Shooting star pattern terkenal sebagai sinyal penolak bala lantaran dpaat memprediksi reversal bullish dengan akurat. Yuk, pahami lebih jauh supaya cuan kamu makin optimal!
Shooting Star adalah pola candlestick yang terbentuk saat pergerakan harga akan mengalami reversal dari uptrend menjadi downtrend.
Pola ini cukup populer di kalangan trader lantaran mudah dikenali dan diantisipasi. Polanya berupa body candle yang pendek namun memiliki bayangan yang sangat panjang di atasnya. Biasanya, pola bintang jatuh ini tidak memiliki bayangan di bawah body asli candle. Kalau pun ada, bayangannya sangat pendek.
Sobat Cuan dapat melihat contoh pola Shooting Star melalui ilustrasi berikut!
Sebuah pola candlestick bisa disebut sebagai Shooting Star jika formasi itu muncul ketika tren harga aset bergerak naik. Selain itu, jarak antara harga tertinggi dan harga pembukaan di hari itu berukuran dua kali lipat lebih panjang dari badan candlestick. Dengan kata lain, badan candlestick tersebut tidak memiliki "ekor bawah"
Baca Juga: Mengenal Futures Trading dan 5 Persiapannya bagi Pemula
Pola ini biasanya terbentuk setelah terdapat tiga atau lebih candlestick yang naik secara berurutan di mana masing-masing lilinnya memiliki nilai tertinggi yang lebih tinggi (higher high) dari sebelumnya. Kondisi uptrend berurutan itu mengindikasikan bahwa volume permintaan trader terus naik mengikuti kenaikan harga aset yang terjadi di pasar.
Di periode berikutnya, atau tepat di mana pola Shooting Star terbentuk, trader pun masih melakukan aksi beli, sama seperti periode-periode sebelumnya.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, trader ternyata mulai melakukan aksi jual sehingga menekan harga aset mendekati harga pembukaannya. Hal ini menjadi sinyal bahwa penjual sedang mendominasi pasar dibanding pembeli.
Di akhir hari perdagangan, para penjual berhasil mengambil alih pasar dengan suplai yang cukup besar. Akibatnya, harga ditutup pada level yang hampir sama dengan harga pembukaan. Nah, reli harga aset yang gagal ini pun tercermin dari ekor candlestcik panjang yang tepat berada di atas badan candlestick.
Pada umumnya, rangkaian candlestick yang terbentuk usai munculnya pula Shooting Star akan membentuk pola downtrend, yang mencerminkan bahwa trader masih meneruskan aksi jualnya. Dengan demikian, bisa dibilang bahwa pola downtrend tersebut merupakan konfirmasi utama atas munculnya pola Shooting Star.
Lantaran bisa digunakan sebagai sinyal pembalikan harga, pola ini pun lantas memiliki reputasi yang baik di kalangan trader sebagai sinyal reversal bearish.
Sayangnya tidak semua pola bintang jatuh diikuti oleh reversal. Terdapat banyak kasus di mana harga aset tetap bisa merangkak naik meski pola tersebut telah muncul.
Nah, pada kondisi ini, ekor candlestick yang berada di atas badan lilin akan bertindak sebagai level resistence-nya. Jika harga mampu melampaui level tertinggi dari ekor atas tersebut, maka artinya uptrend masih kuat. Jika tidak, maka pergerakan harga hanya berkonsolidasi sementara waktu sebelum benar-benar berbalik arah.
Sebagai syarat mutlak konfirmasi, bintang jatuh hanya terjadi saat market sedang uptrend. Artinya, harga sudah reli beberapa hari sebelum akhirnya menunjukkan sinyal akan berbalik arah.
Karena itu, kamu harus betul-betul memperhatikan beberapa candle sebelum pola terjadi. Para trader mengatakan, berdasarkan pengalaman mereka, uptrend harusnya sudah berlangsung selama tiga hari atau lebih. Semakin banyak candle uptrend di belakang pola, akan semakin mengonfirmasi validitas si pola bintang jatuh ini.
Harga belum tentu berbalik arah saat pola muncul. Karena itu, kamu perlu menunggu konfirmasi dari satu candle setelah pola terbentuk.
Berbeda dengan pola serupa, yakni Hammer Candle, warna badan candlestick pada pola Shooting Star tidak memberikan sinyal yang signifikan.
Candle merah hanya berarti bahwa harga ditutup lebih rendah dari pembukaan, sementara candle hijau artinya harga penutupan masih berada di atas harga pembukaannya.
Keduanya sama-sama mengindikasikan lonjakan penawaran telah berhasil menggagalkan upaya reli harga berlanjut.
Shooting Star bukanlah pola yang dapat berdiri sendiri. Kamu harus memadupadankan sinyal dari pola ini dengan analisis teknikal lain untuk mengonfirmasi reversal yang terjadi.
Salah satu instrumen analisis teknikal yang paling populer dalam mengonfirmasi Shooting Star adalah Moving Average. Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan konsentrasi penawaran dan permintaan yang berengaruh besar terhadap pergeseran harga.
Baca Juga: Apa Itu Drawdown dalam Trading dan Bagaimana Menyikapinya?
Secara sepintas, pola satu ini terlihat kembar dengan pola lainnya, yakni Hammer Candle. Apalagi, keduanya pun sama-sama memberi sinyal mengenai pembalikan tren harga aset. Lantas, apa perbedaan antara kedua pola tersebut?
Adapun perbedaannya terletak pada konteks terbentuknya pola. Pola Hammer Candle terjadi ketika harga aset mengalami downtrend dan menjadi penanda bahwa tren harga aset akan bergerak uptrend.
Sebaliknya, Shooting Star Pattern malah terjadi pada kondisi uptrend sebagai tanda bahwa tren bakal berbalik arah menjadi downtrend.
Karena pola ini memberi isyarat mengenai reversal bearish, maka pola ini sejatinya bisa membantumu berancang-ancang untuk melakukan aksi jual.
Jika Sobat Cuan sudah mengakumulasi aset saat uptrend baru dimulai, maka kamu harus cepat memasang posisi jual saat candle konfirmasi mulai terbentuk. Namun pertanyaannya, bagaimana cara memasang posisi jual yang "aman" ketika pola tersebut mulai tampak?
Pada pola Shooting Star, kamu bisa memanfaatkan titik ekor tertinggi yang terletak di atas badan candlestick sebagai level resistance. Dengan demikian, itulah posisi penawaran tertinggi yang bisa kamu pasang.
Namun, jika penawaranmu meleset, maka ada baiknya kamu jangan tergesa-gesa melakukan aksi jual. Pasalnya, sinyal ini tidak memberi tahu sepanjang apa downtrend yang timbul setelah pola bintang jatuh ini muncul. Bahkan, sering kali, downtrend tidak berlangsung lama sebelum harga kembali naik dan sukses melampui level resistance barunya tersebut.
Menimbang munculnya kemungkinan itu, maka Sobat Cuan bisa memasang posisi jual jika tiga candle yang muncul setelah kehadiran pola Shooting Star benar-benar menunjukkan penurunan harga. Nah, pada momen itulah kamu sudah mulai bisa melancarkan aksi jual.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, ThinkMarkets
Bagikan artikel ini