Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Blog

Strategi Investasi Reksadana DCA vs Lump Sum: Mana yang Paling Oke?

Strategi Investasi Reksadana DCA vs Lump Sum: Mana yang Paling Oke?

17 Jun 2021, 8:52 AM·Waktu baca: 4 menit
Kategori
Strategi Investasi Reksadana DCA vs Lump Sum: Mana yang Paling Oke?

Strategi dalam investasi sangat menentukan hasil akhir dari investasi tersebut. Termasuk dalam berinvestasi reksadana. Meski dipandang cukup mudah dilakukan, investasi reksadana pun membutuhkan strategi mumpuni agar cuan yang didapat bisa maksimal.

Nah, di dalam berinvestasi reksa dana, terdapat dua strategi investasi yang dipakai secara umum: Dollar Cost-Averaging (DCA) dan Lumpsum. Masing-masing memiliki keuntungan dan kekurangan yang akan berefek pada investasimu.

Penasaran seperti apa dua jenis strategi tersebut? Pastikan membaca sampai tuntas ya, Sobat Cuan!

Baca juga: Anti Pompom, Ini Alasan Reksadana Saham Lebih Aman bagi Sobat Cuan!

Dollar Cost-Averaging (DCA)

Strategi investasi di reksadana dengan Dollar Cost-Averaging cukup populer. Sebab, tekniknya cukup simpel. Kamu hanya perlu menginvestasikan dana dalam jumlah tetap pada reksadana yang sama selama kurun waktu tertentu.

Selama itu pula, kamu menyetorkan dana dalam interval yang tetap sehingga di akhir jangka waktu yang ditetapkan jumlahnya membesar seperti bola salju.

Cara ini akan membuat dana kamu berputar dan terakumulasi seperti kamu investor aktif yang membeli saat harga rendah dan menjualnya saat sedang tinggi. Meskipun, kamu melakukannya secara reguler tanpa memperhatikan apakah saat itu pasar sedang membaik atau memburuk.

Kamu tentu tidak bisa mengontrol pasar, tapi kamu bisa mengontrol dirimu untuk disiplin berinvestasi.

Keuntungan Strategi Investasi Reksadana DCA

Memilih strategi ini akan memberikanmu beberapa keuntungan diantaranya kapital yang snowballing. Maksudnya, saat kamu membeli unit NAB di harga rendah, maka jumlahnya akan lebih banyak dibanding orang lain yang membeli NAB saat harga lebih tinggi, meski jumlah uang yang diinvestasikannya sama.

Artinya, dengan menaruh investasimu secara berkala kamu akan menikmati naik dan turunnya harga NAB tanpa harus terlalu banyak merugi.

Di sisi lain, kamu tidak perlu terus menerus memperhatikan pergerakan pasar. Kamu bisa mengalihkan fokusmu pada hal lain sementara sistem DCA bekerja untukmu.

Kamu juga bisa mengatur berkala jumlah yang akan diinvestasikan tiap bulan berikut dengan intervalnya. Beberapa produk reksadana bahkan sudah menyediakan opsi autodebet sehingga nominal itu akan ditarik otomatis dari rekeningmu.

Makanya, tak heran jika strategi ini sangat disarankan bagi investor pemula, yang biasanya masih memiliki pengetahuan terbatas mengenai pasar dan momentum penempatan dana.

Strategi Investasi Reksadana Lumpsum

Berbeda dengan DCA, strategi lumpsum dilakukan dengan menginvestasikan danamu sekaligus. Danamu akan ditempatkan dalam satu produk reksadana  dalam jangka waktu tertentu tanpa setoran berkala setelahnya.

Karenanya, strategi ini sangat bergantung pada momentum. Kamu harus menempatkan danamu di saat yang tepat, yakni ketika harganya sedang rendah dengan potensi dan fundamental yang baik. Asumsinya, investasi ini nanti akan berkembang pesat saat pasar bergairah.

Baca juga: Yuk, Simak 5 Cara Efektif Bagi Kamu dalam Mengumpulkan Dana Kesehatan!

Keuntungan Strategi Investasi Reksadana Lumpsum

Strategi ini memiliki keuntungan pada rendahnya biaya admin dan fee yang biasa dikenakan saat membeli reksadana. Sebab, ketika kamu menginvestasikan uangmu sekaligus, maka kamu tak akan dibebani dengan biaya-biaya yang muncul ketika kamu menyetorkan uang ke manajer investasimu.

Jika kamu membeli dengan DCA, kamu akan dikenakan biaya ini tiap kali kamu menambah dana investasimu. Namun dengan lumpsum, kamu hanya melakukannya sekali. Karenanya kamu hanya perlu membayar biaya tersebut sekali saja.

Biasanya strategi ini digunakan oleh pemain besar yang sudah paham dinamika pasar. Mereka sudah tahu kapan waktu terbaik menempatkan dana secara lumpsum. Mereka juga sudah paham resikonya dan tau cara mengendalikan resiko tersebut.

Baca juga: Sobat Cuan, Yuk Simak 5 Tips Memilih Deposito Anti Kecewa Berikut!

DCA vs Lumpsum: Mana yang Lebih Baik?

Strategi mana yang lebih baik untuk diterapkan saat akan membeli reksadana? Semua tergantung pada selera risiko kamu dan momentumnya.

Kalau kamu investor pemula atau sedang tidak yakin pada analisismu saat akan berinvestasi, DCA mungkin pilihan yang tepat untukmu. Kamu bisa menginvestasikan sedikit demi sedikit dulu dan menyimpan sisanya pada instrumen yang lebih aman seperti deposito.

Selain itu, DCA juga tepat jika dana investasimu diperuntukkan untuk jangka panjang. Jika kamu membeli pada interval yang tidak menguntungkan, maka berinvestasi dalam jangka panjang akan mengembalikan keuntunganmu saat pasar sedang baik.

Di sisi lain, kalau kamu hanya berinvestasi pada jangka menengah, mungkin strategi lumpsum adalah ide yang bagus. Apalagi, kalau kamu tahu momentum yang tepat untuk menjual dan membeli unit reksadana dengan danamu sekaligus.

Investor DCA mungkin akan ketinggalan momentum terbaiknya saat pasar sedang murah. Sementara investor lumpsum akan menang besar dari momentum ini.

Tapi ini berlaku juga saat merugi. Investor DCA tidak akan menderita kerugian yang parah seperti investor lumpsum. Karena dana mereka diinvestasikan perlahan-lahan dalam fluktuasi pasar di kurun waktu tertentu.

Nah, kalau kamu pilih yang mana, Sobat Cuan? Apapun strategi investasi yang kamu pakai, pastikan kamu berinvestasi reksadana di Pluang ya!

Di Pluang, kamu bisa berinvestasi di reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang. Dua produk tersebut pastinya aman dan terjangkau, karena kamu bisa berinvestasi mulai dari Rp15.000 saja!

Yuk, segera investasi reksa dana di Pluang!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Artikel Terkait

Artikel Terkait

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar