Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Rangkuman Pasar: Semua Serba Gak Kondusif, Kripto & IHSG Gagal Agresif
shareIcon

Rangkuman Pasar: Semua Serba Gak Kondusif, Kripto & IHSG Gagal Agresif

25 May 2022, 9:03 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Rangkuman Pasar: Semua Serba Gak Kondusif, Kripto & IHSG Gagal Agresif

Selamat sore, Sobat Cuan! Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan padahal hampir menyentuh level psikologisnya 7.000 poin. Pasar kripto pun ikut terlihat suam-suam kuku pada perdagangan hari ini. Apa musababnya? Simak di Rangkuman Pasar berikut!

IHSG

Situasi Gak Kondusif, IHSG Melipir ke Teritori Negatif

IHSG pamit dari sesi perdagangan Rabu (25/5) di level 6.883,5 poin alias terpeleset 0,44% dibanding sehari sebelumnya. Awalnya, laju sang indeks domestik terbilang menjanjikan lantaran hampir menyentuh level psikologis 7.000, tepatnya di 6.944,48 poin. Namun, apa daya, IHSG harus kembali melipir ke zona merah di sisa waktu perdagangan.

Aksi ambil untung (profit taking) tampaknya masih mewarnai perdagangan hari ini. Kali ini, sasaran mereka adalah saham-saham pertambangan. Apalagi, momentumnya pun cukup pas, mumpung harga batu bara dunia pun amblas 8% hari ini akibat menurunnya konsumsi impor China.

Imbasnya, nilai saham-saham pertambangan pun berguguran. Lihat saja, nilai saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) melemah 5,87% pada hari ini. Tak ketinggalan, nilai saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga masing-masing rontok 3,12% dan 4,17% di waktu yang sama.

Selain itu, pada hari ini, pelaku pasar pun tampaknya terpengaruh oleh sentimen eksternal di mana trio indeks saham Wall Street kemarin ditutup melemah karena aksi jual yang menyasar saham-saham teknologi.

Aksi Beli Asing Masih Terlihat Tipis

Nafsu investor asing untuk bergumul di pasar modal terbilang kering sama seperti kemarin. Buktinya, nilai beli bersih asing (net foreign buy) hari ini hanya tercatat Rp39,28 miliar di pasar reguler.

Investor asing terlihat paling getol mengoleksi dua saham bank pelat merah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, masing-masing sebesar Rp137 miliar dan Rp53 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga memborong saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar Rp54,9 miliar.

Di sisi lain, mereka justru melepas paling banyak saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp165,2 miliar. Selain itu, mereka juga melego saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) masing-masing di angka Rp34,3 miliar dan Rp33,5 miliar.

Baca juga: Rangkuman Pasar: Kripto Masih Tumbang, Musim Dividen Bikin IHSG Terbang!

Aset Kripto

Setali tiga uang, pasar kripto pun tampak tak bergairah pada sore hari ini. Melansir Coinmarketcap pukul 15.19 WIB, hanya empat dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar jumbo sejagat yang sukses melaju ke zona merah dalam 24 jam terakhir.

Adapun penguatan beberapa aset kripto utama hari ini, khususnya BTC, lebih didorong oleh aspek teknikal semata. Ya, pelaku pasar sepertinya sedang melakukan price action untuk mendongkrak nilai BTC ke atas level psikologis US$30.000 per keping. Pasalnya, jika pelaku pasar berhasil membawa nilai sang raja aset kripto ke tingkatan tersebut, maka ada kemungkinan BTC bisa terangkat ke level resistance-nya di US$31.000.

Namun secara garis besar, sentimen yang membayangi pasar kripto terbilang sama sejak awal pekan. Pelaku pasar, utamanya investor institusi, masih belum yakin 100% untuk menginjak pasar kripto karena masih menimbang tiga ketidakpastian ekonomi utama, yakni tingginya inflasi, ancaman resesi, dan pengetatan kebijakan moneter The Fed.

Namun, sampai kapan kondisi bear ini bakal berlangsung? Nah, jika melihat pada perdagangan di pasar derivatif, firma analisis on-chain Glassnode meramal bahwa aset kripto tampaknya masih bakal terpantau mendung dalam tiga hingga enam bulan mendatang.

Glassnode mendasarkan hal tersebut atas kinerja harga kripto yang memburuk hingga permintaan atas BTC dan ETH yang kini berada di titik terendahnya sepanjang masa. Sobat Cuan bisa mengeklik tautan berikut jika penasaran dengan laporan Glassnode tersebut.

Malasnya pelaku pasar untuk berkutat di jagat kripto juga terlihat di kancah keuangan terdesentralisasi (Decentralized Finance/DeFi). Data DApp Radar menunjukkan bahwa jumlah alamat aktif aplikasi terdesentralisasi (dApps) di jaringan Ethereum ambles 27% sepekan terakhir. Nah, kondisi ini pun menjadi sentimen negatif bagi kinerja koin-koin sektor DeFi beberapa waktu terakhir.

Lebih lanjut, status bintang panggung kripto kali ini jatuh ke Kava (KAVA) yang nilainya tumbuh 11,41% dalam sehari terakhir.

Nilai Kava melonjak setelah jaringan berencana melakukan upgrade jaringan Kava 10 hari ini.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
rangkuman pasar
Rangkuman Pasar: Eropa Makin Gak Aman, IHSG & Kripto Kebakaran
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1