Tingkatkan kerja sama dengan AWS, C3.ai Inc (AI) kini tersedia di berbagai marketplace Amazon dan tawarkan solusi AI generatif untuk berbagai perusahaan. AI memiliki klien yang cukup terkenal, salah satunya departemen pertahanan Amerika. Simak selengkapnya di Sini!
C3.ai adalah perusahaan teknologi yang berfokus pada pengembangan solusi kecerdasan buatan (AI) untuk berbagai industri. Adapun solusi ini disediakan dalam bentuk platform yang memanfaatkan analisis data, machine learning, dan elemen-elemen kecerdasan buatan lainnya untuk membantu pelaku bisnis membuat keputusan yang lebih cerdas dan efisien.
Secara umum, C3.ai memanfaatkan big data dari berbagai sumber untuk memberikan wawasan yang lebih dalam, mengidentifikasi pola, dan memprediksi tren di berbagai sektor industri. Menariknya, solusi yang disediakan C3.ai dapat dimanfaatkan oleh perusahaan di beragam sektor, seperti energi, manufaktur, dan keuangan.
Lebih lanut, C3.ai memiliki dua segmen bisnis utama, yakni:
Jika ditinjau secara geografis sepanjang 2022, perusahaan telah menjual produknya hampir di seluruh dunia di mana Amerika Serikat (AS) menjadi destinasi utamanya dengan porsi 79% dari total penjualan perusahaan. Di luar AS, volume penjualan terbesar perusahaan berasal dari Eropa, Timur Tengah, dan Afrika dengan nilai 18% dari total penjualan C3.ai.
Sektor big data and analytics (BDA) memang masih berusia seumur jagung di kancah perekonomian global. Namun, ukuran pasarnya tak boleh diremehkan.
Tengok saja, sektor BDA memiliki ukuran pasar global US$271,83 miliar di 2022 dan diramal akan melejit menjadi US$307,52 miliar di akhir 2023. Bahkan, nilainya diekspektasikan akan menggembung menjadi US$745,15 miliar di 2030, tumbuh rata-rata 13,5% per tahun antara 2023-2030.
Perkembangan tersebut tentunya akan didorong oleh maraknya adopsi internet dan digitalisasi di berbagai kegiatan bisnis. Apalagi, semenjak dunia diterpa pandemi COVID-19, sebagian perusahaan pun menyadari pentingnya transformasi digital. Hasilnya, tentu saja permintaan produk-produk BDA pun meningkat ke depan.
Perangkat dan platform big data memungkinkan pemrosesan jumlah data yang besar sehingga penggunanya bisa mendapatkan wawasan berharga mengenai pola, tren, dan korelasi antar data yang bisa dimanfaatkan untuk menentukan keputusan dan perencanaan strategis bagi bisnisnya di masa depan.
Saat ini, teknologi BDA memang baru dioptimalisasi oleh industri keuangan, kesehatan, dan Internet of Things (IoT). Namun, seiring potensi pasarnya yang menggiurkan, tak menutup kemungkinan sektor-sektor lain juga kan memanfaatkan BDA. Hal itu pastinya akan menjadi angin segar bagi kinerja keuangan C3.ai ke depan.
C3.ai saat ini “hanya” memiliki 237 pelanggan setia. Namun, seiring maraknya adopsi teknologi BDA, analis Bloomberg memperkirakan bahwa klien perusahaan akan membengkak menjadi 900 pada 2028 mendatang.
Konsensus analis meyakini bahwa hal tersebut akan mendongkrak pendapatan C3.ai sebesar 15% hingga 20% dalam beberapa tahun mendatang. Kendati demikian, rata-rata pendapatan per pelanggan yang diterima perusahaan juga akan turun 20% di rentang waktu yang sama.
C3.ai diharapkan masih bisa mempertahankan pangsa pasarnya di segmen solusi berbasis AI berkat kemitraannya dengan perusahaan-perusahaan top.
Sebagai contoh, pada awal November 2023, C3.ai mengumumkan perluasan Kesepakatan Kolaborasi Strategis (SCA) dengan anak usaha Amazon.com di bidang komputasi awan, Amazon Web Services (AWS), untuk menyediakan sebuah produk AI “serba ada” bernama C3 Generative AI Suite.
C3 Generative AI Suite adalah solusi berbasis teknologi AI generatif untuk perusahaan di berbagai bidang yang berisikan tujuh paket aplikasi. Seluruh paket aplikasi tersebut berjalan di AWS namun dengan kemampuan machine learning dan analisis data yang lebih kuat dibanding milik AWS.
Selain dengan AWS, perseroan juga menjalin kerja sama dengan Google Cloud, Microsoft, Accenture dan berbagai perusahaan teknologi lainnya.
Apabila ditinjau secara historis, C3.ai berhasil membukukan rata-rata pertumbuhan pendapatan fantastis, yakni 30,64% secara majemuk (CAGR) per tahun antara 2019-2023.
Suburnya pendapatan tersebut didorong oleh peningkatan pengguna layanan-layanan milik perusahaan. Bahkan, tingginya permintaan tersebut diharapkan akan mengantar perusahaan untuk meraih pendapatan US$368,6 miliar di 2025, tumbuh 38,15% dari raihan 2023 sebesar US$266,8 miliar.
Meski mengantongi pendapatan yang terus menggembung, perusahaan sayangnya masih belum bisa lolos dari jeratan rugi. Sebagai buktinya, C3.ai sama sekali tidak berhasil mencetak untung dalam lima tahun terakhir, seperti yang ditampilkan di grafik berikut.
Sama seperti perusahaan teknologi lainnya, tingginya beban riset dan pengembangan (RnD), beban infrastruktur teknologi, dan beban operasional menjadi momok bagi profitabilitas C3.ai.
Namun, perusahaan mau tak mau harus menggelontorkan beban-beban tersebut agar produk-produknya bisa terus mengikuti perkembangan zaman dan tidak kalah “disenggol” oleh pesaing-pesaing sengitnya. Tak heran jika C3.ai kemudian kekeh berinvestasi pada server, data center, cloud services, software licenses, dan infrastruktur lainnya agar tetap bisa menunjukkan tajinya di segmen AI.
Tak hanya itu, tingginya suku bunga pinjaman gara-gara kebijakan moneter agresif The Fed juga ikut menyandung profitabilitas perusahaan. Pasalnya, semakin tinggi bunga pinjaman, maka beban bunga yang dibayarkan C3.ai pun ikut membengkak. Sialnya, saat ini C3.ai adalah perusahaan yang punya utang segunung, sehingga kenaikan suku bunga acuan sekecil apapun pasti akan menekan performa keuangan perusahaan.
Perusahaan sendiri sebenarnya tidak tinggal diam melihat kondisi seperti itu. C3.ai diketahui telah melakukan efisiensi biaya seperti melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai departemen.
Meski diramal belum bisa mengantar perusahaan ke zona hijau, upaya efisiensi itu diharapkan tetap bisa mengikis kerugian yang dialami perusahaan. Sejumlah analis yang dihimpun Bloomberg meyakini bahwa rugi bersih C3.ai akan berada di US$64,6 juta di tahun fiskal 2024, melorot dari US$268,8 juta di 2023.
Secara valuasi, apabila ditilik dari sisi rasio nilai perusahaan terhadap pendapatan (EV/Revenue), maka saham C3.ai diperdagangkan di 8x EV/Revenue atau sekitar 48% lebih tinggi daripada rata-ratanya dalam dua tahun terakhir yakni 5.42x. Angka tersebut juga lebih tinggi dari rata-rata kompetitornya yakni 4.1x EV/Revenue. Dengan kata lain, valuasi saham C3.ai terbilang lebih “mahal” dibanding kompetitornya plus kondisi historisnya.
Selain itu, menurut konsensus analis, harga wajar saham C3.ai sendiri berada di US$27,9. Dengan harga penutupan 30 November 2023 yang berada di US$29,12, artinya terdapat potensi bahwa harga saham perusahaan bisa turun 5% ke depannya. Berkaca pada situasi ini, Pluang menganggap bahwa saham C3.ai tidak cocok bagi Sobat Cuan yang beraliran value investing.
Namun, patut diingat juga bahwa harga saham C3.ai telah meroket ratusan persen dari US$6.42 di 1 Januari 2023 berkat riuhnya hype teknologi AI. Fakta tersebut pun sepatutnya juga menjadi bahan pertimbangan Sobat Cuan sebelum berinvestasi di saham teknologi satu ini.
Selain itu, Pluang menyarankan Sobat Cuan untuk terus memperbarui informasi terkini terkait saham ini, terutama terkait profitabilitasnya lantaran perusahaan sedang gencar melakukan ekspansi dan pengembangan produk baru yang mungkin bisa menjadi katalis positif sewaktu-waktu.
Setiap jenis investasi tentunya memiliki risiko, tak terkecuali berinvestasi pada saham/equity. Berikut beberapa risiko yang wajib kamu ketahui sebelum berinvestasi di saham C3.ai:
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini