Selamat sore, Sobat Cuan! Hari Kamis kali ini kembali bikin investor meringis karena karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pasar kripto kembali terlihat tak bergairah. Apa yang terjadi di kedua pasar tersebut hari ini? Simak ulasannya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG parkir di level 7.148,72 pada penutupan perdagangan Kamis (2/6) alias jalan di tempat dibanding sesi perdagangan Selasa (31/5).
Aksi ambil untung investor mewarnai sesi perdagangan sepanjang hari ini. Ya, pelaku pasar tampaknya tak mau ketinggalan peluang dari reli IHSG Selasa lalu, yang utamanya disebabkan oleh rebalancing indeks MSCI.
Kondisi itu pun semakin diperparah oleh situasi makroekonomi baik dari dalam maupun luar negeri.
Dari luar negeri, pelaku pasar mulai bersiap menghadapi ancaman resesi ekonomi setelah CEO JPMorgan & Chase kemarin mengatakan bahwa investor perlu siap-siap akan "badai ekonomi besar".
Selain itu, pelaku pasar juga mengkhawatirkan potensi kenaikan inflasi setelah menaksir bahwa inflasi gaji di AS akan melesat dan makin membebani inflasi AS secara keseluruhan.
Kemungkinan itu muncul setelah Biro Statistik Ketenagakerjaan AS merilis bahwa dunia usaha AS membuka 11,4 juta lowongan pekerjaan namun hanya berhasil merekrut 6,6 juta pekerja saja sepanjang April. Sementara itu, di waktu yang sama, terdapat 4,4 juta pekerja yang memilih berhenti bekerja.
Sehingga, perusahaan di AS kemungkinan besar akan menggelontorkan beban gaji jumbo demi menahan karyawan dari pengunduran diri. Namun, jika itu terjadi, maka sumbangan inflasi gaji terhadap total inflasi AS pun akan meningkat.
Nah, rentetan sentimen negatif ini pun menyerang bursa-bursa kawasan Asia lainnya. Tengok saja, nilai indeks Nikkei225 Jepang dan STI Singapura masing-masing luluh 0,16% dan 0,58% di hari ini. Sementara itu, indeks Hang Seng lumpuh 1% di waktu yang sama.
Untungnya, optimisme pasar kembali mencuat setelah raksasa teknologi tanah air. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) digadang masuk indeks LQ45. Nilai sahamnya pun terbang 13,16% dan berhasil mendongkrak IHSG dari zona merah.
Mengingat tema dari sesi perdagangan kali ini adalah aksi ambil untung, tak heran jika investor mengerem aksi belinya pada hari ini. Hal ini tercermin dari nilai beli bersih asing (net foreign buy) sebesar Rp341,75 miliar sepanjang hari ini.
Mereka terpantau melahap saham PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp247 miliar. Tak ketinggalan, asing juga mengoleksi saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Timah Tbk (TINS) masing-masing Rp133,2 miliar dan Rp102,7 miliar.
Di sisi lain, asing malah melepas saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) sebesar Rp245,1 miliar. Selain itu, mereka juga melego saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) masing-masing Rp133,2 miliar dan Rp96,2 miliar.
Baca juga: Pluang Pagi: Ancaman Resesi Kian Menohok, Kripto & Saham AS Rontok!
Kondisi aset kripto masih terlihat mengenaskan pada Kamis sore. Melansir Coinmarketcap pukul 15.31 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat masih betah terbenam di zona merah dalam 24 jam terakhir.
Penyebab lesunya pasar kripto sore ini masih sama seperti pagi hari. Selain karena melancarkan aksi ambil untung, pelaku pasar tampaknya kian menjauh dari pasar kripto melihat kondisi makroekonomi AS yang kembali memberikan sinyal buruk. Kondisi ini mirip seperti yang terjadi di pasar aset berisiko lainnya, yakni pasar saham AS.
Namun, nilai beberapa aset kripto mulai terlihat terjun bebas setelah The Fed mulai memangkas posisi neracanya sebesar US$9 triliun mulai kemarin. rNah, rentetan sinyal buruk makroekonomi itu membuat pelaku pasar, khususnya investor institusi, jaga jarak dengan pasar kripto dan beralih ke kelas aset yang lebih aman.
Di samping itu, sentimen negatif juga muncul dari masalah jaringan.
Seperti terlihat di tabel atas, nilai Solana (SOL) terjungkal paling parah di antara jajaran aset kripto lainnya. Hal ini terjadi setelah jaringan terpaksa berhenti selama empat jam akibat kegagalan konsensus yang diduga diakibatkan oleh kehadiran bug.
Sementara dari sisi teknikal, BTC sebenarnya mulai berbalik arah beberapa saat sebelum menembus level resistance-nya di US$32.400. Karena saat ini BTC sedang mengambang di rentang sempit, maka ada kemungkinan sang raja kripto bisa saja mengalami downside lanjutan jika memang belum ada aksi kuat yang cukup besar.
Baca juga: Pasar Sepekan: Altcoin Babak Belur Kala Saham AS & IHSG Kian Subur!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS CFD, serta lebih dari 90 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini