Istilah demonetisasi tentu kerap digunakan dalam sirkulasi mata uang. Apa itu demonetisasi? Demonetisasi adalah tindakan mencabut unit mata uang dari statusnya sebagai alat pembayaran sah.
Hal ini terjadi setiap kali ada perubahan mata uang nasional. Bentuk uang yang berlaku saat ini ditarik dari peredaran dan tidak lagi dipergunakan. Setelahnya, maka akan ada penggantian atau uang kertas atau koin baru. Terkadang, suatu negara mengganti sepenuhnya mata uang lama dengan mata uang baru.
Demonetisasi dapat menyebabkan kekacauan atau penurunan serius dalam perekonomian jika terjadi kesalahan.
Kebijakan ini umumnya digunakan sebagai alat untuk menstabilkan mata uang dan melawan inflasi. Atau, untuk memfasilitasi perdagangan dan akses ke pasar, dan untuk mendorong kegiatan ekonomi informal menjadi lebih transparan dan menjauh dari pasar gelap dan abu-abu.
Baca juga: Sebentar Lagi, Bank Sentral Dunia Berencana Terbitkan Mata Uang Digital
Menghapus status suatu unit mata uang merupakan intervensi drastis dalam perekonomian karena secara langsung mempengaruhi alat tukar yang digunakan dalam semua transaksi ekonomi.
Kebijakan ini dapat membantu menstabilkan masalah yang ada, atau dapat menyebabkan kekacauan dalam perekonomian, terutama jika dilakukan secara tiba-tiba tanpa peringatan. Pada kenyataannya, sebagian besar demonetisasi dilakukan dengan berbagai alasan dan pertimbangan yang matang.
Demonetisasi telah digunakan untuk menstabilkan nilai mata uang atau memerangi inflasi. Demonetisasi adalah praktik yang telah berlangsung lama. The Coinage Act of 1873 di Amerika mendemonetisasi perak sebagai alat pembayaran yang sah di AS, untuk mendukung sepenuhnya penggunaan standar emas.
Penggunaan standar emas ini ditujukan untuk mencegah inflasi yang mengganggu karena simpanan perak baru yang besar ditemukan di Amerika Barat. Beberapa koin, termasuk kepingan dua sen, kepingan tiga sen, dan setengah sen tidak dilanjutkan.
Penarikan perak dari perekonomian mengakibatkan kontraksi jumlah uang yang beredar. Ini menyebabkan resesi di seluruh negeri. Menanggapi resesi dan tekanan politik dari petani dan dari penambang dan pemurni perak inilah, maka The Bland-Allison Act diberlakukan.
The Bland-Allison ini lantas menunjukkan demonetisasi adalah satu cara untuk menghindari inflasi akibat kontraksi jumlah uang yang beredar. UU ini pula yang mengubah perak menjadi alat pembayaran yang sah pada 1878.
Dalam kasus demonetisasi yang lebih modern, pemerintah Zimbabwe mendemonetisasi dolar pada 2015 sebagai cara untuk memerangi hiperinflasi negara, yang tercat sebesar 231.000.000 persen.
Proses tiga bulan demonetisasi ini meliputi penghapusan dolar Zimbabwe dari sistem keuangan negara dan memperkuat dolar AS, pula Bostwana, dan rand Afrika Selatan.
Dalam upaya untuk menstabilkan perekonomian sebagaimana Zimbabwe, beberapa negara juga telah melakukan demonetisasi uang untuk memfasilitasi perdagangan atau membentuk serikat mata uang.
Baca juga: Apa Itu Forex?
Demonetisasi adalah juga praktik yang lazim dilakukan oleh beberapa negara Uni Eropa. Ketika secara resmi mereka mulai menggunakan uang sebagai mata uang sehari-hari pada 2002, mereka juga menjalankan demonetisasi.
Ketika uang kertas dan koin fisik euro diperkenalkan, mata uang nasional lama yang digunakan seperti mark Jerman dan franc Prancis ataupun lira Italia didemonetisasi. Namun, berbagai mata uang ini tetap dapat dikonversi menjadi euro dengan nilai tukar tetap untuk sementara waktu demi memastikan kelancaran transisi.
Demonetisasi juga telah dicoba sebagai alat untuk memodernisasi ekonomi yang bergantung pada uang tunai dan memerangi korupsi dan kejahatan (pemalsuan, ataupun penggelapan pajak). Pada 2016, pemerintah India memutuskan untuk mendemonetisasi uang kertas 500 dan 1000 rupee, dua denominasi terbesar dalam sistem mata uangnya.
Kebijakan yang dilakukan India ini menyebabkan Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan kepada warga pada 8 November 2016 uang kertas tidak lagi berlaku. Padahal, uang kertas di negara ini menyunbang 86 persen dari uang beredar.
Demonetisasi adalah apa yang lantas dihadapi oleh rakyat India. Ssegera setelahnya mereka perlu menukar uang yang mereka pegang dengan 2000 rupee dan 500 rupee yang baru diperkenalkan. Kekacauan terjadi dalam ekonomi yang bergantung pada uang tunai ini (sekitar 78 persen dari semua transaksi pelanggan India dalam bentuk tunai).
Antrean berliku-liku panjang di luar ATM dan bank untuk menukar mata uang baru. Sementara, uang kerta rupee baru memiliki spesifikasi berbeda, termasuk ukuran ketebalannya, sehingga memerlukan kalibrasi ulang ATM: hanya 60 persen dari 200.000 ATM negara yang beroperasi.
Tujuan pemerintah, dan alasan pengumuman mendadak, demonetisasi adalah untuk memerangi ekonomi bawah tanah India yang berkembang pesat di beberapa bidang.
Praktik hitam memang banyak terjadi sehingga pemerintah merasa perlu melakukan perubahan. Yakni dengan memberantas mata uang palsu, melawan penggelapan pajak (hanya 1 persen dari populasi yang membayar pajak), menghilangkan uang hitam yang didapat dari pencucian uang dan aktivitas terorisme. Promosi ekonomi non-tunai juga menjadi agenda ketika itu.
Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!
Sumber: Investopedia
Tujuh Langkah Mencapai Kebebasan Finansial
Niat Jadi Kolektor Lukisan Pemula? Ketahui Dulu Risiko Investasinya di Sini!
Pengin Bikin Start-up? Ini 5 Strategi Awal yang Harus Kamu Ketahui
Bagikan artikel ini