Profitabilitas adalah unsur penting dalam melihat efisiensi suatu bisnis. Apa alasannya? Yuk, simak selengkapnya di sini!
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB), profitabilitas adalah istilah dalam keuangan yang menggambarkan kemampuan atau kemungkinan untuk mendatangkan keuntungan atau memperoleh laba.
Namun, para ahli rupanya memiliki definisi lebih rinci terkait profitabilitas seperti berikut:
1. Dalam bukunya berjudul Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi (2010), R. Agus Hartono menjelaskan profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, dan modal sendiri.
2. Lewat bukunya berjudul Manajemen keuangan (2006), Susan Irawati menyebut profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi pengguna aktiva perusahaan atau kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama satu periode tertentu (semester, triwulan, dll) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien.
Sehingga, kesimpulan sederhananya, profitabilitas artinya tingkat kemampuan perusahaan dalam mencari untung.
Namun selain itu, profitabilitas juga merupakan ukuran yang mencerminkan efisiensi beban perusahaan. Apa alasannya?
Secara teori, situasi ini bisa muncul ketika jumlah pendapatan yang dihimpun perusahaan lebih besar dibanding beban yang dikeluarkan dalam satu periode pelaporan tertentu.
Semakin baik kemampuan satu perusahaan dalam mendulang pendapatan dan menekan beban, maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitasnya. Artinya, beban yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan sebesar 1 unit mata uang pun semakin efisien.
Baca Juga: Analisis Rasio Keuangan
Profitabilitas adalah sesuatu yang dinamis. Dengan kata lain, tingkat keuntungan perusahaan saat ini mungkin bisa berbeda di masa depan lantaran hal itu dipengaruhi beberapa faktor. Lantas, apa saja faktor-faktor yang biasanya akan mempengaruhi kemampuan sebuah bisnis dalam mencari untung?
Pengeluaran atau cost dapat menggerogoti nilai keuntungan yang didapat sebuah perusahaan. Semakin tinggi pengeluaran satu perusahaan, maka semakin rendah pula tingkat profitabilitasnya.
Hal inilah yang menyebabkan perusahaan untuk wajib melakukan riset mengenai cara-cara efektif untuk menyurutkan komponen bebannya demi mencapai tingkat keuntungan yang mumpuni.
Permintaan (demand) dari konsumen adalah kunci utama dari arus pendapatan perusahaan. Membaiknya permintaan semestinya akan dibarengi dengan kenaikan pendapatan perusahaan. Begitu pun sebaliknya. Permintaan yang melemah akan menjadi momok bagi pendapatan perusahaan.
Oleh karenanya, pelaku bisnis perlu mengetahui dan memahami dinamika permintaan yang terjadi baik saat ini maupun masa depan demi mempertahankan tingkat keuntungannya.
Produktivitas adalah pasangan dari permintaan. Ketika permintaan masyarakat meningkat, maka sudah sepatutnya dunia usaha mengimbanginya dengan mengerek produksi. Nantinya, hal tersebut akan tercermin ke tingkat profitabilitas yang baik.
Namun, bukan berarti pelaku usaha harus bersifat sangat produktif setiap saat. Sebab, jika produksi tersebut tak bisa diserap konsumen, maka si perusahaan justru bisa didera kerugian.
Setiap pelaku bisnis, kecuali mereka yang bergerak di struktur pasar monopoli, pasti akan menghadapi kompetitor. Dengan kata lain, terdapat pelaku usaha lain yang bergerak di bidang yang sama dengan menawarkan produk dan jasa serupa.
Sayangnya, situasi itu adalah faktor yang tak bisa dikontrol oleh perusahaan. Imbasnya, seluruh pelaku usaha di sektor tersebut pun harus rela "berbagi" profit karena berkutat di sektor yang sama.
Demi menjaga profitabilitasnya, pengusaha perlu mendominasi pangsa pasar dengan berbagai cara, misalnya melakukan inovasi atau promosi yang lebih gencar.
Baca Juga: Rasio Utang Terhadap Ekuitas
Seperti yang telah dijelaskan di atas, profitabilitas adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Biasanya, nilai profitabilitas ditentukan menggunakan rasio-rasio keuangan tertentu. Berikut adalah beberapa contoh rasio profitabilitas yang biasanya digunakan.
Rasio Laba Kotor mengukur persentase laba yang dihasilkan dari penjualan setelah dikurangi biaya produksi. Rasio ini dapat memberikan gambaran tentang efisiensi biaya produksi dan kemampuan bisnis satu perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
Berikut rumusnya:
Gross Profit Margin = (Laba Kotor:Pendapatan Kotor) x 100%
Rasio Laba Bersih mengukur persentase laba yang dihasilkan setelah dikurangi semua biaya, termasuk biaya operasional dan pajak. Rasio ini menunjukkan seberapa efektif bisnis dalam mengelola biaya dan mendapatkan laba bersih.
Rumusnya adalah:
Net Profit Margin = (Laba Bersih:Pendapatan Kotor) x 100%
Rasio Margin Laba adalah perbedaan antara harga jual dan biaya produksi per unit. Rasio ini memberikan informasi tentang keuntungan yang dihasilkan dari setiap unit produk atau jasa yang terjual.
Rumusnya adalah:
Profit Margin = {(Pendapatan Kotor-Biaya Produksi):Pendapatan Kotor} x 100%
Rasio Laba Operasional mengukur persentase laba yang dihasilkan dari operasi inti bisnis setelah dikurangi biaya operasional, tetapi sebelum mempertimbangkan beban bunga dan pajak. Rasio ini membantu dalam memahami efisiensi operasional bisnis.
Rumusnya adalah:
Operating Profit Margin = (Laba Operasional:Pendapatan Kotor) x 100%
Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT - Earnings Before Interest and Taxes) mengukur persentase laba yang dihasilkan sebelum mempertimbangkan beban bunga dan pajak.
Rasio ini memberikan gambaran tentang profitabilitas operasional suatu bisnis.
Rumusnya adalah:
EBIT Margin = (EBIT:Pendapatan Kotor) x 100%
Rasio Pengembalian Investasi mengukur efisiensi penggunaan modal investasi dan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh investasi tersebut. Rasio ini membantu dalam mengevaluasi profitabilitas bisnis dari sudut pandang investor.
Rumusnya adalah:
ROI = (Laba Bersih:Modal Investasi) x 100%
Selain profitabilitas, dunia keuangan juga mengenal satu istilah lain yang terdengar mirip, yakni profit. Meski sepintas terlihat serupa, keduanya punya makna yang berbeda.
Profitabilitas merujuk ke kemampuan bisnis untuk menghasilkan keuntungan. Sementara itu, profit merujuk ke jumlah keuntungan yang dihasilkan oleh suatu bisnis setelah semua biaya dan pengeluaran telah dikurangi dari pendapatan.
Sehingga, secara sederhananya, profit adalah selisih positif antara pendapatan dan biaya atau kerap disebut dengan laba. Sementara itu, profitabilitas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk mendulang laba.
Bisnis yang sehat tentunya memiliki tingkat profitabilitas yang cukup. Artinya, bisnis itu memiliki kemampuan untuk mendapatkan untung selama beroperasi. Namun, bagaimana caranya agar sebuah bisnis bisa meraih tingkat profitabilitas yang apik?
Pelaku usaha perlu menelusuri biaya-biaya bisnis secara rinci dan mengidentifikasi potensi efisiensi. Perhatikan biaya overhead, pengadaan, penggunaan sumber daya, dan pemasok untuk menemukan potensi penghematan.
Fokus pada strategi peningkatan penjualan untuk meningkatkan pendapatan. Lakukan riset pasar, identifikasi segmen yang menjanjikan, dan perbaiki strategi pemasaran dan promosi. Pertimbangkan pula pengembangan produk baru atau ekspansi ke pasar baru.
Evaluasi strategi penetapan harga bisnis untuk memastikan bahwa harga yang ditetapkan telah memperhitungkan nilai tambah yang ditawarkan dan memaksimalkan margin laba. Tak ketinggalan. pelaku usaha juga perlu memperhatikan harga yang dipasang pesaing.
Pantau dan kelola persediaan atau stok barang dengan cermat untuk menghindari kelebihan atau kekurangan suplai. Gunakan sistem manajemen persediaan yang efektif untuk mengoptimalkan siklus pengadaan dan mengurangi biaya penyimpanan.
Fokus pada mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Berikan layanan pelanggan yang unggul, kembangkan program loyalitas, dan bangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Pelanggan yang puas cenderung berbelanja lebih sering, meningkatkan penjualan dan profitabilitas.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dasri Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, Accounting Tools
Bagikan artikel ini