Pelaku bisnis tak dapat mengelak dari risiko usaha. Namun, apa sebenarnya risiko usaha dan apa saja jenis-jenisnya?
Risiko usaha, atau risiko bisnis, adalah risiko yang menyangkut tingkat keterpaparan sebuah perusahaan terhadap faktor-faktor yang dapa membuatnya rugi atau gagal beroperasi. Dengan kata lain, risiko usaha mencakup seluruh ancaman-ancaman yang dapat mengganggu kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan finansialnya.
Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan munculnya risiko usaha. Bisa saja, risiko itu berasal dari faktor internal seperti kelalaian manajemen atau keputusan perusahaan yang salah. Namun, kadang ancaman itu juga bisa datang dari eksternal, seperti bencana alam, ketidakstabilan ekonomi, dan instabilitas politik.
Risiko ini akan selalu ada di dalam kegiatan bisnis sehingga pelaku usaha pun tak bisa menghindarinya. Kendati begitu, pelaku bisnis sejatinya tetap bisa memitigasi risiko tersebut. Sehingga, pelaku bisnis pun wajib mengidentifikasi risiko-risiko usahanya sejak awal agar ancaman-ancaman tersebut tidak membahayakan kelangsungan bisnisnya.
Baca Juga: Risiko Pasar
Risiko usaha adalah istilah yang terbilang general. Di dalamnya, terdapat banyak jenis risiko-risiko yang bisa disebut sebagai risiko bisnis, yakni:
Risiko ini muncul saat bisnis tidak dapat berjalan sesuai dengan model atau rencana bisnis yang telah disiapkan sebelumnya.
Ketika bisnis tidak berjalan sesuai dengan rencana awal, maka strategi yang digunakannya tidak akan efektif. Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk menyusun rencana yang sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.
Risiko ini muncul akibat kegagalan atau kesalahan dalam proses operasional bisnis sehari-hari. Akibatnya, perusahaan gagal menampilkan performa bisnis yang sesuai dengan keinginannya.
Biasanya, risiko ini disebabkan oleh kerusakan mesin produksi atau faktor-faktor terkait tenaga kerja. Oleh karena itu, pelaku bisnis perlu mencari solusi untuk mengatasi risiko operasional agar proses bisnis tetap berjalan lancar.
Risiko compliance muncul di sektor-sektor bisnis yang sangat diatur oleh pemerintah. Misalkan, di Indonesia, pelaku usaha minuman keras dilarang menjual produknya di toko-toko ritel dan harus diperdagangkan di toko-toko tertentu. Karena sarana penjualannya dibatasi, maka pelaku usaha minuman keras pun kesulitan dalam memasarkan produknya dengan optimal.
Risiko keuangan berkaitan erat dengan kondisi keuangan perusahaan.
Risiko ini bisa muncul akibat peristiwa ekonomi global, kenaikan suku bunga pinjaman, kendala arus kas, atau piutang yang susah tertagih. Untuk mengurangi risiko ini, pelaku bisnis perlu menerapkan manajemen risiko dan mengontrol beban sekaligus utangnya.
Perkembangan teknologi yang semakin maju pun menimbulkan risiko tersendiri. Contohnya adalah pencurian data, peretasan, hingga kegalatan yang terjadi karena teknologi tidak berjalan dengan baik.
Dunia bisnis sangat kompetitif, sehingga setiap bisnis tentu akan menghadapi pesaing yang bejibun. Namun, semakin banyaknya pesaing, tentu ceruk pasar perusahaan akan semakin tergerus.
Sehingga, pelaku usaha harus terus memperhatikan kompetitornya dan selalu berinovasi agar ia bisa mempertahankan pangsa pasarnya.
Baca juga: Simak 5 Tips Mudah Melakukan Investment Planning!
Faktor penyebab timbulnya risiko bisnis dapat berasal dari pihak internal maupun eksternal. Apa saja faktor-faktor penyebabnya?
Salah satu penyebab risiko bisnis yang berasal dari eksternal adalah masalah ekonomi dalam suatu negara. Misalnya, inflasi tinggi tentu akan mengerem daya beli masyarakat sehingga pendapatan perusahaan pun akan kena getahnya.
Bencana alam adalah risiko yang tak bisa dihindari. Jika tidak diantisipasi dengan baik, maka kondisi tersebut akan sangat memukul kinerja bisnis dan keuangan perusahaan.
Adapun contoh bencana alam tersebut meliputi gunung meletus, cuaca buruk, gempa bumi, kebakaran, hingga badai kencang.
Salah satu faktor yang menjadi risiko terakhir dalam bisnis adalah perilaku manusia. Faktor ini muncul dari dalam perusahaan dan berkaitan dengan keputusan atau kebijakan yang kurang tepat. Contohnya, risiko yang muncul akibat perilaku manusia seperti hilangnya kepercayaan konsumen, penumpukan piutang, dan sejenisnya.
Baca Juga: Risiko Likuiditas
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, setiap bisnis pasti tak bisa mengelak dari risiko usaha. Namun, pebisnis bisa memitigasinya melalui langkah-langkah berikut!
Pelaku usaha semestinya tidak hanya berfokus pada mencari keuntungan dan ekspansi bisnis semata. Namun, mereka juga harus memperhatikan aspek-aspek lain, utamanya yang berada di luar kendali mereka, yang dapat memukul kinerja bisnisnya.
Dengan demikian, pebisnis seharusnya bisa memetakan situasi dengan melihat gambaran besar (big picture) atas kondisi ekonomi di masa depan. Hal ini akan melatih pelaku usaha untuk menaksir situasi masa depan dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
Cara mengidentifikasi risiko usaha juga dapat dilakukan dengan merencanakan bisnis dengan teliti.
Sebelum memulai bisnisnya, pelaku usaha harus membuat rencana yang mempertimbangkan risiko-risiko yang mungkin muncul. Dengan demikian, risiko-risiko yang mungkin dihadapi bisa dapat diprediksi dan diantisipasi dengan baik.
Pelaku usaha tentu ingin produknya selalu diterima oleh masyarakat. Oleh karenanya, ia tidak boleh melempar produknya ke publik secara asal-asalan.
Sebelum meluncurkan produk ke pasar, penting untuk menganalisis tingkat kematangan produk guna mencegah penurunan penjualan akibat kejenuhan konsumen atau masalah lainnya. Dengan demikian, setiap risiko yang muncul dapat diidentifikasi atau bahkan diprediksi.
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) dapat membantu perusahaan dalam merumuskan strategi menghadapi setiap permasalahan dan risiko yang dihadapi. Oleh karena itu, analisis SWOT juga merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi risiko usaha.
Salah satu cara mengidentifikasi risiko usaha adalah dengan merencanakan strategi untuk mengurangi risiko.
Mengurangi risiko merupakan langkah penting untuk menghindari kesalahan prosedur dan kegagalan dalam produksi atau operasional. Dengan demikian, pelaku usaha dapat mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko yang dihadapi.
Kesuksesan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuannya dalam melalui setiap tahap prosesnya. Oleh karenanya, penting bagi pelaku usaha untuk disiplin dalam mendokumentasikan setiap proses yang dilalui.
Dokumentasi proses yang dilakukan juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja secara berkelanjutan. Cara ini juga dapat membantu menghilangkan penyebab risiko usaha secara internal. Dengan demikian, proses dan pertumbuhan usaha dapat terjadi sambil meminimalisasi risiko yang ada.
Baca Juga: Mempelajari Margin of Safety, Konsep Kunci Pengukuran Risiko Investasi
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: ocbcnisp, Investopedia
Bagikan artikel ini