Meningkatnya penderita COVID-19 di Indonesia bisa menjadi pemicu bear market. Bear market adalah situasi pasar yang ditunjukkan dengan adanya penurunan kinerja saham hingga 20%. Lantas, strategi investasi saham seperti apa yang harus kita siapkan, khususnya bagi investor pemula?
Persebaran virus corona menyebabkan IHSG tidak stabil, bahkan cenderung turun dalam beberapa waktu. Hal ini membuat beberapa pengaman keuangan khawatir akan munculnya bear market.
Umumnya, para investor akan menjual saham mereka demi menghindari kerugian yang lebih besar. Di satu sisi, fenomena ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi secara general.
Mengapa bear market sangat dikhawatirkan? Dan bagaimana strategi investasi yang tepat untuk menghadapinya? Simak penjelasan dibawah ini ya.
Baca juga: 4 Produk Investasi Ini Ternyata Bisa Atasi Inflasi, Apa Saja?
Bear market secara umum dimaknai dengan penurunan pasar, jatuhnya harga sekuritas, dan meluasnya pesimisme pasar. Bearish atau penurunan pasar digunakan ketika harga jatuh 20 persen atau lebih.
Ada empat indikator bear market yang perlu kalian waspadai:
#1 Meningkatnya angka pengangguran;
#2 Menurunnya tingkat konsumsi;
#3 Profit perusahaan menurun;
#4 Meningkatnya intervensi pemerintah terhadap tingkat suku bunga.
Pada kondisi ini, banyak pelaku pasar yang cenderung sibuk untuk mempertahankan diri. Caranya, investor akan menjual saham mereka.
Bear market di obligasi disebabkan karena kenaikan suku bunga. Sehingga, investor cenderung menjual obligasi mereka dan menerima bunga yang lebih rendah.
Bear market bisa berlangsung dalam waktu yang lama, mulai dari bulanan hingga tahunan. Meskipun sesekali terjadi koreksi, namun arahnya cenderung menurun. Menurut CNBC International, Kamis 27 Desember 2018, rata-rata bear market bertahan selama 13 bulan sejak Perang Dunia II.
Jangan panik, simak tips berikut untuk menghadapi situasi bearish.
Baca juga: Kenali Tujuan Investasimu, Lihat 4 Investasi Potensial untuk Pemula Ini
Suasana pasar yang genting membuat kita harus berhati-hati dalam mengambil tindakan. Berikut adalah delapan strategi investasi saham untuk membuatmu tetap tenang menghadapi bear market.
Seorang investor harus bisa memisahkan emosi dari proses pembuatan keputusan investasi. Ingatlah, badai global yang terjadi saat ini akan berlalu. Dan mungkin hanya menjadi sebuah kerusakan kecil pada sebuah jalan pasar saham. Emosi hanya akan merusak rasionalisasi kalian. So, keep calm and carry on!
Negatif pada pasar adalah suatu hal yang wajar pada bisnis. Kondisi ini merupakan siklus dari sebuah bisnis. Jika kalian investor jangka panjang, ada baiknya kalian menerapkan dollar-cost averaging (DCA) sebagai strategi. Trik ini bisa membantu kestabilan uang kalian.
Play dead berarti memprioritaskan sekuritas pasar uang dalam portofolio kalian. Kalian bisa membeli sertifikat deposito dan instrumen lain yang memiliki likuiditas yang tinggi serta jatuh tempo yang pendek.
Merinci persentase portofolio kalian ke dalam obligasi, pasar uang, dan alternatif aset adalah inti dari diversifikasi. Tentu saja, persentase portofolio setiap orang berbeda-beda. Tergantung dengan kondisi dalam menghadapi bear market ini.
Aturan umum menjadi seorang investor adalah dia tidak boleh terlibat dalam ekuitas kecuali memiliki cakrawala investasi minimal 5 tahun. Lebih dari itu, investor juga tidak boleh menginvestasikan uang yang mereka tidak mampu kehilangan. Atur moda investasi kalian dengan bijak, ya!
Bear market menjadi kesempatan emas bagi beberapa investor. Warren Buffett misalnya, seorang investor sukses dari Amerika, yang suka membeli saham-saham sebuah perusahaan pada saat turun.
Industri defensif atau non-cyclical saham umumnya memiliki performa yang lebih baik dibanding saham yang lain dalam masa-masa sulit. Mereka memberikan dividen dan pendapatan yang stabil, terlepas dari situasi pasar. Perusahaan sampo, pasta gigi, dan krim pencukur adalah contoh non-cyclical saham.
Tidak semua saham mengalami penurunan dalam keadaan bearish. Investor bisa meminjam saham misalnya melalui investasi ETF (Exchange Traded Fund) kemudian menjual dan membelinya kembali dengan harga rendah. Short seller harus meminjam saham dari broker pada saat sebelum pesanan short-selling dieksekusi.
Itulah beberapa tips menghadapi situasi bearish atau bear market. Teliti, cermat, dan memanfaatkan pengelolaan waktu adalah kunci utama kesuksesan seorang investor. Jadi, tetap semangat belajar menjadi investor, ya!
Sumber: Investopedia
Tujuh Langkah Mencapai Kebebasan Finansial
Niat Jadi Kolektor Lukisan Pemula? Ketahui Dulu Risiko Investasinya di Sini!
Pengin Bikin Start-up? Ini 5 Strategi Awal yang Harus Kamu Ketahui
Bagikan artikel ini