Selamat sore, Sobat Cuan! Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pasar kripto terlihat semringah mengawali pekan ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Yuk, simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG undur diri dari perdagangan Senin (20/6) di level 6.976,37 poin alias menguat 0,57% dibanding akhir pekan lalu. Sang indeks domestik tengah ketiban runtuh hari ini. Betapa tidak, nilainya mendadak mencuat ke zona hijau setelah hampir seharian tenggelam di zona merah.
Secara umum, sentimen pasar modal hari ini cenderung negatif. Pelaku pasar tengah khawatir bahwa ancaman resesi AS sebagai imbas dari kenaikan suku bunga acuan The Fed bakal menular ke negara-negara lainnya. Makanya, performa pasar modal cenderung loyo di pertengahan sesi perdagangan hari ini.
Selain itu, harga-harga komoditas seperti minyak dunia dan minyak kelapa sawit mentah juga sempat menekan kinerja IHSG. Maklum, sebagai salah satu negara eksportir Sumber Daya Alam (SDA), harga komoditas tentu akan menekan kinerja ekspor Indonesia plus kinerja keuangan emiten-emiten terkait.
Namun, pelaku pasar tetap melihat ada peluang di tengah kesempitan. Mereka ternyata memanfaatkan kondisi tersebut untuk merotasi portofolionya ke saham-saham sektor konsumer. Mengapa demikian?
Asal tahu saja, penurunan harga minyak dunia dan komoditas secara umum akan menurunkan ongkos bahan baku industri yang bergerak di sektor konsumer. Selain itu, melandainya harga komoditas juga bisa meredam inflasi, sehingga daya beli masyarakat bisa ikut terdongkrak.
Nah, kedua faktor tersebut bisa menjadi katalis positif bagi keuangan emiten sektor konsumer ke depan.
Maka dari itu, tak heran jika saham sektor konsumer seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR) tumbuh 10,72% hari ini. Seolah tak mau kalah, nilai saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) masing-masing terbang 8,06% dan 4,97% di waktu yang sama.
Pelaku pasar asing sayangnya tidak menyambut baik melajunya sang indeks domestik ke teritori positif. Hal ini tercermin dari nilai jual bersih asing (net foreign sell) yang mencapai Rp834,29 miliar sepanjang hari ini.
Mereka terlihat paling banyak melepas saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebesar Rp442,2 miliar. Selain itu, mereka juga melego saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dan PT Astra International Tbk (ASII) masing-masing sebesar Rp180,2 miliar dan Rp73 miliar.
Di sisi lain, mereka justru mengoleksi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp218,1 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga memborong saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) masing-masing Rp85,2 miliar dan Rp33,6 miliar.
Baca juga: Pasar Sepekan: The Fed Bikin Ulah, Market Mendadak Gerah & Tak Bergairah
Aset kripto masih terlihat bertenaga sore hari ini. Melansir Coinmarketcap pukul, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat masih bertahan di zona hijau dalam 24 jam terakhir.
Sama seperti tadi pagi, minimnya volume trading ternyata dimanfaatkan oleh beberapa trader yang memilih akumulasi aset kripto. Analis menilai wajar aksi pelaku pasar tersebut. Pasalnya, mumpung situasi pasar kripto belum kondusif, mengapa tidak memanfaatkan sepinya trading tersebut untuk melakukan price actions dan mencuil cuan meski sedikit.
Selain itu, optimisme pelaku pasar juga terdongkrak setelah salah satu junjungan kripto sekaligus punggawa Tesla Elon Musk tetap menyatakan dukungannya untuk Dogecoin (DOGE). Dalam cuitannya di akun Twitter resminya, Musk mengatakan "tetap mendukung Dogecoin" meski beberapa pihak menuduh dua perusahaan Musk, SpaceX dan Tesla, melakukan skema ponzi menggunakan DOGE.
Kendati demikian, pelaku pasar tetap harus waspada karena aktivitas ini diramal perlahan hilang mendekati jam perdagangan aktif Amerika Serikat. Apalagi, sentimen utama pasar kripto sejatinya masih terbilang mendung.
Sudah pasti, perkara makroekonomi seperti ancaman resesi dan kenaikan suku bunga The Fed membuat pelaku pasar enggan all out di pasar kripto. Terlebih, ada gonjang-ganjing anyar terkait aspek perlindungan di aset kripto menyusul drama withdrawals Celsius dan rumor likuidasi Three Arrows Capital.
Pada Minggu (19/6), platform keuangan terdesentralisasi di jaringan Solana, Solend, mengajukan proposal yang berisikan langkah mitigasi jika whale suatu saat melakukan likuidasi besar-besaran.
Namun anehnya, proposal tersebut muncul secara tiba-tiba tanpa persetujuan komunitasnya. Sehingga, komunitas kripto akhirnya menuduh Solend tidak menjunjung tinggi semangat terdesentralisasi. Imbasnya, kepercayaan pelaku pasar terhadap platform kripto terus menurun dan bisa jadi bakal berimbas ke keringnya likuiditas di pasar kripto.
Sementara itu, dari sisi teknikal, beberapa analis mulai menargetkan titik bawah BTC di level US$17.000 dalam jangka pendek.
Baca juga: Pluang Pagi: Investor Kompak Buy The Dip, Kripto & Saham AS Mulai Gesit!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS CFD, serta lebih dari 90 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini