Selamat mengawali pekan, Sobat Cuan! Penasaran dengan hal apa saja yang perlu dipantau di pasar saham AS pekan ini? Yuk, simak Outlook Saham AS berikut!
Dua perusahaan piranti lunak terkemuka di Amerika Serikat (AS), Oracle (ORCL) dan Adobe (ADBE), akan merilis laporan keuangan periode April-Juli 2023 pada pekan ini. Oracle dijadwalkan melaporkan laporan keuangannya pada Senin (11/9) sementara Adobe akan merilis laporan keuangannya Kamis (14/9).
Menurut konsensus analis, Oracle diharapkan akan mencetak pendapatan US$12,47 miliar sepanjang triwulan tersebut, tumbuh 9% dari periode yang sama tahun lalu. Di saat yang sama, Adobe diramal membukukan pendapatan US$4,86 miliar, meningkat 9,8% dari kuartal yang sama tahun lalu.
Secara lebih rinci, Sobat Cuan bisa menyimak ringkasan estimasi laba per saham (EPS) kedua perusahaan tersebut pada tabel di bawah ini!
*disclaimer: rata-rata kenaikan diambil dari nilai sehari setelah rilis laporan keuangan selama 8 periode sebelumnya jika berhasil mengalahkan estimasi pasar.
Berikut jadwal lengkap laporan kedua perusahaan tersebut!
Bank sentral Eropa (ECB) dijadwalkan akan menggelar rapat dewan gubernur pada Kamis (14/9). Hajatan ini adalah ajang berkumpulnya para pemangku kebijakan moneter Eropa, yang terdiri dari pejabat bank sentral Eropa dan perwakilan otoritas moneter negara-negara zona Eropa.
Dalam rapat tersebut, seluruh pihak-pihak yang terlibat tersebut akan meninjau dan menilai kesehatan indikator ekonomi zona Eropa saat ini, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, dan perkembangan pasar keuangan.
Penilaian ini menjadi dasar bagi ECB untuk mengambil keputusan moneter, utamanya adalah tingkat suku bunga acuan.
Pada rapat pekan ini, ECB diharapkan akan menahan tingkat suku bunga acuannya di level 3,75% setelah mengereknya sebanyak sembilan kali berturut-turut sejak musim panas tahun lalu.
Sekadar informasi, ECB diketahui telah menaikkan suku bunga acuannya dari -0,5% di awal 2022 menjadi 3,75%, alias tingkat suku bunga tertingginya sejak 2001, pada Agustus lalu. Hal itu ditempuh setelah Eropa mengalami inflasi yang "panas" dalam setahun terakhir.
Biro Sensus AS dijadwalkan akan merilis data penjualan ritel Agustus pada Kamis (14/9).
Sejauh ini, ekonom memperkirakan bahwa penjualan ritel pada bulan lalu akan tumbuh 0,2% yang sekaligus menandai pertumbuhan penjualan ritel AS selama lima bulan berturut-turut. Hanya saja, jika hal itu terealisasi, maka nilainya lebih rendah dari data pertumbuhan ritel bulanan di Juli, yakni 0,7%.
Pertumbuhan penjualan ritel menjadi sinyal bahwa konsumen AS tetap giat melakukan kegiatan konsumsi di tengah ancaman tingginya bunga pinjaman dan inflasi. Jika angka realisasi penjualan ritel melebihi ekspektasi analis, maka itu bisa menjadi sentimen positif bagi saham perusahaan ritel karena emiten terkait berpotensi mendulang omzet yang lebih baik.
Asal tahu saja, penjualan ritel adalah metrik yang melacak permintaan konsumen terhadap barang jadi sekaligus mengukur tingkat konsumsi masyarakat AS. Indikator ini diukur berdasarkan total pendapatan yang dihasilkan dari penjualan barang dan jasa oleh toko-toko, perusahaan, dan bisnis ritel di AS.
Analis dan ekonom selalu menggunakan data penjualan ritel untuk mengindikasikan arah ekonomi AS ke depan dan menjadi tolok ukur apakah tekanan inflasi benar-benar dirasakan oleh masyarakat AS.
Musim perilisan laporan keuangan (Earnings Season) kuartal II 2023 hampir berakhir di mana 497 perusahaan, atau 99% dari total 500 saham-saham perusahaan penghuni indeks S&P 500, telah melaporkan kinerja keuangannya hingga Minggu (10/9).
Sejauh ini, sebanyak 80% dari 497 perusahaan tersebut berhasil menorehkan laba per saham yang melampaui ekspektasi analis. Namun, di antara seluruh perusahaan tersebut, hanya 58% di antaranya yang sukses mencetak penjualan lebih baik dari estimasi.
Sobat Cuan bisa menyimak statistik lengkap Earnings Season dalam delapan periode terakhir di tabel berikut!
Nilai indeks S&P 500 ($SPX) diramal akan bergerak sideways, melanjutkan tren yang terjadi sejak awal Agustus lalu. Bahkan, tren ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga rapat The Fed pada 19-20 September mendatang seiring sikap investor yang memilih wait and see menjelang perhelatan tersebut.
Kondisi tersebut sejatinya sudah bisa diprediksi mengingat investor umumnya cenderung fokus pada tingkat imbal hasil obligasi, harga minyak mentah atau komoditas lain, penguatan Dolar AS, dan data-data ekonomi jelang berakhirnya Earnings Season kuartal II.
Oleh karenanya, titik-titik kunci analisis teknikal indeks S&P 500 juga tidak banyak berubah sejak minggu lalu. Titik resistance jangka panjang berada di 4.600 sementara support jangka pendek terkuat dan support jangka panjang masing-masing berada di level 4.478 dan 4,292.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini