Emas sudah dikenal sebagai logam mulia sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Sejak zaman dulu, masyarakat menganggap emas memiliki nilai yang bisa digunakan sebagai investasi demi memupuk kekayaan maupun alat tukar menukar.
Namun ternyata, tidak semua persepsi tentang emas sama di benak banyak orang. Nyatanya, banyak kekeliruan tentang investasi emas yang beredar di masyarakat dan justru dijadikan sebagai “alasan” untuk tidak menggenggam logam mulia tersebut.
Ya, bahkan “mitos-mitos” mengenai investasi emas tersebut masih ada hingga sekarang. Salah satu persepsi keliru yang sering muncul tentang emas adalah ia akan sulit dimiliki oleh mereka yang tak berduit. Dengan begitu, persepsi yang ada di pikiran adalah sulit untuk membeli emas jika tidak memilki banyak uang.
Alhasil, banyak orang yang merasa belum cukup kaya menganggap sulit untuk bisa memiliki emas. Padahal, banyak manfaat yang bisa dirasakan masyarakat dengan menyimpan emas. Salah satunya adalah mampu mempertahankan nilai kekayaan dalam jangka panjang tanpa mengalami penurunan nilai.
Emas mampu mempertahankan kewibawaannya dengan menyimpan nilai yang sesuai dengan nilai emas itu sendiri. Bandingkan dengan mata uang kertas yang nilai intrinsiknya justru jauh lebih rendah dibanding nilai nominalnya yang tertera di uang kertas.
Selain hal tersebut, terdapat pula mitos-mitos lain tentang investasi emas yang bikin masyarakat keder duluan sebelum menggenggamnya. Apa saja mitos-mitos tersebut?
Baca juga: 5 Rekomendasi Film Tentang Saham & Investasi Ini Wajib Kamu Tonton!
Ada pandangan keliru yang mengatakan, bahwa seseorang harus memiliki kekayaan yang besar untuk bisa memilki emas batangan. Faktanya, investor tetap bisa membeli emas sesuai dengan jumlah berapapun sesuai kemampuannya. Kini, masyarakat bisa berinvestasi emas mulai dari 1 gram, 0,5 gram, dan seterusnya hingga ke satuan yang lebih kecil.
Apalagi, kini investasi emas menjadi lebih gampang dengan kehadiran emas digital yang tentu bisa didapatkan di Pluang!
Sejatinya setiap instrumen investasi apapun, baik itu emas, aset kripto, saham atau pun valuta asing (valas) selalu memiliki risiko yang membayangi setiap pergerakannya. Namun uniknya, faktor risiko yang kerap mengikuti instrumen investasi modern, justru berdampak positif terhadap harga emas.
Hal itu bisa terjadi karena emas memiliki fasilitas lindung nilai terhadap potensi penurunan aset investasi lainnya. Ketika kondisi ekonomi mengalami perlambatan dan konflik geopolitik menjadi isu utama, maka investor akan mulai berburu aset safe-heaven seperti emas untuk bisa menopang volatilitas harga instrumen investasi lain.
Bahkan pada tahun 1970-an, di mana sempat terjadi tren inflasi di beberapa negara yang dipicu oleh harga minyak, emas justru berhasil mencatatkan rekor bullish terbesarnya di zaman modern.
Hal tersebut menjadikan emas layak menjadi pilihan terbaik untuk diversifikasi portofolio investasi. Ketika semua instrumen investasi bergerak naik turun, emas tidak pernah berada dalam harga nol.
Mitos lain tentang emas adalah sulitnya akses masyaraakt untuk mendapatkan emas batangan. Nah, saat ini, investor bisa dengan mudah membeli emas, menyimpannya secara digital dan menjualnya hanya dengan bermodalkan ponsel pintar dan koneksi internet. Tentu saja hal itu dilakukan melalui aplikasi Pluang.
Saham perusahaan pertambangan emas mampu memberikan dampak positif pada harga emas secara riil. Namun, calon investor yang ingin membenamkan dananya di instrumen emas pun sebaikanya disarankan untuk memiliki emas terlebih dahulu.
Sejatinya, mengoleksi saham perusahaan emas atau pun emas fisik memang bisa menambah kekayaan. Hanya saja, perlu diingat bahwa investasi di perusahaan tambang emas punya risiko yang tidak dimiliki emas beneran. Misalnya, faktor risiko kecakapan manajemen, kondisi politik, operasional bisnis, dan faktor internal lainnya.
Baca juga: Pengertian Pasar Uang, Apa Bedanya Dengan Pendapatan Tetap?
Mitos tentang emas lainnya adalah harga emas akan turun ketika suku bunga naik. Memang, suku bunga bergerak dinamis, kadang naik dan kadang juga turun. Namun, hal itu tidak memengaruhi harga emas. Justru, ketika suku bunga naik yang berarti terdapat potensi munculnya inflasi, hal itu akan berpengaruh positif bagi harga emas.
Begitu pula dengan suku bunga riil. Ketika angkanya berada di bawah 0%, maka instrumen investasi seperti uang tunai ataupun obligasi, tidak bisa lagi efektif mendatangkan cuan, karena tingkat pengembaliannya lebih rendah dari inflasi.
Suku bunga riil sendiri merupakan suku bunga murni yang sudah memasukkan inflasi sebagai faktor penentu penurunan daya beli.
Nah, setelah membaca hal-hal di atas, bisa disimpulkan bahwa emas bukan lagi investasi mahal dan eksklusif. Kini, masyarakat bisa mendapatkannya secara mudah. Terutama, melalui aplikasi Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: GoldSilver
Bagikan artikel ini