Selamat sore, Sobat Cuan! Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal tampil kece jelang akhir pekan. Sementara itu, pasar kripto masih melanjutkan penguatan sore hari ini. Mengapa kondisi kedua pasar terlihat kontras? Simak di sini!
Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi perdagangan pertama di bulan ini di level 6.794,32 poin, melemah 1,7% dibanding kemarin.
Pergerakan sang indeks domestik awalnya terlihat menjanjikan karena sempat berada di zona hijau di awal sesi perdagangan. Sayangnya, nilai IHSG akhirnya harus tenggelam di zona merah di sebagian besar sesi perdagangan.
Nilai IHSG langsung terjerembab setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa inflasi tahunan Indonesia mencapai 4,53% di Juni. Tingkat inflasi tersebut ternyata menjadi yang tertinggi dalam empat tahun terakhir sekaligus lebih tinggi dari prakiraan Bank Indonesia (BI) yakni 2,5% hingga 4,5%.
Inflasi yang tinggi dan melebihi target tentu akan menjadi momok bagi kinerja keuangan emiten ke depan. Pasalnya, mereka tentu harus menanggung beban biaya baku yang lebih mahal. Selain itu, penerimaan mereka mungkin bakal seret karena inflasi tentu berujung ke pelemahan daya beli masyarakat.
Nah, akibatnya, kini pelaku pasar khawatir bahwa Bank Indonesia (BI) akan berjibaku melawan inflasi dengan mengerek suku bunga acuannya. Sekadar informasi, selama ini BI selalu menahan suku bunga acuan di 3,5% meski bank sentral AS, The Fed, ngebet mengerek suku bunganya.
Di samping itu, aksi rebalancing portofolio perusahaan manajemen juga menyeret kinerja IHSG pada hari ini. Maklum, mereka memang biasa melakukan kegiatan tersebut setiap akhir dan awal bulan.
Baca Juga: Pluang Insight: Cardano Siap Hard Fork! Apakah Jadi Sentimen Positif bagi ADA?
Aset kripto masih menguat serentak di sore hari. Melansir Coinmarketcap pukul 15.22 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar masih betah bertahan di zona hijau.
Kendati pasar kripto menghijau, namun situasi pasar terbilang masih volatil. Pasalnya, pergerakan pasar kripto sejatinya mengikuti sentimen investor secara umum yang tengah menghindari risiko, sama seperti yang tercermin dari pelemahan trio indeks saham Amerika Serikat (AS) kemarin.
Kali ini, pelaku pasar memilih jaga jarak dengan pasar aset berisiko setelah pertumbuhan belanja masyarakat AS hanya tumbuh 0,2% pada Mei, jauh di bawah ekspektasi 0,4%.
Melihat data ini, pelaku pasar yakin bahwa ekonomi AS sesegera mungkin akan masuk ke jurang resesi. Maklum, pertumbuhan konsumsi mengambil porsi 70% dari pertumbuhan ekonomi AS.
Selain itu, mereka juga takut pertumbuhan ekonomi AS bakal makin terjerembab mengingat bank sentral AS, The Fed, berkali-kali menegaskan kekukuhannya untuk mengerek suku bunga acuan demi mengekang inflasi.
Selain itu, dari sisi teknikal, kaum bear tampaknya sengaja agar harga aset kripto tidak menembus resistance-nya pada hari ini. Di pasar BTC, misalnya, para bear gencar melakukan aksi jual ketika BTC memasuki area US$20.500 hingga US$20.650 dalam beberapa waktu terakhir.
Adapun bintang utama pasar kripto kali ini jatuh ke Arweave (AR) yang nilainya tumbuh 20,04% dalam sehari terakhir.
Baca Juga: Rangkuman Pasar: IHSG & Kripto Gagal Bersemi di Hari Terakhir Juni
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS CFD, serta lebih dari 90 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Selain itu, kamu sekarang bisa berdiskusi bersama komunitas di Pluang untuk mendapatkan kabar, insight, dan fakta menarik seputar investasi dari sudut pandang antar member pada Fitur Chatroom Pluang.
Tempat diskusi tanpa worry? Fitur Chatroom solusinya! Klik di sini untuk mendapatkan early access.
Bagikan artikel ini