Selamat sore, Sobat Cuan! Selasa sore kali ini dipenuhi beragam sentimen negatif sehingga aset kripto pun kembali gagal bangkit. Anehnya, IHSG masih bisa tahan banting! Ada apa? Simak selengkapnya di sini!
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi perdagangan Selasa (2/8) dengan bertengger di 6.988 poin, menguat 0,28% dibanding kemarin.
Kendati berhasil lompat ke teritori positif, namun perjalanan IHSG hari ini bikin investor gigit jari. Betapa tidak, sang indeks domestik terbenam di zona merah di hampir seluruh sesi perdagangan sebelum akhirnya berhasil menyelamatkan diri.
Sepanjang perdagangan kali ini, investor tiba-tiba dihantui kecemasan soal data inflasi Indonesia yang bertengger di 4,94% secara tahunan pada Juli lalu, melebihi konsensus analis 4,8%. Hal ini terbilang anomali mengingat mereka memilih mengabaikan data inflasi selepas Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data itu kemarin.
Asal tahu saja, inflasi tinggi merupakan momok bagi kinerja saham. Sebab, inflasi akan membuat bahan baku produksi semakin tinggi dan melemahkan daya beli masyarakat yang nantinya bakal menjegal profitabilitas emiten pasar modal ke depan.
Selain itu, selera risiko pelaku pasar juga redup mengikuti dinamika global. Buktinya, indeks lain di kawasan Asia seperti indeks Nikkei 225 Jepang dan indeks Hang Seng pasrah terkoreksi pada hari ini. Selain itu, trio indeks Wall Street juga melemah pada perdagangan Senin (1/8).
Meski dihantam sentimen negatif di sana-sini, IHSG masih mendapat angin segar dalam bentuk aksi korporasi emiten.
Salah satunya berasal dari PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) yang menyatakan telah mengakuisisi 6.000 menara milik Telkomsel senilai Rp10,2 triliun pada Jumat (29/7). Tak ketinggalan, Telkomsel juga telah memesan 1.000 menara Base Transreceiver Station (BTS) dari MTEL untuk jangka waktu tiga tahun ke depan.
Baca Juga: Rangkuman Pasar: Duo LUNA & LUNC Tiba-Tiba 'Ngebut' Senin Sore. Kenapa?
Di sisi lain, pasar kripto masih sulit menampilkan performa terbaiknya. Melansir Coinmarketcap pukul 15.19 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat masih terbenam di zona merah dalam 24 jam terakhir.
Sore hari ini, pasar kripto memang tengah digempur situasi teknikal, aktivitas on-chain, hingga sentimen yang kurang mendukung.
Dari sisi teknikal, pelaku pasar terus melakukan aksi jual setelah analis melihat tren bearish setelah pelaku pasar tampak tak niat membawa harga BTC menembus level resistance terbarunya yakni US$23.000. Oleh karenanya, pelaku pasar lainnya pun memilih melanjutkan aksi ambil untung ketimbang melancarkan aksi akumulasi.
Hal itu pun didukung oleh laporan terbaru milik lembaga analisis on-chain yang mengindikasikan bahwa reli BTC, dan aset kripto secara umum, tak bertahan lama.
Pasalnya, volume transaksi BTC di jaringan terbilang sideways meski harga aset kripto reli kencang sepanjang minggu lalu. Sementara itu, penguatan harga aset kripto tentu bakal sinambung jika disertai aktivitas jaringan yang menguat.
Terakhir, dari sisi sentimen, situasi pasar kripto mendadak mencekam setelah jaringan jembatan antar blockchain, Nomad, menjadi korban terbaru aksi peretasan pihak tak bertanggung jawab. Laporan terkini menunjukkan bahwa peristiwa itu setidaknya menimbulkan kerugian hingga US$200 juta.
Baca Juga: Pluang Pagi: Resesi Kembali Jadi Teror, Saham AS & Kripto Perlahan Longsor
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS CFD, serta lebih dari 130 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini