Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Pluang Web TradingNewarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Ternyata Ketimpangan Juga Berlaku di Antara Golongan Super Kaya, Lho. Gak Percaya?
shareIcon

Ternyata Ketimpangan Juga Berlaku di Antara Golongan Super Kaya, Lho. Gak Percaya?

1 May 2021, 3:00 AM·Waktu baca: 4 menit
shareIcon
Kategori
Ternyata Ketimpangan Juga Berlaku di Antara Golongan Super Kaya, Lho. Gak Percaya?

Jika kalian pikir ketimpangan pendapatan hanya terjadi antara si kaya dan si miskin, kalian salah, Sobat Cuan. Ternyata, ketimpangan juga terjadi di antara mereka-mereka yang kaya. Apalagi, selama pandemi COVID-19 setahun belakangan.

Dalam survei terbarunya, lembaga pelacak kekayaan Wealth-X menemukan bahwa orang-orang tajir di 28 negara merasakan perbedaan pendapatan dibandingkan dengan orang tajir lainnya.

Wealth-X menemukan bahwa 1 dari 10 orang kaya di dunia memiliki kekayaan bersih antara US$5 hingga US$30 juta. Wealth X menggolongkan mereka ke dalam kategori individu dengan “kekayaan bersih sangat tinggi” (very high net worth, VHNW) dalam laporan tahunannya. Namun, rupanya ada ketimpangan pendapatan di kalangan orang-orang paling kaya ini.

Dua pertiga dari VHNW (sekitar 1,7 juta orang) terdiri dari mereka dengan tingkat kekayaan terendah di antara kalangan kaya. Yakni, dengan kekayaan bersih dari US$5 juta hingga US$10 juta.

Di atasnya lagi, ada sebanyak 421.170 orang dengan kekayaan di kisaran US$15 juta hingga US$20 juta dan kisaran US$20 juta hingga US$30 juta.

Aset total para orang kaya dalam golongan VHNW ini sebesar US$26,8 triliun, atau seperempat dari total kekayaan global sebesar US$105 triliun. Mereka dengan kekayaan bersih US$1 juta hingga US$5 juta ini menyumbang 40% dari total kekayaan global ini, sementara mereka dengan kekayaan lebih dari US$30 juta menyumbang 34%.

Ini berarti, di tengah pandemi ini, ketimpangan pendapatan semakin melebar bukan hanya antara kalangan miskin dan kaya, melainkan juga di kalangan orang-orang terkaya dunia itu sendiri. Di antara populasi orang kaya ini, sejumlah besar kekayaan dipegang oleh kelompok eksklusif.

Baca juga: Apa Itu Pendapatan?

Pandemi Memperlebar Ketimpangan Pendapatan

Sebelum pandemi, ketimpangan pendapatan telah mulai mengintai warga di berbagai belahan dunia. Laporan Andy Kiersz dari Insider menyebutkan bahwa ekonomi dunia saat ini sedang berada di dua jalur.

Yang pertama, jalur yang mengamankan pendapatan bagi orang-orang superkaya berpenghasilan menengah atau tinggi. Mereka menuai keuntungan dari ekonomi era teknologi yang kini berkembang pesat. Dan sebagian besar dari mereka mengisi 1% teratas pendapatan nasional.

Yang kedua, jalur bagi mereka yang berpenghasilan rendah dan terus berjuang menghadapi kejatuhan ekonomi terutama di masa pandemi ini. Kelompok miskin yang menghadapi ketimpangan pendapatan bak jurang ini kini secara finansial hidup semakin rentan. Banyak dari mereka yang memperoleh tunjangan pengangguran selama pandemi. Atau, justru masih perlu mempertaruhkan kesehatan mereka sebagai pekerja layanan esensial.

Sejak Juni 2020 hingga November 2020, sekitar 7,8 juta orang Amerika Serikat jatuh di bawah garis kemiskinan. Di Indonesia, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan angka kemiskinan naik 0,56 persen alias 1,63 juta jiwa selama pandemi.

Sementara itu, menurut laporan Economic Policy Institute, orang Amerika berpenghasilan tinggi enam kali lebih mungkin untuk dapat bekerja dari rumah. Mereka membelanjakan lebih sedikit dan menabung lebih banyak. Yang paling kaya juga telah menumbuhkan miliaran selama pandemi ini.

Ketimpangan pendapatan antara orang superkaya VHNW itu sendiri juga menunjukkan betapa kekayaan terkonsentrasi pada kalangan paling atas. Bisa jadi, nih, para orang kaya juga saling melirik satu sama lain karena jurang ketimpangan kekayaan yang lebar di antara mereka. Jangankan para orang kaya itu, sebagian besar negara juga mengidentifikasi ketimpangan ini suatu masalah gawat jika dibiarkan terus berlangsung.

Baca juga: Kata Siapa Nabung Cuma di Bank? Kamu Bisa Pakai Instrumen Ini untuk Simpan Uang!

Ketimpangan Pendapatan adalah Masalah Serius Abad Ke-21, Apa Saja Faktornya?

Sebuah studi daring oleh Ipsos yang dilakukan di 28 negara menemukan bahwa sekitar 60% mengatakan bahwa ketimpangan pendapatan adalah salah satu jenis ketimpangan paling serius di berbagai negara.

Ada berbagai faktor yang mendasari perbedaan pendapatan ini. Di antaranya karena perbedaan geografis, perbedaan gender, maupun antara ras dan etnis tertentu, juga terkait perbedaan pendapatan yang diterima oleh generasi berbeda.

Orang-orang Rusia, Korea Selatan, dan Hungaria adalah mereka yang paling merasakan perbedaan pendapatan ini. Sementgara itu, di Saudi Arabia, Polandia, dan Swedia, ketimpangan pendapatan tidak terlalu menjadi bahasan yang serius. Sementara itu, warga di Belgia dan Belanda adalah yang betul-betul mengalami ketimpangan yang besar.

Sebanyak 42% dari responden menyebutkan bahwa ketimpangan pendapatan yang disebabkan oleh faktor geografis adalah faktor serius. Di masa globalisasi ini, pertukaran tenaga dan sumber daya memang semakin masif. Sehingga, jurang pendapatan antara warga negara di satu wilayah dengan wilayah lain pun kian terasa jelas bedanya.

Begitu pula perbedaan penghasilan yang terjadi di kalangan anak muda dan generasi yang lebih tua daripada mereka. Sebanyak 24% responden menyebutkan perihal ketimpangan penghasilan yang dipengaruhi faktor generasi ini. Barangkali ini terkait lebih mudahnya anak muda zaman sekarang untuk bekerja di berbagai startup dan bahkan mendirikan perusahaan rintisan mereka sendiri di usia belia.

Sementara itu, sebanyak 36% perempuan dari 28 negara yang menjadi responden percaya bahwa faktor ketimpangan pendapatan lantaran gender termasuk yang paling serius di beberapa negara.

Anak-anak muda di bawah usia 35 tahun adalah mereka yang paling merasakan jurang perbedaan penghasilan yang disebabkan oleh berbagai faktor tersebut. Baik itu faktor perbedaan gender, perbedaan ras/etnis, maupun perbedaan generasi. Akankah masalah ini teratasi seiring waktu?

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Insider, Ipsos

Ditulis oleh
channel logo

Dewi Kharisma

Right baner

Dewi Kharisma

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
keuangan
Apa Saja 3 Cara Menghitung Bunga Pinjaman?
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1