Sobat Cuan yang doyan trading tentu tak asing dengan Relative Strength Index (RSI). Ya, indikator satu ini memang satu dari empat indikator penting yang memang kamu harus pahami saat utak-atik strategi trading kamu. Termasuk, trading aset kripto.
Hanya saja, trader pemula mungkin kesulitan mencari cara menggunakan RSI lantaran terbilang asing. Padahal, indikator ini esensial bagi mereka untuk menganalisis pergerakan harga crypto, lho.
Nah, apakah kamu juga adalah trader pemula? Dan apakah kamu juga penasaran dalam menggunakan indikator ini secara tepat untuk mendulang cuan aset kripto? Yuk, simak artikel ini sampai habis, ya!
Secara singkat Relative Strength index adalah indikator yang dipublikasikan oleh penemunya, J Welles Wilder Jr dalam buku berjudul New Concept in Technical Trading Systems di tahun 1978.
instrumen analisis teknikal ini mengukur kecepatan relatif perubahan harga. Sehingga, kamu bisa tahu apakah aset kamu sedang dalam posisi jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold).
Lantas, bagaimana caranya kamu tahu harga sebuah aset kripto overbought dan oversold? Caranya adalah dengan menggunakan skala 0 hingga 100 di grafik RSI tersebut. Berikut adalah arti-arti angka tersebut:
Adapun indikator RSI biasanya berupa garis yang bergerak di antara skala 0 hingga 100 tersebut. Lalu, berdasarkan konsensus, kamu bisa menilai kapan asetmu harus dibeli atau dijual berpatokan pada garis yang berada di nilai indeks tersebut. Contoh RSI bisa kamu lihat di grafik berikut.
RSI biasanya digunakan secara bersamaan dengan indikator lain seperti Moving Average (MA). Namun RSI sendiri bermanfaat untuk membantumu menemukan momentum terbaik dalam membeli ataupun menjual aset kripto andalanmu.
Ada tiga alasan utama mengapa indikator ini sangat penting digunakan saat kamu hendak menganalisis pergerakan harga crypto kamu, Sobat Cuan.
Intinya, RSI membantumu mengetahui momentum dimulai atau berakhirnya downtrend dan uptrend. Hal ini tentu akan membantumu melakukan trading dengan efisien, bukan?
Baca juga: Simak 4 Indikator Analisis Teknikal Dasar Bagi Pemula Berikut!
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, RSI adalah osilator momentum yang berguna memberitahu kapan crypto kamu berada pada titik jenuh, baik di titik jual maupun beli. Wilayah overbought dan oversold dalam RSI ditentukan berdasarkan konsensus. Namun, biasanya skala yang dipakai adalah 30 hingga 70.
Maksudnya, crypto kamu bisa dikatakan oversold saat berada di ambang wilayah 30. Namun, bila harganya berada di wilayah ambang 70 ke atas, artinya crypto kamu sedang oversold.
Meski grafik RSI rata-rata menggunakan patokan 70 untuk overbought, kamu bisa mengatur batas kamu sendiri saat menganalisis pergerakan kripto.
Penting diingat, overbought adalah situasi yang rawan koreksi harga. Jika sudah terlalu jenuh, tren harga biasanya berbalik turun makanya kamu harus memanfaatkan momentum overbought untuk cuan secepatnya!
Sinyal bullish biasanya terjadi saat harga berada di atas ambang 50. Jadi, kamu bisa mulai bersiap-siap mengambil momentum begitu harga aset kriptomu berada di level ini.
Contoh overbought beserta koreksi harganya bisa kamu lihat di grafik berikut.
Baca juga: Lagi Coba Main Saham? Ini 7 Indikator untuk Pahami Analisis Teknikal!
Sebaliknya, kamu harus sudah mulai waspada jika harga berada di bawah garis 50. Sebab, harga aset kriptomu mungkin terindikasi sedang bearish dan angka indeks RSI bisa saja terus melandai menembus garis oversold.
Oversold secara harfiah terjadi saat harga berada di bawah nilai interinsiknya. Maka situasi ini berpotensi disusul dengan sinyal rebound yakni saat harga berangsur pulih.
Sebagai trader, kamu harus bisa memakai momentum ini untuk menimbun aset kriptomu. Dengan perhitungan yang matang, RSI bisa leverage cuan kamu saat harga aset membaik, Sobat Cuan!
Berikut contoh titik-titik di mana kondisi oversold terjadi.
Sobat Cuan harus memperhatikan kapan divergensi terjadi, yakni saat tren mulai kehilangan momentum. Baik momentum bullish maupun bearish, keduanya akan kehilangan momentum yang membuat harga berbalik arah. Nah, kesempatan ini dapat memperlebar margin cuan kamu jika tangkas membacanya.
Divergensi terjadi saat harga naik tapi RSI tidak mengikutinya. Karena RSI merupakan data historis, maka garisnya tentu berbeda dengan data terkini. Tren divergensi ini memberitahu kamu bahwa tren sudah melemah dan siap berbalik arah secara tajam, jadi hati-hati ya, Sobat Cuan!
Baca juga: Apa Itu Crypto Faucet?
Mendulang cuan di trading sangat erat kaitannya dengan timing menjual asetmu. Nah, bagaimana caranya kamu bisa melihat momentum itu lewat RSI?
Cara menggunakan RSI untuk menilai kapan kamu harus menjual dilakukan dengan memperhatikan dua indikasi yang bisa kamu jadikan patokan. Yakni saat harga sedang oversold dan saat bearish divergence terjadi.
Berbeda dengan sinyal oversold yang mudah terbaca dalam grafik, bearish divergence membutuhkan skill yang lebih mumpuni. Kamu akan membutuhkan bantuan indikator MA untuk melihatnya dalam grafik RSI. Sebab, bearish divergence terjadi saat harga mencetak rekor tertinggi namun trennya turun berdasarkan garis MA.
Jika divergensi bearish terjadi, kamu harus cepat-cepat menjual crypto kamu sebelum terlambat. Ketimbang mesti cut loss terlalu banyak nantinya.
Jadi bagaimana, Sobat Cuan? Sudah siap menggunakan RSI untuk trading aset kriptomu? Yuk, coba dulu dengan Bitcoin dan Ethereum hanya di Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini