Tahun 2019 menunjukkan pengalaman investasi emas memberi sentimen positif pada investor. Kinerja harga emas sepanjang tahun 2019 menunjukkannya sebagai investasi paling menguntungkan.
Harga emas memang sempat meredup pada 2019, tetapi kenaikannya sepanjang tahun berhasil menarik perhatian investor pada investasi logam mulia ini kembali.
Kinerja emas sebagai aset lindung nilai atau safe haven berhasil mengungguli instrumen investasi lain. Sepanjang tahun, harga emas di pasar global naik hingga 14,94%.
Pada Senin (30/12) saja, harga emas kontrak pengiriman Februari 2020 di Commodity Exchange berada di level USD 1.515 per ons troi, padahal di awal tahun harganya masih USD 1.300.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menyebutkan bahwa harga emas akan makin naik jelang akhir tahun akibat sentimen ketegangan politik perang dagang antara pemerintah AS-Tiongkok.
Kendati, risiko pemakzulan Presiden AS Trump dan perseteruan dagang lanjutan antara AS-Korea Selatan, ataupun rencana adanya UU Uighur oleh AS terkait demonstrasi di Hong Kong perlu diperhitungkan juga untuk memprediksi harga emas pada tahun 2020.
Ketegangan politik ini tentu akan pengaruhi pengalaman investasi emas bagi investor. Namun, dibandingkan investasi lain, emas masih tetap dapat dikatakan sebagai salah satu investasi paling menguntungkan.
Peningkatan permintaan emas sebagai aset lindung nilai yang dilakukan sebagian besar bank sentral dunia tunjukkan bahwa logam mulia satu ini masih menarik secara global.
People’s Bank of China (PBoC) dan Bank Sentral Federasi Rusia pada 2019 ini menggenjot kepemilikan emas sebagai cadangan devisa, menggantikan dolar AS.
Meski, hingga saat ini, secara global ketegangan geopolitik belum menunjukkan perubahan berarti. Kesepakatan dagang fase pertama baru akan disepakati jelang November 2020 pada pemilihan presiden AS.
Kenaikan harga emas yang cukup tinggi, hingga 14,24% sepanjang tahun 2019, bagaimanapun terbilang rawan koreksi. Apalagi, jika investor beramai-ramai melakukan aksi profit taking.
Maka itu, selain emas, investor pada 2020 tampaknya masih akan melirik obligasi. Pada 2019, investasi satu ini menjadi investasi paling menguntungkan setelah emas.
Pamor surat utang kembali meroket dan tunjukkan kinerja pasar obligasi dalam negeri dalam potensi ciamik. Terutama ketika Bank Indonesia umumkan menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR) pada Juni 2019.
Kebijakan Bank Indonesia ini sejalan dengan The Fed yang menurunkan suku bunga sejak 2018, sesuatu yang dilakukan kali kedua dalam satu dekade terakhir.
Dengan penurunan ini, pasar obligasi yang sebelumnya sepi peminat pada 2019 menjadi bergairah dan catatkan kinerja yang lebih mantap.
Korporasi yang sebelumnya menahan ekspansi cenderung berani untuk mencari pendanaan via surat utang lantaran cost of fund lebih murah setelah BI pangkas suku bunga empat kali pada tahun 2019.
Berdasarkan data Pefindo, penerbitan surat utang pada 2019 capai hingga Rp138,9 T. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang pada 2018 yang hanya Rp132,42 T.
Data ini tunjukkan bahwa emas dan obligasi menjadi investasi paling menguntungkan sepanjang tahun 2019. Yuk, mulai jejaki 2020 dengan berkaca pada pengalaman investasi emas dan obligasi ini.
Sumber: Kontan, Seputar Forex, Seputar Forex
Mulai Investasi dengan Risiko Kecil, Sudah Coba 5 Jenis Investasi Ini Belum?
Emas atau Perak, Pilihan Investasi Logam Manakah yang Lebih Menguntungkan?
Ada Nggak Sih Pajak Penjualan Emas Batangan dan Bagaimana Perhitungannya?
Bagikan artikel ini