Analisis SWOT adalah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi keunggulan kompetitif sebuah perusahaan serta pengembangan rencana strategis korporasi ke depan. Sesuai singkatannya, seluruh kerangka kerja tersebut didasarkan pada Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (kesempatan), dan Threats (ancaman).
Analisis SWOT adalah landasan pokok dalam ilmu manajemen bisnis dasar. Analisis ini didesain untuk memfasilitasi perusahaan dalam menilai kondisi realistis sebuah pasar berdasarkan data dan fakta yang tersedia. SWOT pun tak hanya melihat potensi, kekuatan, dan kelemahan perusahaan dari sisi internal, melainkan juga kesempatan dan ancaman dari sisi eksternal.
Namun, sebelum menyusun analisis tersebut, perusahaan perlu menghindar dari sikap bias. Selain itu, analisis ini akan menghasilkan kesimpulan yang sempurna jika masing-masing perwakilan perusahaan memberikan pendapat di dalamnya berdasarkan data yang tersedia. Sehingga, analisis yang dihasilkan bisa objektif dan sesuai dengan konteks sebenarnya.
Tak hanya itu, perusahaan bisa menggunakan analisis ini hanya sebagai pedoman. Bukan sebagai resep mutlak untuk beroperasi ke depan.
Baca juga: Analisis: Harga Emas Masih Dihantui Obligasi AS, Ditopang Pertemuan AS-China
Analisis SWOT adalah teknik untuk menilai performa, kompetisi, risiko, dan potensi dari sebuah bisnis. Makanya, analisis ini memerlukan data internal maupun eksternal. Untuk mencegah bias, kadang analisis ini disusun oleh pihak ketiga, yang biasanya merupakan konsultan bisnis.
Biasanya, para analis menampilkan analisis SWOT dalam sebuah persegi yang dibagi menjadi empat kuadran. Di mana, masing-masing kuadran tersebut mewakili setiap aspek yang ada di dalam analisis SWOT. Lantas, seperti apa penjelasan masing-masing kuadran tersebut?
Kekuatan biasanya menggambarkan keunggulan perusahaan jika dibandingkan dengan kompetitor lainnya. Selain itu, aspek ini juga digunakan untuk menggambarkan perbedaan mencolok sebuah perusahaan dengan perusahaan lainnya. Misalnya, dari segi merk, basis konsumen, neraca keuangan, teknologi, dan lainnya.
Sebagai contoh: Sebuah perusahaan hedge fund mungkin telah berhasil mengembangkan prop trading, atau investasi langsung di instrumen saham, sehingga menghasilkan cuan yang lebih mantap dibanding perusahaan lainnya. Nantinya, keunggulan ini akan menjadi basis strategi bagi perusahaan untuk menjaring nasabah-nasabah baru.
Berbagai kelemahan yang dimiliki perusahaan akan menghambat perusahaan dalam mencapai kinerja yang optimal. Sisi negatif ini perlu dibenahi perusahaan agar bisa bersaing dengan kompetitornya. Misalnya, nama merk yang tidak dikenal masyarakat, tingkat utang yang tinggi, rantai pasok yang terbatas, dan lain-lain.
Aspek ini mengacu kepada kondisi eksternal yang bisa memberi perusahaan tersebut keunggulan tersendiri. Misalnya: Perusahaan produsen mobil tentu akan berada di atas angin jika pemerintah memangkas Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) atau pajak-pajak lainnya.
Ancaman biasanya merujuk pada faktor-faktor eksternal yang bisa mengganggu kinerja perusahaan. Aspek ini mencakup daya saing rival bisnis dan, terkadang, aspek ini berada di luar kendali perusahaan. Misalnya: Produsen beras mungkin akan menganggap musim kemarau sebagai ancaman yang bisa mengganggu produksinya.
Baca juga: Harga Emas Pekan Ini Akan Berkibar Ditopang Stimulus Fiskal AS
Hanya saja, banyak yang menemukan kelemahan dari analisis SWOT. Misalnya adalah ruang cakupan analisis yang terbatas dan ketidakmampuannya dalam mendorong perusahaan untuk melakukan analisis yang lebih mendalam.
Maka dari itu, kini sudah terdapat beberapa analisis bisnis yang dianggap bisa menggantikan SWOT. Apa saja?
SCORE merupakan singkatan dari Strengths, Challenges, Options, Responses, and Effectiveness. Analisis ini adalah modifikasi dari analisis SWOT, di mana perusahaan bisa mengganti aspek negatif yang ada di dalam SWOT (yakni kelemahan dan ancaman) dengan aspek lain yang dianggap bisa memunculkan keunggulan perusahaan yang sebenarnya.
Hanya saja, analisis ini kerap dikritik lantaran terlalu idealis. Apalagi, analisis ini seolah-olah mengesampingkan tantangan dan kelemahan, yang tentu saja bisa dilihat secara kasat mata oleh perusahaan tersebut.
SOAR merupakan singkatan dari Strengths, Opportunities, Aspirations, and Results. Analisis ini merupakan versi yang lebih “kalem” dari analisis SCORE dan SWOT dengan melihat aspek-aspek yang positif dari perusahaan.
Namun, lagi-lagi, analisis ini dikritik karena dianggap tak bijak. Sebab, analisis ini tidak bisa memperhitungkan tantangan dan ancaman yang ada di depan mata, sehingga perencanaan bisnis sebuah perusahaan mungkin bisa gagal.
NOISE sendiri merupakan singkatan dari Needs, Opportunities, Improvements, Strengths, and Exceptions. Konsep ini cukup mirip dengan konsep SCORE, yakni dengan mengesampingkan aspek-aspek negatif yang dimiliki atau dihadapi perusahaan.
Hanya saja, analisis ini dikritik karena memiliki indikator Needs, atau kebutuhan. Sebab, perusahaan tentu memiliki kebutuhan yang tidak terbatas untuk menjalankan strategi bisnis tertentu.
Baca juga: Harga Emas Pekan Ini Akan Menguat, Meski Diterpa Sentimen Negatif Berat
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Investopedia, Small Business
Bagikan artikel ini