Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pekan ini dengan penuh gaya. Di sisi lain, aset kripto harus pasrah mengakhiri pekan dengan terlunta-lunta. Apa yang sebenarnya terjadi? Yuk, simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG undur diri dari sesi perdagangan Jumat (4/3) di level 6.928,32 poin alias naik 0,87% dibanding sehari sebelumnya. Performa IHSG sejatinya memang sudah kinclong sejak awal sesi perdagangan lantaran tidak pernah keluar dari zona hijau.
Kinerja sang indeks domestik hari ini tak terlepas dari performa apik saham-saham komoditas energi, utamanya minyak dunia dan batu bara.
Maklum, harga kedua komoditas tersebut memang bersinar sejak kemarin, sehingga terang saja jika emiten yang berkaitan dengan kedua sektor tersebut ikut kecipratan berkah. Bahkan, saham-saham komoditas energi pun sukses masuk ke jajaran top gainers pada hari ini.
Harga batu bara, misalnya, kemarin sempat menyentuh level US$446 per ton alias rekor tertingginya sepanjang masa. Meski harga batu bara hari ini telah kembali menyusut, namun investor yakin harga batu bara akan makin berlari kencang seiring memanasnya tensi geopolitik Rusia dan Ukraina.
Alhasil, nilai saham batu bara seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masing-masing lompat 16,48% dan 11,54% pada hari ini. Seolah tak mau kalah, nilai saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indika Energy Tbk (INDY) pun masing-masing ikut loncat 8,92% dan 8,89% di waktu yang sama.
Di saat yang sama, harga minyak dunia pun ikut trengginas. Pada Jumat sore, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan Brent kini masing-masing menyentuh US$109,3 per barel dan US$111 per barel, membuat saham emiten migas lompat kegirangan.
Sebagai contoh, tengok saja nilai saham perusahaan jasa tanker migas PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) yang tumbuh fantastis 34,21% pada hari ini. Selain itu, nilai saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga ikut terbang 6,1% di waktu yang sama.
Kinerja IHSG yang greng pada hari ini pun mendorong pelaku pasar asing untuk mengoleksi saham-saham domestik. Aksi ini tercermin dalam nilai aksi beli bersih asing (net foreign buy) yang jumbo mencapai Rp1,9 triliun di pasar reguler.
Mereka terlihat getol memborong paling banyak saham PT Merdeka Cooper Gold Tbk (MDKA) sebesar Rp315,4 miliar. Selain itu, mereka juga melahap saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk masing-masing Rp294,9 miliar dan Rp275,6 miliar.
Di sisi lain, mereka terlihat jaga jarak dengan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) setelah melepasnya sebesar Rp108,5 miliar. Kemudian, asing juga ikut melepas saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) dan PT Avia Avian Tbk (AVIA) masing-masing Rp41,8 miliar dan Rp38,1 miliar.
Baca juga: Pluang Pagi: Inflasi & Invasi Bikin Saham AS & Kripto Pucat Pasi
Kondisi IHSG yang nampak berjaya sayangnya tak tampak di pasar kripto Jumat sore ini. Melansir Coinmarketcap pukul 17.02 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat pasrah terbenam di zona merah dalam 24 jam terakhir.
Nilai Bitcoin (BTC), misalnya, bertengger di US$41.622,98 per keping alias anjlok 3,74% dalam sehari terakhir. Terdapat pula Ether (ETH) yang nilainya melorot 5,41% ke US$2.734,62 per keping di waktu yang sama.
Altcoin lainnya juga terlihat menggelinding. Tengok saja nilai Binance Coin (BNB), XRP, dan Terra (LUNA) yang masing-masing amblas 2,25%, 3,26%, dan 0,53% dalam sehari terakhir. Terdapat pula nilai Cardano (ADA), Solana (SOL), dan Avalanche (AVAX) yang masing-masing 3,98%, 7,39%, dan 4,23% di waktu yang sama.
Secara umum, kinerja pasar kripto yang melempem hari ini utamanya disebabkan dua sentimen utama.
Sentimen pertama adalah penguatan nilai Dolar AS. Ya, nilai Dolar AS sedang menanjak kencang lantaran pelaku pasar lagi getol memborong aset greenback tersebut sebagai aset "aman". Aksi tersebut dilatarbelakangi oleh antisipasi pelaku pasar atas kenaikan suku bunga acuan The Fed bulan ini, apalagi inflasi diramal bakal kian parah seiring harga komoditas energi yang terbang tinggi.
Beberapa analis mengatakan, pergerakan nilai Dolar AS memang selalu berkorelasi negatif dengan aset kripto. Makanya, tak heran jika pasar kripto terlihat muram hari ini.
"Kita pernah melihat bahwa ketika Dolar AS memble pada 2017, harga BTC langsung bersinar. Hal serupa pun terjadi di awal 2021," ujar analis Delphi Digital Kevin Kelly seperti dikutip Coindesk.
Kemudian, sentimen kedua adalah aksi AS yang menambah sanksi ekonomi terhadap Rusia gara-gara ogah angkat kaki dari Ukraina.
Kemarin, Presiden AS Joe Biden telah meminta platform exchange kripto untuk menghalangi delapan orang tajir Rusia beserta keluarganya dari memanfaatkan aset digital demi menghindari sanksi AS. Langkah AS tersebut, tentu saja, bisa mengurangi potensi adopsi kripto sebagai instrumen investasi secara lebih luas.
Baca juga: Pluang Insight: Menilik Berkah dan Musibah dari Tensi Rusia-Ukraina
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang.
Bagikan artikel ini