Dalam definisi yang paling sederhana, diversifikasi portofolio adalah praktik atau cara membagi sumber dana ke beberapa kategori. Portofolio investasi adalah alokasi dana yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan tiap investor.
Jika kamu investor pemula, kamu perlu memahami bahwa kamu akan mulai mengalokasikan dana ke beberapa produk investasi. Beberapa di antaranya seperti saham, obligasi, reksadana, investment partnerships real estat, atau bahkan ekuitas swasta.
Mengapa perlu melakukan diversifikasi portofolio? Teorinya adalah bahwa kamu dapat mengurangi risiko karena setiap kelas aset memiliki korelasi yang berbeda dengan yang lainnya.
Artinya, saat saham naik, obligasi justru mungkin jatuh. Sementara saat saham turun, real estat bisa saja dapat menghasilkan pengembalian rata-rata lebih besar. Artinya, ketika kamu menempatkan dana di berbagai produk investasi/kelas aset, kamu “mengamankan” danamu dari berbagai situasi ini.
Baca juga: Mengenal Compound Interest, Konsep Bunga Lipat Ganda dalam Investasi
Jumlah total dana yang ditempatkan dalam diversifikasi portofolio ini tergantung pada model alokasi aset yang kamu pilih.
Tiap model diversifikasi ini dirancang untuk mencerminkan tujuan pribadimu. Atau bergantung pada toleransi risiko yang dapat kamu tanggung dalam menempatkan dana di produk investasi tersebut.
Selanjutnya, kelas asetmu masih dapat dibagi lagi menjadi sektor. Misalnya, jika model alokasi asetmu menempatkan 40% dari total portofolio untuk diinvestasikan dalam bentuk saham, manajer portofolio dapat menawarkan 40% dana itu dialokasikan ke sektor saham berbeda.
Kamu barangkali akan direkomendasikan untuk menempatkan dana tersebut dalam saham dengan kapitalisasi besar (big caps atau blue-chip stocks), kapitalisasi menengah, perbankan, atau manufaktur tertentu.
Selain itu, penempatan portofolio juga tergantung pada identitas personal. Seseorang barangkali akan merasa lebih nyaman untuk memiliki diversifikasi portofolio dengan mayoritas kepemilikan aset obligasi dengan nilai imbal hasil tetap.
Yang lainnya lagi lebih menyukai tantangan dan memiliki banyak saham 50 perak (alias saham goceng) dalam portofolionya.
Jadi, bagaimana semestinya kamu menentukan diversifikasi portofolio yang pas dengan rencana keuanganmu?
Baca juga: 8 Strategi Investasi Hadapi Bear Market Lantaran Pandemi COVID-19
Jadi, kita sudah bersepakat bahwa portofolio investasi adalah jalan untuk mengamankan danamu sesuai dengan tujuanmu. Sebagian besar diversifikasi portofolio melingkupi empat tujuan: pelestarian dana/modal, memperoleh pendapatan tetap, menyeimbangkan portofolio dana, atau menginginkan pertumbuhan signifikan.
Keempat tujuan dari model diversifikasi portofolio tersebut tentunya bergantung pada rencana keuangan berbeda. Ini meliputi rencana jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang dari investor yang ingin mengembangkan diversifikasi portofolio.
Berikut ini penjelasan tentang keempat model alokasi produk investasi/aset tersebut:
Model ini dirancang untuk mereka yang mengharapkan atau menggunakan kas keuangan mereka dalam dua belas bulan ke depan dan tidak ingin mengambil risiko kehilangan bahkan persentase kecil sekalipun.
Jenis model ini cocok untuk investor yang ingin membayar kuliah, membeli rumah, atau mengakusisi bisnis. Pasar uang dan obligasi mendominasi 80% dari jenis diversifikasi portofolio ini.
Diversifikasi portofolio jenis ini dirancang untuk menghasilkan pendapatan bagi pemiliknya yang ingin memperoleh pendapatan tetap. Perolehan investasi pendapatan tetap bias diperoleh dari berbagai sumber.
Mulai dari perusahaan besar yang menguntungkan, real estat (kerap dalam bentuk Real Estate Investment Trusts, REITs), treasury notes, atau saham pada perusahaan blue-chipdengan sejarah panjang pembayaran dividen.
Mereka yang berinvestasi dalam model ini adalah mereka yang berorientasi pada pendapatan yang aman di kala pensiun atau mereka yang termasuk single-fighter di rumah tangganya.
Jenis ini termasuk hibrid dari diversifikasi portofolio pendapatan tetap dan diversifikasi portofolio pertumbuhan, karena itu dikenal sebagai alokasi aset yang seimbang.
Bagi kebanyakan orang, jenis portofolio yang seimbang adalah pilihan terbaik. Portofolio jenis ini mencoba menengahi kebutuhan tujuan jangka panjang maupun saat ini.
Pada portofolio jenis ini, investor memegang berbagai produk investasi dengan kekuatan yang seimbang. Karena itu, risikonya terbilang tidak terlalu tinggi.
Alokasi aset pada jenis diversifikasi portofolio yang menekankan pada pertumbuhan dana dirancang untuk mereka yang baru memulai karier dan tertarik membangun kekayaan jangka panjang.
Aset tidak ditujukan untuk menghasilkan pendapatan saat ini. Pendapatan untuk saat ini bergantung pada penghasilan atau gaji yang diperoleh secara reguler.
Sumber: The Balance
Tujuh Langkah Mencapai Kebebasan Finansial
Niat Jadi Kolektor Lukisan Pemula? Ketahui Dulu Risiko Investasinya di Sini!
Pengin Bikin Start-up? Ini 5 Strategi Awal yang Harus Kamu Ketahui
Bagikan artikel ini