CAGR adalah konsep perhitungan return inevstasi yang wajib diketahui investor. Namun, apa alasannya?
Compund Annual Growth Rate (CAGR) adalah salah satu metode populer untuk menghitung return investasi secara akurat. Secara sederhananya, CAGR adalah metode perhitungan yang dapat membantu investor mengetahui rata-rata tingkat imbal hasil yang sebenarnya ia dapatkan per tahun, jika periode investasinya terbilang lebih dari satu tahun.
Metode ini dihitung berdasarkan tiga variabel utama saja: Nilai investasi awal, nilai investasi akhir, dan lamanya periode investasi. Ketiganya kemudian diracik dalam sebuah rumus yang kemudian dihitung dengan mempertimbangkan efek penggabungan antar periode (compounding).
Secara konseptual, CAGR dapat dipahami sebagai tingkat pertumbuhan ilusi atau hipotesis seolah-olah semua perubahan terjadi secara merata pada tingkat yang sama selama periode tertentu. Sehingga, investor dapat menemukan angka tingkat pengembalian dari investasinya secara lebih "mulus".
Konsep ini sering dipilih investor karena lebih mudah dipahami dibandingkan metode perhitungan return lainnya. Namun, di samping itu, apa saja manfaat perhitungan CAGR?
Baca juga: Internal Rate of Return (IRR)
Setiap investor tentu berharap ketiban cuan mumpuni dari kegiatan investasinya. Oleh karenanya, masuk akal jika ia pun perlu memahami metode perhitungan return investasinya.
Apalagi, perhitungan return dengan metode CAGR memberikan manfaat bagi investor, di antaranya adalah:
Bagi sebagian individu, matematika adalah hal yang menyebalkan. Namun, jika Sobat Cuan nyemplung di dunia investasi, maka kamu harus berkawan dengan hal tersebut. Pasalnya, apabila kamu tidak memahami ilmu matematika dasar, maka kamu bisa salah mengambil kesimpulan terkait return investasimu yang sebenarnya.
Untuk mengetahuinya lebih lanjut, Sobat Cuan bisa menyimak contoh berikut.
Anggap saja kamu berinvestasi di saham A dengan nilai Rp10 juta di awal tahun. Di akhir tahun, nilai investasimu melesat 200% menjadi Rp30 juta.
Sayangnya, nilai sahammu ternyata terkoreksi 50% di tahun berikutnya. Sehingga, nilai sahammu pun terbilang Rp15 juta di akhir tahun depan.
Menanggapi kondisi ini, kamu mungkin akan menambah return tahun pertama sebesar 200% dan return tahun kedua sebesar -50% lalu dibagi dua sebagai perhitungan sederhana dalam mencari angka return rata-ratanya. Sehingga, angka rata-rata return per tahun yang kamu dapatkan adalah 75%.
Namun, jika return-mu per tahun benar-benar 75%, maka nilai saham A milikmu di akhir tahun depan harusnya bernilai Rp30,62 juta, bukan Rp15 juta. Lantas, berapakah nilai return-mu yang benar? Nah, kesalahan matematis ini bisa kamu atasi jika menghitung dengan metode CAGR.
Selain itu, investor juga kerap menggunakan data CAGR satu instrumen di masa lalu untuk memproyeksikan prospek instrumen tersebut di masa depan. Sehingga, investor bisa menaksir berapa besar pengembalian yang diharapkan di masa depan dari produk investasi tersebut.
Namun sayangnya, konsep ini tidak mencerminkan risiko investasi, harus menggunakan periode waktu yang sama, dan hanya berupa perkiraan tingkat pengembalian per tahun.
Dalam kegiatan investasi, para investor pasti ingin mendapatkan keuntungan yang optimal bukan?
Nah, dengan memahami konsep ini, investor dapat menghitung pertumbuhan return dari satu aset untuk kemudian dibandingkan dengan aset lainnya. Dengan melakukan hal ini, investor dapat menentukan instrumen apakah yang sekiranya dianggap paling prospektif.
Menariknya, investor dapat memodifikasi konsep ini secara aljabar menjadi formula yang lebih kompleks. Dengan kata lain, investor bisa menaksir tingkat return di masa depan menggunakan formula CAGR yang mengikutsertakan faktor lain seperti risiko dan nilai uang antar waktu,
Baca juga: 3 Grafik Ekuitas di Bursa Saham Global Tunjukkan Penurunan
Setelah mengenal konsep CAGR, tentu Sobat Cuan ingin mengetahui bagaimana cara menghitungnya bukan?
Perhitungan CAGR dapat dilakukan dengan empat langkah, yaitu:
Adapun persamaan rumusnya dapat ditulis:
CAGR = [(Nilai Akhir/Nilai Awal) ^ (1/Jumlah Periode)] – 1
Perhitungan di atas menunjukkan bahwa angka CAGR yang positif mengindikasikan pertumbuhan keuntungan selama periode waktu tertentu. Sebaliknya, CAGR negatif adalah indikasi bahwa instrumen investasi itu malah memberikan kerugian antar waktu.
Seperti yang telah dijelaskan, CAGR adalah metode yang digunakan investor untuk menghitung tingkat return "sebenarnya" dari waktu ke waktu.
Metode ini menggunakan asumsi bahwa tingkat return tersebut bersifat sama dan berulang di setiap periodenya. Kalaupun terdapat volatilitas di satu titik tertentu, maka faktor tersebut kemudian akan "disebar" ke seluruh periode investasi sang investor.
Supaya Sobat Cuan tidak bingung, berikut adalah contoh penggunaannya.
Misalnya, kamu membeli 55 lembar saham Amazon.com (AMZN) pada Desember 2017 seharga US$1.180 per saham, sehingga dengan total investasinya US$64.900.
Setelah tiga tahun, alias pada Desember 2020, nilai saham tersebut naik menjadi US$3.200 per saham. Sehingga, nilai investasimu saat itu bernilai US$176.000. Lalu, berapa angka CAGR-nya?
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa:
Untuk menghitung CAGR, data tersebut dapat dimasukkan ke dalam persamaan: [($176.000 / $64.900) ^ (1/3)] - 1 = 39,5%. Sehingga, CAGR-mu, atau rata-rata return per tahun, dari investasi AMZN adalah 39,5%.
Contoh lainnya, anggap saja kamu menginvestasikan US$10.000 dalam portofolio dengan rincian pengembalian sebagai berikut:
Meski bermanfaat bagi investor, nyatanya konsep ini memiliki beberapa keterbatasan.
Pertama, metode ini tidak dapat menangkap fluktuasi return yang terjadi sepanjang waktu investasi. Hal ini menyiratkan bahwa performa aset seolah-olah tumbuh secara konstan atau stabil sepanjang waktu.
Kedua, metode ini juga tidak mengikutsertakan faktor risiko di dalamnya. Akibatnya, angka CAGR di masa lalu bisa saja sudah tidak relevan lagi di masa sekarang.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, Corporate Finance Institute, WallStreetPrep
Bagikan artikel ini