Treasury yield curve adalah kurva yang menunjukkan imbal hasil obligasi Amerika Serikat berdasarkan waktu jatuh temponya. Meski hanya menunjukkan hubungan antara imbal hasil dan maturity surat utang negara adikuasa itu, namun kurva ini kerap jadi pusat perhatian.
Menerawang masa depan tak hanya dilakukan dengan menghitung zodiak atau bertanya pada orang pintar. Ada cara meramal masa depan dengan cara yang lebih berbasis pengetahuan, lho, Sobat Cuan.
Caranya adalah dengan memperhatikan treasury yield curve. Kemiringan kurva membantu kamu memprediksi perubahan suku bunga dan aktivitas perekonomian di masa depan.
Sebagaimana kamu ketahui, kurva ini sebetulnya hanya menghitung yield atau imbal hasil bagi surat utang di Amerika Serikat. Penghitungannya dilakukan harian dan dapat kamu akses melalui website resminya.
Lantas, untuk apa kamu mengetahuinya juga jika kamu tidak memiliki instrumen tersebut? Ternyata, kurva ini sangat berhubungan dengan kondisi perekonomian dunia, termasuk juga keputusan investasimu. Tidak mau kan gagal cuan hanya karena salah prediksi?
Yield curve menunjukkan ekspektasi pasar terhadap perekonomian di masa depan. Amerika Serikat menerbitkan surat utang dengan tenor yang sangat beragam, yakni mulai dari enam bulan hingga 30 tahun.
Saat ekonomi diperkirakan akan tumbuh pesat, pun juga dengan inflasi. Tentu saat itu investor menuntut imbal hasil yang lebih tinggi agar cuan investasinya tidak tergerus inflasi. Begitu pun sebaliknya, maka pelaku pasar kerap menjadikannya sebagai tolok ukur dalam berekspektasi.
Baca juga: Apa Itu Centralized Market?
Meramal masa depan lewat yield curve relatif mudah. Kurva ini memiliki tiga jenis kemiringan yang dapat diartikan secara harfiah.
Kurva imbal hasil normal menunjukkan obligasi yang jatuh tempo lebih lama memiliki imbal hasil yang lebih tinggi. Premis ini masuk dalam logika umum bahwa perekonomian berjalan normal, bukan?
Jika kurvanya terbalik, yakni imbal hasil lebih tinggi justru didapat oleh pemegang obligasi dengan tenor terendah, ini adalah tanda terjadinya resesi. Pada masa transisi kurvanya cenderung datar.
Mengapa bisa demikian?
Jika kurvanya normal, yakni menunjukkan bahwa peningkatan imbal hasil sejalan dengan dengan maturity obligasi, ini adalah hal yang baik. Artinya, pelaku pasar optimistis bahwa di masa mendatang ekonomi akan berekspansi sehingga pemodal bisa menikmati margin besar dari ekspansi tersebut.
Siklus ekonomi yang normal ini mengindikasikan kestabilan kondisi ekonomi meski kerap dibarengi juga dengan tingginya inflasi. Tapi tidak masalah, toh imbal hasil investasi kamu pun juga tinggi, kan?
Baca juga: Apa Itu Inverted Yield Curve?
Kurva ini berkorespondensi dengan resesi. Investor memprediksi datangnya resesi dengan melakukan penawaran pada obligasi jangka panjang. Tentu saja hal itu akan berdampak pada bunga yang lebih rendah pada tenor jangka panjang.
Meski lebih rendah, di masa resesi, obligasi dipandang sebagai instrumen yang aman. Karenanya permintaannya akan tetap tinggi dan diminati oleh investor yang ingin menghindari resiko resesi.
Kondisi ini jarang terjadi, namun bila ini terjadi, siapkan dirimu dengan baik ya, Sobat Cuan.
Baca juga: Apa Itu Quantitative Easing?
Pada masa transisi, ketidakpastian kerap terjadi. Penawaran tidak konsisten menunjukkan tenor mana yang lebih diminati berdasarkan ekspektasi investor.
Hasilnya, imbal hasil investasi kamu pada surat utang jadi datar. Biasanya ini terjadi pada surat utang dengan tenor menengah yakni enam bulan hingga dua tahun.
Tak hanya terjadi pada masa transisi, terkadang kurva seperti ini juga terjadi pada akhir masa ekspansi. Saat itu pertumbuhan ekonomi mungkin sudah jenuh dan inflasi sudah reda, jadi ya datar-datar saja.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini