Pada Juni ini, daftar hari penting terkait penentuan kebijakan ekonomi dunia dapat dipantau pada sejumlah web resmi mereka. Simak daftar hari penting di dunia terkait pergerakan ekonomi yang dibahas dalam pertemuan-pertemuan tersebut.
The Economist Intelligence Unit memproyeksikan 17 negara anggota G20 bakal mengalami resesi tahun ini. Ekonomi Indonesia diprediksi masih bisa tumbuh 1% tahun ini. Sementara, perekonomian AS yang kini merupakan ekonomi terbesar dunia diprediksi mengalami kontraksi minus 4%.
Di situasi pandemi seperti saat ini, penting bagi kita untuk mengetahui kebijakan terkini yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga keuangan paling penting di negara-negara tersebut.
Profesor Ekonomi Universitas New York, Nouriel Roubini memprediksi resesi ekonomi saat ini akan berubah menjadi kejatuhan besar, alias Greater Depression.
Prediksinya ini berdasarkan pada dinamika ekonomi pada sektor privat, rumah tangga, dan korporasi. Bagaimana respons kebijakan negara terhadap ancaman greater depression ini?
Baca juga: FOMC: Pengaruhnya pada Kebijakan Moneter AS dan Pasar Keuangan Dunia
Dalam pertemuan 4 Juni ini, European Central Bank alias Bank Sentral Eropa melangsungkan 4 agenda.
Pada rilisnya di bulan April, Christine Lagarde, Presiden ECB, dan Luis de Guindos, Wakil Presiden ECB, membahas tentang perkembangan ekonomi di negara-negara Uni Eropa.
Kawasan euro diprediksi menghadapi kontraksi ekonomi yang kecepatannya belum pernah terjadi. Langkah-langkah untuk menahan penyebaran COVID-19 sebagian besar telah menghentikan kegiatan ekonomi di semua negara kawasan euro.
Indikator survei untuk sentimen konsumen dan bisnis pun anjlok, menunjukkan kontraksi tajam dalam pertumbuhan ekonomi dan penurunan kondisi pasar tenaga kerja.
Lantaran ketidakpastian yang tinggi seputar tingkat kejatuhan ekonomi negara-negara Uni Eropa ini, skenario pertumbuhan oleh ECB menunjukkan bahwa PDB kawasan euro dapat turun antara 5-12% tahun ini. Ini bergantung pada durasi langkah-langkah penanganan dan keberhasilan penerapan kebijakan.
ECB telah melakukan kebijakan yang menentukan sejak awal Maret. Berbagai kebijakan penting ini memberi dukungan ekonomi kawasan euro terutama sektor yang paling terdampak oleh krisis pandemi.
Pertemuan ECB pada 4 Juni merupakan daftar hari penting karena di sana bahasannya mengenai langkah-langkah mendukung kondisi likuiditas dan membantu mempertahankan aliran kredit ke rumah tangga dan perusahaan dibicarakan.
Pertumbuhan PDB AS pada Q1 2020 terkontraksi 4,8%. Ini lebih rendah dibandingkan prediksi Dow Jones yang terkontraksi 3,4%. Penurunan ini menjadi yang terendah sejak Q1 2014, yakni 1,1%. Bagaimana kebijakan FOMC mengatasi ini?
Rapat-rapat FOMC diselenggarakan dalam delapan pertemuan yang dijadwalkan secara rutin selama tahun 2020. Risalah pertemuan yang dijadwalkan tersebut dirilis tiga minggu setelah tanggal keputusan kebijakan. Adapun keanggotaan komite FOMC berubah pada pertemuan terjadwal pertama tahun 2020 ini.
Dalam daftar hari penting FOMC, pertemuan sebelumnya dilangsungkan pada 28-29 April. Pertemuan tersebut menghasilkan respons The Fed atas situasi pandemi COVID-19 di AS saat ini.
FOMC meeting berkomitmen untuk mendukung ekonomi di saat penuh tantangan ini. AS telah menurunkan suku bunga mendekati nol. Tingkat suku bunga 0,1% ini berlaku efektif per 30 April dan akan dipertahankan hingga pemerintah dan masyarakat yakin bahwa ekonomi telah melewati fase pandemi ini.
Baca juga: Capai Kesepakatan Fase 1, Ini Kronologi Perang Dagang AS-China Selama 18 Bulan
Pemerintah Jepang resmi mencabut status darurat nasional corona pada Senin (25/5).
“Kami memiliki kriteria yang amat ketat untuk mencabut status darurat. Kami telah menilai bahwa kami mencapai kriteria ini,” ujar Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.
Setelah mencabut status darurat, Jepang akan mengeluarkan paket stimulus USD 929 M atau setar Rp13.656 T (dengan asumsi kurs Rp14.700 per USD). Sebelumnya, Jepang menggulirkan stimulus senilai USD 1,1 T pada April.
Selama dua kuartal, pertumbuhan ekonomi Jepang berada di level negatif. Bank of Japan memperluas stimulus moneter dan berjanji membeli sebanyak mungkin obligasi untuk menjaga bunga pinjaman tetap nol.
Adapun pertemuan Bank of Japan pada 15-16 Juni tentunya menjadi daftar hari penting bagi penentuan kebijakan selanjutnya.
Jumlah uang yang telah digelontorkan Bank of England terbilang fantastis. BoE telah meminjamkan GBP 19 M bagi 55 perusahaan besar Inggris. Sementara, diperkirakan sebesar GBP 39 M lebih berpotensi untuk dipinjamkan.
Sejalan dengan ini, Bank Dunia telah mengeluarkan senilai GBP 200 M di pasar dan pemerintah Inggris sedang mempertimbangkan pinjaman yang melonjak hingga GBP 300 M untuk 2020.
Sementara itu, tercatat Inggris baru saja mengalami musim semi terkering sejak lima tahun terakhir. Petani Inggris melaporkan tanaman-tanaman yang layu di ladang mereka.
Pertemuan BoE pada 18 Juni mendatang menjadi daftar hari penting di dunia untuk mengatasi persoalan ini. Tentu penting bahwa bank sentral dunia mengintegrasikan perlindungan ekonomi sebagai bagian integral peran mereka melindungi ekonomi global.
Sumber: Katadata, Katadata, Independent
Naik Hanya 8,51%, Ini Alasan Serikat Buruh Tolak Kenaikan Upah Buruh yang Kecil
Di Tengah Perang Dingin Teknologi AS-Tiongkok, 5G Huawei Optimis Akan Meledak di Pasar
Perbankan Terimpit Persaingan Fintech, OJK Dukung Merger Bank di Indonesia
Menyulap Hobi Menjadi Bisnis dengan 7 Trik Andalan Ini!
Perkara Saham hingga Krisis Ekonomi, Ini 7 Rekomendasi Film Terbaik Soal Keuangan
Bagikan artikel ini