Adalah pengetahuan umum, bahwa untuk berinvestasi, kita harus memperhitungkan hukum permintaan dan penawaran. Lantas, teori permintaan dan penawaran seperti apa yang perlu dipahami, khususnya untuk investor pemula?
Perkara hukum permintaan dan penawaran sudah tercatat sejak ribuan tahun lalu. Bait ke-256 Tirukkural, yang disusun kurang lebih 2.000 tahun lalu telah mencatatnya. Bait itu berbunyi “jika orang tidak mengonsumsi produk atau layanan, maka tidak akan ada orang yang memasok produk atau layanan itu demi harga tersebut”.
Dalam hal investasi, hukum permintaan dan penawaran menjelaskan hubungan antara ketersediaan dan keinginan membeli suatu produk, mulai dari keamanan dan harganya.
Ingin tahu penjelasan lebih lanjut tentang teori permintaan dan penawaran? Serta, bagaimana hukum permintaan dan penawaran ini memengaruhi pasar saham? Simak penjelasan di bawah ini.
Baca juga: Investasi Lebih Aman, Ketahui Cara Mengelola 7 Risiko Investasi Ini
Hukum permintaan dan penawaran menjelaskan hubungan antara penjual dan pembeli. Ada dua klausa inti dari hukum permintaan dan penawaran.
Pertama, jika persediaan tinggi dan penawaran rendah, maka harga akan turun. Kedua, ketika penawaran tinggi dan persediaan rendah, maka harga pun akan naik.
Mengapa hukum permintaan dan penawaran diibaratkan seperti jungkat-jungkit? Hal ini karena ketika perubahan penawaran atau permintaan mengubah harga. Selanjutnya, perubahan harga memengaruhi penawaran dan permintaan. Kemudian, hal itu menciptakan keseimbangan, setidaknya untuk sementara, dari waktu ke waktu.
Hukum permintaan dan penawaran berlaku bagi barang dan jasa. Penawaran, permintaan, dan harga saling bereaksi dan memengaruhi satu sama lain. Untuk meningkatkan penjualan, produsen akan menurunkan harga dan mengurangi produksi ketika klausa pertama berlaku.
Sebaliknya, produsen akan memaksimalkan keuntungan dengan meningkatkan harga dan meningkatkan produksi ketika klausa kedua berlaku. Secara tidak langsung, hukum ini menciptakan keseimbangan.
Kita bisa melihatnya pada penjualan buah musiman. Misalnya, semangka yang merupakan buah musim panas. Ketika semangka dipanen selama bulan-bulan musim panas, maka persediaan akan tinggi dan harga akan turun. Namun, jika kita membeli semangka di luar musim panas, harganya akan meningkat.
Hukum permintaan dan penawaran tidak selamanya berlaku. Misalnya, di pasar barang-barang mewah. Ketika harga barangnya naik, makan barang tersebut menjadi lebih premium. Dan hal itu akan mendorong dan meningkatkan penawaran konsumen untuk membeli barang tersebut.
Dalam beberapa barang, harga yang murah juga bisa menjadi buah simalakama. Konsumen dapat menghindari barang tersebut karena ragu akan kualitasnya dan memiliki barang dengan harga yang lebih tinggi.
Baca juga: Dari A ke Z, Ini 33 Istilah Saham yang Paling Penting untuk Kamu Ketahui
Kalian juga harus memerhatikan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa. Untuk produksi dibidang pertanian, cuaca, harga pupuk, dan upah karyawan menjadi hal penting yang tidak boleh dilupakan. Sedangkan untuk bidang jasa, tren dan perkembangan selera masyarakat bisa menjadi indikator penentu permintaan dan penawaran.
Selanjutnya, bagaimana hukum permintaan dan penawaran ini berlaku di pasar saham?
Pada dasarnya, hukum permintaan dan penawaran di pasar saham memiliki prinsip yang sama dengan pasar barang dan jasa. Hukum memengaruhi pasar saham dengan menentukan harga masing-masing saham yang membentuk saham.
Hal pertama yang perlu kita perhatikan adalah faktor-faktor apa saja yang memengaruhi permintaan saham. Data ekonomi, suku bunga, dan hasil perusahaan adalah faktor-faktor utamanya.
Data ekonomi mengungkapkan informasi tentang keadaan ekonomi secara umum. Sedangkan suku bunga menjadi acuan tinggi rendahnya permintaan untuk saham.
Ingat, peningkatan suku bunga menandakan penurunan permintaan saham. Laba, penjualan, margin dan prospek perusahaan menjadi indikator penghitungan volatilitas seseorang untuk membeli saham.
Kecepatan perubahan permintaan dan persediaan saham berbeda. Permintaan saham akan relatif lebih cepat berubah seiring dengan dinamika pasar, kondisi ekonomi, hasil perusahaan, dan kebijakan bank sentral. Namun, persediaan saham cenderung berubah pada kecepatan glasial.
Jangan khawatir, simak tips berikut untuk mengetahui cara meningkatkan pasokan.
Spin-off atau penerbitan saham baru biasa dilakukan oleh perusahaan yang sudah terdaftar secara publik. Termasuk perusahaan swasta yang melakukan penawaran umum untuk pertama kalinya. Misalnya, perusahaan yang ada melepaskan diri dari unit dan menjadi perusahaan sendiri.
Ada juga perusahaan yang menerbitkan saham untuk mencari tambahan modal. Keadaan ini bisa menyebabkan penurunan harga saham karena keseluruhan penawaran saham meningkat.
Itulah penjelasan antara investasi, penawaran, dan permintaan saham. Menarik ya, melihat bagaimana mereka saling memengaruhi satu sama lain. Jadi, makin yakin kan untuk investasi saham?
Sumber: Investopedia, Learn Rohinhood
Takut Investasi karena Istilah Rumit? Simak Kamus Investasi Emas Ini!
Gaji Pas-pasan? Pertimbangkan 4 Hal Ini untuk Mengambil Utang Produktif
Enam Cara Investasi Emas bagi Pemula
Perusahaan Incaranmu Melantai di Bursa Saham? Ini Tips dan Trik Membeli Saham IPO
Selain Saham Apple, Ini 10 Saham Terbesar Milik Warren Buffett!
Bagikan artikel ini