Selamat sore, Sobat Cuan! Kondisi ekonomi global dan domestik makin hari makin terasa ngeselin, membuat IHSG dan pasar kripto kompak terbanting di Selasa sore (11/10). Yuk, simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menampakkan wajah murung di Selasa (11/10). Betapa tidak, ia mengakhiri perdagangan hari ini di level 6.935,14 poin alias terjun bebas 0,79% dibanding kemarin.
Hari ini bukanlah hari baik bagi sang indeks domestik. Lihat saja, ia gagal melipir sedikit pun ke zona hijau sejak pagi hari.
Kali ini, pelaku pasar berbondong-bondong melakukan aksi jual setelah melihat data-data makroekonomi domestik yang bikin ketar-ketir.
Bank Indonesia (BI) mengatakan, penjualan ritel Indonesia bertumbuh 4,9% secara tahunan pada Agustus 2022. Sayangnya, angka tersebut lebih rendah dari 6,2% sebulan sebelumnya, mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia sedang mengerem tingkat konsumsinya. Jika daya beli masyarakat lesu, maka kinerja keuangan emiten domestik juga bisa terganggu.
Di samping itu, pelaku pasar juga mencerna komentar terbaru International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia yang menegaskan bahwa negara-negara berkembang akan terjebak dalam beban bunga utang tinggi menyusul aksi pengetatan kebijakan moneter bank sentral negara-negara maju.
Nah, prospek ekonomi Indonesia yang mulai terlihat mendung ternyata menjadi malapetaka bagi saham-saham teknologi. Maklum, performa saham tersebut bakal terlihat moncer jika pertumbuhan ekonomi terlihat tokcer, begitu pun sebaliknya. Tak heran jika kemudian nilai saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melemah masing-masing 6,54% dan 5,79% pada hari ini.
Baca Juga: Pluang Pagi: Saham AS & Kripto Kena 'Alergi' Menanti Data Ekonomi
Nasib pasar kripto masih belum membaik sejak tadi pagi. Melansir Coinmarketcap pukul 15.20 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat masih berada di zona merah jika diukur dalam 24 jam terakhir.
Selama sehari terakhir, pelaku pasar masih belum bisa menentukan sikap di pasar kripto lantaran menanti dua laporan makroekonomi penting, yakni risalah rapat The Fed (minutes of meeting) September yang sedianya dirilis Rabu (12/10) dan data inflasi AS September yang diterbitkan sehari setelahnya.
Pelaku pasar sangat menanti data tersebut lantaran bisa memberikan sinyal terkait kebijakan moneter The Fed ke depan. Sehingga, wajar saja jika pelaku pasar memilih bersikap wait and see selama sehari terakhir.
Selain itu, penguatan nilai Dolar AS juga menjadi faktor yang menghalangi pelaku pasar untuk mengoleksi aset kripto dengan agresif. Sekadar informasi, nilai indeks Dolar AS tercatat di level 113,2 pada pukul 15.00 WIB, menguat 0,33% dari periode yang sama kemarin.
Pelaku pasar sejatinya tak begitu mengkhawatirkan penguatan nilai Dolar AS yang terjadi saat ini. Namun, mereka lebih mengkhawatirkan potensi keperkasaan Dolar AS dalam beberapa hari ke depan jika memang data inflasi AS dan laporan risalah rapat The Fed tidak sesuai harapan.
Baca Juga: Rangkuman Pasar: Sentimen Negatif Bejibun Hajar IHSG & Kripto Tanpa Ampun
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini