Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Diminta Kembali Jadi Bos The Fed, Simak 5 Fakta Unik Jerome Powell!
shareIcon

Diminta Kembali Jadi Bos The Fed, Simak 5 Fakta Unik Jerome Powell!

23 Nov 2021, 4:46 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Diminta Kembali Jadi Bos The Fed, Simak 5 Fakta Unik Jerome Powell!

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin (22/11) mengumumkan telah menominasikan Jerome Powell untuk menduduki kursi Ketua The Fed. Dengan demikian, maka Powell kemungkinan besar akan mempertahankan statusnya sebagai bos The Fed petahana hingga 2026 mendatang.

Pemilihan kembali Powell sebagai pimpinan The Fed tidak mengherankan, Sobat Cuan. Sebab, fraksi Partai Republik dan Partai Demokrat AS kompak menganggap Powell mampu menavigasi ekonomi AS di tengah ancaman pandemi COVID-19 dengan rentetan paket stimulusnya.

Namun, Sobat Cuan mungkin bertanya-tanya, seperti apa sih profil pria kelahiran 4 Februari 1953 tersebut? Nah, biar kamu tidak penasaran, yuk simak fakta-fakta unik tentang Powell berikut!

Baca juga: Pluang Pagi: Powell Lanjut Jadi Bos The Fed, Indeks AS & Kripto Terpeleset

Fakta-Fakta Unik Jerome Powell

1. Dikenal Sebagai Sosok Dovish

Pada masa jabatannya yang pertama, Powell dikenal oleh analis dan media sebagai ketua The Fed paling dovish di sejarah modern The Fed. Sikap ini bertolak belakang dengan pendahulunya, Janet Yellen, yang terbilang cukup hawkish.

Sikapnya yang dovish berhulu dari fokus utamanya untuk menggunakan instrumen kebijakan moneter demi akselerasi pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kondisi lapangan kerja penuh (full employment) di AS.

2. Ketua The Fed yang Tidak Punya Gelar S3 Ekonomi dalam 40 Tahun Terakhir

Siapa bilang jabatan ketua atau gubernur bank sentral hanya bisa diduduki mereka yang berlatar pendidikan ekonomi? Tengok saja latar belakang Jerome Powell yang justru dulunya mengenyam pendidikan Ilmu Politik di Princeton University dan kemudian mengambil pendidikan lanjutan jurusan Hukum di Georgetown University.

Powell nyemplung ke sektor ekonomi dan finansial setelah bekerja di lembaga investment bank Dillon, Read & Co. pada 1984 hingga 1990. Setelahnya, ia berkarier di Departemen Keuangan AS, The Carlyle Group, dan kini berakhir di bank sentral AS.

3. Pernah Berseteru dengan Mantan Presiden AS Donald Trump

Jerome Powell sukses menduduki kursi pimpinan The Fed pada 2017 berkat nominasi dari mantan Presiden AS Donald Trump. Kendati demikian, bukan berarti hubungan keduanya adem ayem saja lho, Sobat Cuan!

Pada Januari 2019, Trump pernah menganggap Powell sebagai “satu-satunya masalah” dalam ekonomi AS karena menaikkan suku bunga acuan Fed Rate di tengah tensi dagang antara AS dengan China. Saking kesalnya, Trump bahkan pernah bertanya ke penasihatnya tentang langkah-langkah yang “legal” demi memecat Powell dari jabatannya.

Namun, Powell memilih bergeming merespons ucapan Trump. Ia justru mengatakan bahwa ia enggan mengundurkan diri dari jabatannya meski Trump memaksanya.

4. Doyan Gowes Sepeda ke Kantor

Jerome Powell juga dikenal sebagai salah satu anggota tim gowes, lho, Sobat Cuan. Kecintaannya pada mengayuh sepeda tercermin dari kebiasaannya yang selalu bersepeda dari kediamannya di Chevy Chase, Maryland menuju kantor The Fed di Washington DC.

Bersepeda ke kantor adalah salah satu bukti bahwa Powell adalah pejabat moneter kelas atas dengan sikap yang santai. Selain itu, gaya selow lain yang ditunjukkan Powell adalah meminta rekan-rekannya di The Fed untuk memanggilnya dengan nama sapaan “Jay”.

5. Jerome Powell Dikenal Sebagai ‘Sahabat’ Investor

Pandemi COVID-19 menjadi periode di mana investor “jatuh cinta” dengan kebijakan-kebijakan Powell yang mendukung likuiditas pasar modal, pro-investasi, dan sigap mencegah guncangan finansial sebelum membengkak menjadi krisis.

Salah satu contohnya terjadi pada Maret 2020, dua bulan sejak World Health Organization (WHO) menyematkan status pandemi global kepada COVID-19. Kala itu, pelaku pasar dilanda kepanikan terkait penyebaran COVID-19 yang kian kronis dan berujung ke anjloknya kinerja indeks saham Wall Street bahkan hingga 20% dalam sehari.

Tanpa pikir panjang, Powell pun langsung mengumumkan bahwa The Fed akan mencetak US$500 miliar sebagai pinjaman jangka pendek bagi investor Wall Street yang tengah stress. Setelahnya, The Fed menyuntik US$500 miliar ke pasar utang jangka pendek (repo). Majalah Time menyamakan aksi The Fed tersebut dengan taktik “shock and awe” yang berlaku di dunia militer.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: CNN, Time, Wall Street Journal

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
lainnya
Simak 5 Cara Mudah Pilih Asuransi Kesehatan Terbaik!
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1