Indeks S&P 500 adalah akronim dari Standard & Poor’s 500, indeks yang disusun berdasarkan nilai saham 500 perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar di bursa saham Amerika Serikat.
Berbeda dengan indeks saham lainnya, nilai indeks ini berasal dari pembobotan berdasarkan nilai kapitalisasi pasar masing-masing anggotanya. Dengan demikian, semakin tinggi nilai kapitalisasi pasar sebuah emiten, maka makin besar pula pembobotannya di indeks tersebut.
Saham-saham S&P 500 ini termasuk saham di bursa NYSE dan NASDAQ. Selain itu, indeks S&P 500 adalah salah satu indeks acuan terpenting di AS. Lantas, apa sih alasannya?
Investor selalu mengawasi pergerakan indeks S&P 500 lantaran ia mewakili 70% dari total nilai pasar saham AS. Dengan demikian, bisa dibilang bahwa indeks S&P 500 adalah cerminan "mini" dari apa yang terjadi di pasar saham AS secara keseluruhan.
Terdapat 11 sektor yang berada di bawah indeks S&P 500, misalnya industri, energi, IT, keuangan, perawatan kesehatan, dan consumer goods. Adapun perusahaan yang berada di bawah naungan indeks ini cukuplah bonafide, seperti Abbott Laboratories, AbbVie, Adobe Systems Inc, Google, Amazon, Analog Devices, Berkshire Hathaway, Boeing Company, Chevron, Citigroup Inc, Coca Cola Company, Johnson & Johnson, dsb.
Baca juga: Naik Hanya 11%, Saham Warren Buffett Capai Kinerja Terbaik dalam 10 Tahun Terakhir
Dengan nilai lebih dari US$7,8 triliun dalam indeks ini, asetnya terdiri atas total sekitar US$2,2 triliun yang meliputi 80% cakupan kapitalisasi pasar yang tersedia.
Formula perhitungan indeks ini disesuaikan dengan metode pembobotan kapitalisasi pasar:
Pembobotan perusahaan dalam S&P 500 adalah kapitalisasi pasar perusahaan dibagi total kapitalisasi pasar.
Penentuan indeks S&P 500 dilakukan dengan menjumlahkan kapitalisasi pasar total untuk indeks, yakni dengan menghitung kapitalisasi pasar total.
Indeks ini bersifat float-weighted, artinya kapitalisasi pasar disesuaikan dengan jumlah saham yang tersedia untuk perdagangan publik.
Baca juga: Selain Saham Apple, Ini 10 Saham Terbesar Milik Warren Buffett!
Jika nilai total saham ke-500 perusahaan turun 10%, maka nilainya juga akan turun 10%.Ini terjadi karena bobot dari tiap saham dalam S&P 500 diperhitungkan secara proporsional.
Pada Maret 2000, indeks ini capai harga tertingginya, yakni 1552,87 lantaran terjadinya booming bisnis online (dot-com bubble). Namun, pada 10 Oktober 2002, indeks S&P kembali jatuh 50% ke level 768,63 seiring merosotnya harga saham di AS.
Indeks S&P kembali cetak rekor tertinggi pada 11 Oktober 2007 di level 1576,09, tetapi 2 tahun kemudian yakni pada 9 Maret 2009 ditutup pada level terendah 676,53.
Sejak itu, rally kembali terjadi hingga level 1848,36 pada 31 Desember 2013 dan rekor tertinggi baru di level 1985,90 pada 3 Juli 2014.
Baca juga: Perusahaan Incaranmu Melantai di Bursa Saham? Ini Tips dan Trik Membeli Saham IPO
Untuk mengakses indeks S&P 500, lebih mudah melihatnya dari bagan yang membantu untuk memahami bagaimana pasar saham dan ekonomi bergerak secara sekilas.
Berikut ini 10 perusahaan terbaik yang diwakili oleh S&P 500 berikut bobot indeksnya (%)
Perusahaan | Bobot Indeks |
Exxon Mobil Corp | 3,1172% |
Apple Inc. | 2,4098% |
Microsoft Corp | 2,0327% |
Procter & Gamble | 1,8204% |
General Electric Co | 1,7028% |
Intl Business Machines Corp | 1,6814% |
Johnson & Johnson | 1,6238% |
JP Morgan Chase & Co | 1,6101% |
AT&T Inc. | 1,5419% |
Chevron Corp | 1,5091% |
Untuk pahami bagaimana indeks ini bekerja, bobot pasar individu mesti dihitung. Berikut ini contoh bobot Apple dalam indeks S&P 500:
Apple Inc adalah anggota terbesar indeks ini dengan kontribusi sebesar USD 720 M, sedangkan yang paling kecil adalah Diamond Offshore Drilling (DOD) dengan nilai kapitalisasi USD 3,65 M.
Indeks ini mewakili perusahaan publik terbesar di AS dan berfokus pada sektor kapitalisasi pasar yang besar dengan jumlah saham memadai untuk perdagangan publik.
Berinvestasi di indeks saham unggulan adalah impian semua investor. Namun pertanyaannya, apakah Sobat Cuan bisa berinvestasi di indeks S&P 500 selagi kamu masih berada di Indonesia?
Jawabannya, tentu saja bisa! Di aplikasi Pluang, kamu berkesempatan untuk berinvestasi di indeks S&P 500 melalui produk micro e-mini S&P 500 index futures. Hanya dengan menanam dana di produk tersebut, kamu berkesempatan untuk mendapatkan eksposur atas 500 saham terbaik di AS!
Selain itu, investasi di indeks S&P 500 juga terbilang aman lantaran Pluang bekerja sama dengan PT PG Berjangka yang diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).
Tunggu apalagi, Sobat Cuan? Yuk, investasi indeks S&P 500 di Pluang sekarang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: The Balance, Seputar Forex, Forex Indonesia, AvaTrade
Simak juga:
Takut Investasi karena Istilah Rumit? Simak Kamus Investasi Emas Ini!
Gaji Pas-pasan? Pertimbangkan 4 Hal Ini untuk Mengambil Utang Produktif
Enam Cara Investasi Emas bagi Pemula
Tujuh Langkah Mencapai Kebebasan Finansial
Niat Jadi Kolektor Lukisan Pemula? Ketahui Dulu Risiko Investasinya di Sini!
Bagikan artikel ini