Selamat pagi, Sobat Cuan! Kondisi market ternyata belum semringah meski hampir memasuki akhir pekan. Kenapa sih market terlihat tak bertenaga pagi ini? Yuk, simak selengkapnya di Pluang Pagi berikut!
Indeks Saham AS
- Nilai trio indeks Wall Street terpantau kurang darah pada sesi perdagangan Kamis (10/3). Nilai indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melorot 0,3%, sementara nilai S&P 500 dan Nasdaq kompak terpeleset 1% di waktu yang sama.
- Ketiga indeks saham utama AS sempat ngebut di awal perdagangan setelah pelaku pasar melancarkan aksi borong saham mumpung harganya sedang murah (buy the dip).
- Sayangnya, optimisme pelaku pasar berubah menjadi aksi jual setelah khawatir bahwa prospek pertumbuhan ekonomi ke depan bakal kian buram.
- Kecemasan pelaku pasar berhulu dari mandeknya perundingan diplomatik antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri baku senjata antara kedua negara. Kemarin, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, diskusi Rusia-Ukraina terkait gencatan senjata menemui jalan buntu. Pasalnya, Rusia meminta Ukraina untuk menyerah, sebuah syarat yang sama sekali tak diinginkan Ukraina.
- Tensi geopolitik yang tak kunjung mereda diramal bisa membuat ekonomi kian tidak pasti ke depan. Selain itu, pelaku pasar ketar-ketir bahwa belum ademnya tensi kedua negara bakal mendongkrak reli harga komoditas dan membuat inflasi kian membara. Akibatnya, mereka memilih minggat dari pasar aset berisiko, salah satunya saham.
- Di samping perkara tensi geopolitik, lesunya performa indeks saham AS juga disebabkan oleh perilisan data inflasi AS pada Februari.
- AS mencetak kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) 7,9% secara tahunan pada Februari atau level tertingginya sejak Januari 1982 silam. Data tersebut membuat pelaku pasar hijrah dari pasar aset berisiko ke pasar aset yang lebih aman.
- Sekadar informasi, kenaikan inflasi akan meningkatkan ongkos produksi dan menyunat laba yang ditorehkan emiten pasar modal ke depan. Tak hanya itu, inflasi yang ngamuk bisa jadi akan membuat bank sentral AS The Fed mengetatkan kebijakan moneternya dengan agresif.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Warga RI Tahan Belanja, AS 'Banjir' Lowongan Kerja
Aset Kripto
- Kondisi pasar kripto masih terlihat murung pada Jumat pagi. Melansir Coinmarketcap pukul 07.57 WIB, sembilan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat tersungkur ke zona merah dalam 24 jam terakhir.
- Nilai Bitcoin (BTC) berada di US$39.300, melorot 6,07% dalam sehari terakhir. Ether (ETH) pun mengekor BTC dengan luluh 4,26% ke US$2.596,16 per keping.
- Altcoin lainnya pun bernasib serupa. Nilai Binance Coin (BNB) tumbang 5,59% dalam sehari terakhir, diikuti oleh XRP, Cardano (ADA), dan Solana (SOL) yang masing-masing amblas 4,26%, 5,03%, dan 6,04% di waktu yang sama.
- Nilai Avalanche (AVAX) dan Polkadot (DOT) pun masing-masing melemah 6,27% dan 5% dalam 24 jam terakhir. Dari seluruh aset kripto utama, hanya Terra (LUNA) saja yang berhasil nanjak 1,91% di waktu yang sama.
- Pelaku pasar tampak ragu-ragu berkubang di pasar kripto seiring resolusi damai Ukraina dan Rusia yang menemui jalan buntu. Akhirnya, mereka pun memilih membenamkan dana di pasar aset yang terbilang "pasti-pasti saja".
- Selain itu, pelaku pasar juga kurang pede masuk ke pasar kripto seiring kabar dari sisi makroekonomi.
- Seperti dikutip Coindesk, kepala strategi valuta asing Saxo Bank John Hardy mengatakan, pelaku pasar sepertinya bereaksi keras dengan pengumuman Bank Sentral Eropa yang benar-benar akan melakukan tapering total pada September mendatang.
- Pasalnya, jika semakin banyak bank sentral bersikap hawkish, maka pelaku pasar tentu akan mengantisipasi langkah pelaku pasar lainnya yang memilih keluar di pasar aset spekulatif. Akibatnya, aksi jual berjamaah di pasar kripto akan susah dibendung.
- Selain itu, beberapa analis kini mulai meragukan kemampuan BTC sebagai aset kripto pelindung nilai (store of value) alternatif emas. Pasalnya, nilai BTC terbilang bergeming setelah AS mengumumkan inflasi tahunan Februari sebesar 7,9% kemarin. Analis senior OANDA Edward Moya mengatakan, kondisi ini mungkin terjadi karena pelaku pasar sepertinya masih sepenuhnya menganggap BTC sebagai aset berisiko alih-alih alternatif aset aman.
- Kabar kurang sedap lainnya datang dari jaringan Fantom. Aset kripto FTM senilai US$2,6 juta dikabarkan raib dari protokol aset berbasis jaringan Fantom, Fantasm Finance.
Emas
- Harga emas di pasar spot tercatat di US$1.991,32 per ons pada pukul 08.25 WIB, naik dibanding posisi sehari sebelumnya US$1.975 per ons.
- Nilai sang logam mulia kembali melaju setelah pelaku pasar kembali memborong emas sebagai aset safe haven. Hal ini terjadi setelah mereka mencemaskan prospek ekonomi ke depan setelah pembicaraan damai Ukaina-Rusia mangkrak.
- Sekadar informasi, pelaku pasar biasanya doyan menyimpan kekayaan di emas sebagai aset aman jika kondisi ekonomi ke depan sepertinya bakal amburadul.
- Selain itu, pelaku pasar juga getol mengoleksi emas sebagai aset pelindung kekayaan dari inflasi.
Baca juga: Pluang Pagi: Rusia-Ukraina Kasih Sinyal Akur, Saham AS & Kripto Subur!
Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang.