Di dalam melakukan trading, para trader dan investor menggunakan banyak sekali jenis chart untuk analisis teknikal. Chart sendiri pun digunakan oleh para pelaku pasar untuk menganalisis harga dan tren suatu aset dari sisi teknikal. Secara lebih simpelnya, chart adalah kumpulan data yang telah diolah dan diterjemahkan ke dalam sebuah visual.Umumnya, pelaku pasar menggunakan dua jenis chart populer, yakni line chart dan candlestick chart. Kamu pun bakal sering bertemu kedua chart tersebut di berbagai perangkat analisis teknikal, termasuk tradingview.Lantas, apa itu line chart dan trading chart? Yuk, simak penjelasannya di artikel berikut!
Line chart adalah grafik dalam bentuk garis yang diciptakan dengan menghubungkan harga penutupan sebuah aset di setiap periode yang digunakan dalam grafik tersebut.
Sebagai contoh, grafik harian adalah garis yang menghubungkan harga-harga penutupan sebuah aset setiap harinya. Sementara itu, grafik per jam merupakan garis yang menyambungkan harga sebuah aset di setiap jamnya.
Pelaku pasar biasanya menggunakan line chart untuk memvisualisasikan pergerakan harga aset. Melalui grafik ini, mereka bisa membaca reli dan tren harga sebuah aset beserta reaksi pelaku pasar terhadap tren tersebut.
Sobat Cuan bisa menengok contoh line chart di grafik nilai harian indeks S&P 500 antara 2017 hingga 2021 berikut.
Dari grafik tersebut, Sobat Cuan bisa mengetahui kapan tren harga sebuah aset terus meningkat (bull market), menurun (bear market), atau mengalami reli. Grafik ini membantu kamu memahami kondisi pasar yang terjadi saat ini sehingga kamu bisa membuat keputusan investasi yang tepat.
Baca juga: Kenali 5 Pola Candlestick Sebagai Petunjuk Trading bagi Pemula
Candlestick chart adalah grafik yang menunjukkan harga aset tertinggi dan terendah serta harga pembukaan dan penutupan sekaligus di satu rentang periode tertentu. Makanya, bentuknya pun jauh berbeda dengan line chart.
Candlestick chart sendiri melintang vertikal yang terdiri dari dua bagian utama, yakni badan dan "batang" yang menjulang di atas dan bawah. Bagian badan menggambarkan posisi harga aset saat pembukaan dan penutupan, sementara bagian batang menggambarkan titik harga terendah dan tertinggi sepanjang sesi perdagangan.
Agar mempermudah investor melihat arah pergerakan harga, grafik candlestick umumnya memiliki dua warna, yakni hijau dan merah. Grafik candlestick hijau melambangkan bahwa harga aset tengah naik dalam periode tersebut, sementara warna merah melambangkan penurunan harga.
Nah, untuk lebih mudah memahami candlestick, Sobat Cuan bisa menyimak gambar berikut!
[caption id="attachment_33027" align="aligncenter" width="1026"] Grafik candlestick saat tren harga naik[/caption][caption id="attachment_33029" align="aligncenter" width="1966"] Grafik candlestick saat tren harga turun[/caption]
Seperti apa definisi atas grafik di atas? Simak penjelasannya berikut!
Agar kamu lebih memahami soal grafik candlestick, yuk perhatikan contoh grafik candlestick dalam analisis teknikal nilai indeks Nasdaq 100 antara Januari hingga Juli 2021 berikut.
Grafik di atas memperlihatkan warna merah dan hijau secara selang-seling, yang menunjukkan fluktuasi nilai indeks tersebut. Namun, ada kalanya grafik berwarna hijau terus menerus dan ada masanya grafik tersebut berwarna merah secara berurutan. Nah, warna-warna yang muncul secara berentetan tersebut menunjukkan arah pergerakan nilai indeks Nasdaq 100.
Sebagai contoh, sebagian besar badan grafik candlestick berwarna hijau antara Mei hingga Juli, yang mengindikasikan bahwa tren nilai indeks Nasdaq 100 tengah menanjak. Kemudian, beberapa elemen tambahan di badan candlestick tersebut memberikan info lainnya terkait tingkat volatilitas nilai tersebut.
Badan candlestick yang panjang, misalnya, menunjukkan perubahan harga yang ekstrem dari awal hingga akhir sesi perdagangan. Sementara itu, batang candlestick yang panjang menunjukkan seberapa parah harga berfluktuasi dalam rentang waktu tersebut.
Tak hanya itu, pelaku pasar juga bisa meramal arah pasar hanya dengan melihat pola candlestick tertentu.
Seperti yang terlihat pada grafik di atas, terdapat satu candlestick yang terlihat seperti palu lantaran memiliki badan yang pendek namun dengan batang yang panjang. Nah, pola tersebut disebut dengan "hammer candlestick", yakni sebuah pola yang sering dianggap pelaku pasar sebagai pertanda bahwa tren harga aset akan berbalik arah dari menurun menjadi meningkat.
Jika terdapat pola seperti itu, maka ada baiknya Sobat Cuan segera masuk ke pasar untuk mendulang cuan.
Kini, kamu sudah memahami line charts dan grafik candlestick. Hanya saja, grafik manakah yang perlu kamu pilih?
Kamu bisa menggunakan line chart untuk membaca kesimpulan singkat mengenai pergerakan harga. Hanya saja, line chart tidak bisa membaca data-data selain data titik harga penutupan.
Sementara itu, grafik candlestick dapat memberikanmu data terkait perjalanan harga sebuah aset di setiap periodenya.
Namun, apapun jenis grafiknya, seluruh grafik trading memiliki rentang waktunya sendiri baik dalam hitungan menit, jam, harian, bulanan, atau tahunan. Sehingga, baik menggunakan line chart atau candlestick dalam analisis teknikal, kamu tetap bisa melihat perjalanan harga sebuah aset.
Baca juga: Gak Bisa Baca Candlesticks? Simak Cara Bacanya Bagi Pemula di Sini!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini