Algo trading menawarkan alternatif trading kripto secara otomatis dan anti ribet. Namun, apakah strategi ini benar-benar dapat diandalkan?
Secara sederhananya, Algorithmic Trading atau Algo Trading adalah strategi untuk melakukan trading secara otomatis melalui program komputer. Strategi ini memiliki banyak nama, sebut saja High-Frequency Trading (HFT), Crypto Bot Trading, Robot Trading, dan API Trading. Namun, pada dasarnya semuanya merujuk pada aktivitas trading yang serupa, yakni trading menggunakan algoritma komputer.
Penjelasan trading dengan algoritma cukup sederhana, yakni dengan memasukkan serangkaian instruksi trading sepertii buy, sell dan stop loss pada sistem terkomputerisasi. Sistem tersebut nantinya akan mengeksekusi trading plan sesuai dengan input yang dimasukkan sang trader.
Namun, tentu saja praktiknya tidak sesederhana itu. Biasanya, algo trading dilakukan oleh ahli matematika, statistik atau ahli teknologi lantaran bagian terumitnya justru berada pada bahasa pemrograman alias algoritma itu sendiri.
Trading dengan metode seperti ini terbilang cukup populer belakangan ini karena bisa membuat eksekusi trading plan sang trader terbebas dari bias faktor psikologis. Alasannya, seperti yang Sobat Cuan ketahui, komputer tidak punya rasa emosi sama sekali.
Selain itu, strategi trading otomatis ini juga memungkinkan sang trader untuk melakukan trading beragam aset yang masing-masingnya menggunakan strategi tersendiri.
Selain itu, strategi trading ini juga sangat populer untuk pasar aset yang memiliki volatilitas tinggi, seperti aset kripto. Sebab, pergerakan harga yang naik-turun dengan cepat membuat trader harus selalu siaga untuk mengantisipasi langkah trading berikutnya.
Terlebih, pasar kripto pun beroperasi 24 jam dalam sehari, sehingga trader pun tak perlu begadang semalaman hanya demi menentukan aksi trading berikutnya.
Namun, seperti apa tepatnya cara kerja Algo Trading dalam mengeksekusi trading, utamanya trading aset kripto?
Asal tahu saja, algoritma yang dipasang bekerja sesuai dengan instruksi yang dimasukkan oleh trader, yang biasanya didasari oleh data statistik atau data historis pergerakan harga aset.
Instruksi tersebut bisa bermacam-macam bentuknya. Misalnya, kapan saatnya sistem harus mengeksekusi penjualan atau pembelian aset kripto. Bahkan, sang trader juga bisa meminta sistem untuk melakukan stop loss secara otomatis jika harga aset menyentuh satu titik tertentu.
Misalnya, anggap saja Sobat Cuan adalah seorang algo trader. Kamu pun menginstruksikan sistem untuk membeli Bitcoin (BTC) ketika harganya berada di atas rerata pergerakan 50 hari terakhirnya (50-day Moving Average) dan akan menjualnya ketika harga berada di bawah posisi 20-day Moving Average-nya.
Nah, algoritma yang telah kamu susun tersebut akan mengeksekusi trading sesuai yang kamu buat. Hebatnya lagi, eksekusi oleh sistem ini hanya membutuhkan waktu beberapa detik, bahkan mili detik. Sehingga kamu tidak akan ketinggalan peluang entry dan exit di pasar yang sangat fluktuatif tersebut.
Baca Juga: Mengenal Platform Meme AiDoge, Apakah Berkaitan dengan Dogecoin?
Kecanggihan Algo Trading mungkin bikin Sobat Cuan tergiur untuk melakukannya. Apalagi, kegiatan ini untuk trading aset kripto pun terbilang legal di Indonesia yang diatur di dalam Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Nomor 12 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Penyampaian Nasihat Berbasis Teknologi Informasi Berupa Expert Advisor.
Namun pertanyaannya, apakah algo trading benar-benar dapat diandalkan untuk trading aset kripto?
Secara garis besar, sejauh mana keandalan alternatif strategi ini sebenarnya tergantung dengan beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut.
Gaya trading seorang trader sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan trading berbasis algoritma.
Sebagai contoh, mereka yang beraliran scalping trading mungkin akan sangat terbantu dengan eksekusi otomatis. Pasalnya, mereka memang berniat untuk mencari kesempatan trading berbasis fluktuasi harga aset kripto secara jangka pendek. Sehingga, agar tidak kehilangan momentum, maka wajar saja jika mereka kemudian memanfaatkan Algo Trading.
Namun, trading berbasis algoritma mungkin akan tidak begitu bermanfaat jika gaya trading sang trader adalah angin-anginan. Dengan rentang jangka trading yang lebih lama dari scalping trading, tentu mereka pun memiliki waktu yang lebih panjang pula untuk melakukan analisis.
Algoritma terbentuk dari perpaduan ilmu statistik, matematika dan program komputer. Sehingga, trader yang ingin menggunakan alternatif strategi ini harus punya dasar pemahaman mengenai tiga akar keilmuan dari algoritma tersebut.
Tujuannya tentu agar dapat meracik, mendesain dan menciptakan algoritma yang berkualitas.
Risiko terbesar pada metode trading konvensional umumnya berkaitan dengan psikologis pasar. Untungnya, faktor risiko tersebut dapat dikesampingkan melalui Algo Trading.
Akan tetapi, tetap terdapat sejumlah risiko lain seperti deviasi market, kejadian tidak terduga anomali harga, dan hal-hal lain yang tidak dapat dibaca oleh komputer tanpa instruksi yang tepat.
Baca Juga: Ingin Trading Crypto? Yuk, simak 4 Hal yang Perlu Diperhatikan!
Kemampuan trader dalam mengelola risiko-risiko tersebut amat penting. Namun yang tak kalah pentingnya ialah menerjemahkan potensi risiko yang dimaksud ke dalam bahasa algoritmik yang dapat dipahami komputer.
Instruksi yang diinput jadi tumpuan utama dalam eksekusi trading oleh algoritma komputer ini. Pastikan instruksi tersebut jelas, bebas bias, dan tidak tumpang tindih.
Algoritma komputer hanya memahami bahasa pemrograman. Karenanya, dia tidak punya sensitivitas terhadap volatilitas harga, pemberitaan, maupun perubahan aturan sebagaimana trader pada umumnya.
Sehingga, meski eksekusi trading-nya dilakukan secara otomatis, namun kemampuan trader dalam menangkap "nuansa" di balik setiap pergerakan harga di aset kripto sangat menentukan kesuksesan strategi trading satu ini.
Hal lain yang perlu diperhatikan ialah besarnya dana yang ditaruh dalam trading dengan algoritma tersebut. Besaran dana ini tentunya akan berpengaruh pada tingkat kerugian dan keuntungan dari proses trading terotomasi.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: elluminati, lykke
Bagikan artikel ini