Withdraw adalah istilah yang umum pada dunia trading. Lantas, seperti apa pengertian dan strategi withdraw? Simak di sini!
Withdraw adalah istilah teknis yang umum ditemukan dalam dunia trading. Artinya adalah sebuah aktivitas untuk membatakan pembelian perintah untuk penarikan dana yang sebelumnya disetor untuk berbagai jenis trading investasi.
Sebagai contoh, seorang trader menyetor ke broker trading sebesar Rp10 juta untuk melakukan trading saham. Namun, ia kemudian mendera rugi trading sebesar Rp2 juta, sehingga sisa dana depositnya menjadi Rp8 juta. Sang trader kemudian memutuskan untuk menarik dana dari akunnya di broker trading. Nah, kegiatan penarikan dana itulah yang disebut sebagai Withdraw.
Namun, istilah Withdraw tak hanya berlaku dalam dunia trading. Dalam dunia perbankan, misalnya, Withdraw adalah kegiatan yang merujuk pada penarikan dana dari rekening bank atau rekening lainnya seperti rekening dana pensiun.
Baca Juga: Trading
Bagi trader, Withdraw bukanlah sekadar kegiatan menarik dana semata. Withdraw adalah salah satu metode bagi trader untuk melancarkan strategi trading yang dapat meminimalisasi kerugian atau bahkan menikmati cuan dari trading.
Di samping itu, Withdraw juga dapat dijadikan sebagai rencana yang memungkinkan trader menarik uang dari hasil trading pada interval waktu yang telah ditentukan agar trader bisa mengatur penarikan dananya. Nah, intinya, Withdraw juga bisa dibilang merupakan bagian dari strategi trader untuk keluar dari pasar (exit strategy).
Sama seperti kegiatan lain pada umumnya, aksi Withdraw terjadi karena munculnya faktor pemicu. Dalam konteks trading, Withdraw biasanya terjadi setelah sang trader melakukan exit strategy untuk membatasi kerugian atau sukses mendulang cuan.
Lantas, kegiatan apa saja dalam trading yang memicu trader untuk melakukan Withdraw?
Stop Loss adalah tipe pesanan (order) dari trader kepada broker untuk menutup posisinya secara otomatis pada satu titik waktu atau harga tertentu. Tujuannya adalah untuk mencegah trader dari boncos berlebih ketika melakukan trading, utamanya saat harga aset tengah terjun bebas.
Terdapat tiga jenis Stop Loss yang umum diketahui trader, yakni:
Biasanya, Stop Loss yang ditetapkan trader akan berubah menjadi Market Order. Nah, setelah itu, trader bisa langsung melakukan Withdraw.
Secara sederhana, Take Profit adalah order yang diberikan dari trader kepada broker untuk keluar dari pasar ketika harga aset menanjak ke satu titik tertentu. Dengan cara ini, trader bisa mendulang cuan sesuai yang ia inginkan tanpa harus repot-repot memantau pasar. Setelah mengeksekusi Take Profit, maka trader bisa melakukan Withdraw untuk mengantongi cuannya.
Baca Juga: Cara Membaca Indikator Oscillator dalam Trading
Terdapat beberapa konsiderasi bagi trader untuk melakukan exit strategy yang berujung pada Withdraw. Berikut adalah beberapa di antaranya!
Seluruh trader tentu memiliki profil risikonya masing-masing. Nah, hal itu seharusnya menjadi patokan baginya untuk menentukan waktu yang tepat untuk melancarkan exit strategy dan kemudian Withdraw.
Namun, sebelum menentukan saat tepat melakukannya, trader perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
Dalam hal ini, investor tentunya perlu menentukan pada dititik mana Withdraw itu akan dilakukan.
Beberapa investor memiliki rencana Withdraw secara periode. Biasanya periode tersebut dilakukan setiap bulan, minggu atau bahkan setiap hari.
c. Menentukan Porsi
Withdraw berdasarkan porsi keuntungan juga dapat dijadikan salah satu strategi yang investor pilih. Dalam hal ini investor dapat menentukan berapa persen yang akan dicairkan, dan berapa persen yang akan diputar kembali menjadi tambahan modal investasi.
Risiko adalah faktor penting sebelum melakukan trading. Dengan mengukur hal tersebut, maka trader bisa menentukan seberapa besar nilai kerugian yang sang trader rela iklaskan ketika melakukan trading.
Selain itu, mematok risiko juga berguna untuk menentukan jangka waktu trading dan tipe Stop Loss seperti apa yang akan ia ambil. Sebagai contoh, mereka yang mampu menoleransi risiko kecil tentu akan menentukan titik Stop Loss-nya dengan ketat. Sementara itu, trader yang bisa menanggung kadar risiko tinggi akan menentukan titik Stop Loss-nya secara lebih longgar dan fleksibel.
Setiap trader disarankan untuk melakukan strategi Stop Loss dan Take Profit. Namun, pekerjaan rumah sang trader tak berhenti sampai di situ saja. Ia harus konsisten dengan pilihannya atas kedua titik tersebut. Apa alasannya?
Selepas menentukan titik Stop Loss dan Take Profit, trader umumnya cemas dengan pergerakan harga aset yang digenggamnya. Sehingga, mereka pun melakukan tindakan irasional berdasarkan emosi dan memilih untuk langsung menjual asetnya sesegera mungkin. Intinya, emosi trader bisa bergejolak setelah menentukan titik Stop Loss dan Take Profit.
Oleh karenanya, trader harus mengetahui alasan kuat kenapa memilih dua titik tersebut. Selain itu, trader juga perlu memiliki dalih solid terkait mengapa melakukan trading atas aset yang ia pilih.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, Schwabbs
Bagikan artikel ini