024
Saat ini, P/E band Salesforce sendiri juga sudah bergerak di bawah -1 Standar Deviasi dimana bisa dibilang bahwa harga Salesforce saat ini cukup murah. Melihat potensi Salesforce, sesungguhnya masih ada kemungkinan untuk Salesforce memiliki potensi upside sebesar 23,5% dari valuasinya di saat ini karena Salesforce sejatinya memiliki harga wajar US$336,17. Valuasi yang menarik ini membuat analis menyematkan rating BUY pada saham Salesforce.
Dalam lanskap bisnis Salesforce, terdapat beberapa risiko utama yang perlu diperhatikan oleh investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada perusahaan ini. Berikut adalah beberapa risiko utama tersebut:
Memahami risiko-risiko ini adalah kunci bagi investor untuk membuat keputusan yang terinformasi tentang investasi di Salesforce. Diversifikasi portofolio juga merupakan strategi penting untuk mengelola dan memitigasi risiko investasi ini.
Bagikan artikel ini