Menghitung kekayaan bersih adalah langkah baik untuk mengukur kesehatan finansialmu. Pahami cara menghitungnya di sini!
Sobat Cuan pasti ada yang merasa bahwa penghasilannya saat ini tidak memadai. Di sisi lain, pasti juga ada sebagian Sobat Cuan lainnya yang merasa senang memiliki penghasilan tinggi.
Namun, berapa pun penghasilanmu, yang terpenting bagimu adalah mampu menghasilkan kekayaan bersih alias net worth yang mumpuni. Lantas, apa sih artinya net worth?
Net worth adalah patokan untuk mengukur apakah jumlah aset yang kamu miliki lebih besar dari jumlah liability (utang) yang harus dibayar.
Dalam hal ini, aset adalah kekayaanmu berupa uang tunai, investasi, rekening bank, dana pensiun, rumah, hingga barang pribadi seperti mobil atau perhiasan. Sedangkan komponen utang meliputi pinjaman bank, utang kartu kredit, utang pajak, dan utang lainnya.
Jika nilai asetmu melebihi jumlah utangmu, maka kamu memiliki kekayaan bersih yang positif. Sebaliknya, jika kamu memiliki utang lebih dari jumlah asetmu, kamu memiliki kekayaan bersih negatif.
Sobat Cuan pasti sering mendengar kisah di mana seseorang yang bergaji fantastis tiba-tiba harus terpuruk lantaran terlilit utang. Namun, terdapat pula kisah lain tentang seseorang yang punya gaji pas-pasan namun masih bisa bahagia, bebas utang, dan tetap punya harta.
Nah, kisah di atas mencerminkan pentingnya mengetahui konsep net worth bagi perencanaan keuanganmu. Yakni, memperbaiki kualitas penghasilanmu dan bisa membawamu menuju masa depan yang lebih aman dan nyaman.
Selain itu, menghitung kekayaan bersih juga dapat membantumu mengukur kesehatan keuanganmu. Sehingga, kamu dapat menjawab “ya” atau “tidak” dengan cepat kala mengambil keputusan finansial, baik itu perkara belanja, menabung, atau investasi.
Kemudian, manfaat lain mengetahui net worth adalah kemudahan merencanakan strategi keuangan demi mencapai tujuan keuangan utamamu. Akibatnya, kamu nanti bisa semakin gampang menetapkan prioritas-prioritas finansial yang perlu segera kamu penuhi.
Sebagai contoh, anggap saja kamu berencana menabung Rp10 juta per bulan karena ingin membayar uang DP rumah tiga tahun lagi. Tapi, di saat yang sama, kamu juga masih punya tunggakan utang kartu kredit, anggaplah sebesar Rp80 juta.
Kamu memahami bahwa utang hanya akan memperburuk kesehatan keuanganmu dan menyunat net worth yang kamu miliki. Maka, kamu tentu akan banting setir tujuan finansialmu dari bayar DP rumah ke melunasi tumpukan utang.
Memang, mengetahui kekayaan bersih adalah salah satu patokan kesehatan finansialmu. Namun, kamu juga perlu memperhatikan pertumbuhan kekayaan bersih antar waktu. Hanya saja, kamu mungkin bingung dalam menghitungnya. Nah, berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa kamu terapkan untuk menghitung net worth!
Sobat Cuan, menghitung kekayaan bersih bukanlah hal yang sulit. Kamu hanya perlu meluangkan sedikit waktu, coretan di kertas atau spreadsheet, dan tentunya kalkulator.
Ambil buku atau buka spreadsheet dan tulis "ASET" di bagian atas daftar asetmu. Kemudian, kamu bisa menuliskan semua nama-nama aset milkmu yang berisikan saldo rekening tabunganmu saat ini, tabungan pensiun, obligasi, kepemilikan saham, rumah, tanah, mobil, dan lain-lain.
Nah, setelahnya, kamu juga perlu menulis nilai masing-masing aset di sisi kanan nama aset. Beberapa aset ini memiliki nilai yang sangat spesifik dan jelas (seperti laporan bank), sehingga memudahkanmu untuk menghitungnya.
Namun, untuk aset yang tidak memiliki nilai spesifik, misalnya seperti mobil dan rumah, solusinya adalah dengan membuat perkiraan harga. Jika kamu kesulitan memperkirakannya, maka kamu bisa menggunakan bantuan pihak yang memiliki kemampuan untuk menilai aset tersebut.
Setelah semuanya terdaftar, tulis “TOTAL” di bagian paling bawah daftar tersebut, lalu jumlahkan angkanya. Kini, kamu sudah mengetahui total asetmu.
Seperti mendaftar aset yang kamu miliki, kamu juga perlu membuka catatanmu atau spreadsheet dan tulis "UTANG" di atasnya.
Kemudian, catat semua utangmu di bawah sebelah kiri dan nilai utang di sebelah kanan. Patut diingat bahwa utang yang perlu kamu masukkan adalah utang konsumsi pribadimu, seperti pinjaman pribadi, kredit mobil, cicilan rumah, dan sebagainya.
Setelah menuliskan semua utang, tulis “TOTAL” di bagian bawahnya, lalu jumlahkan semua daftar utang. Nah, "TOTAL" tersebut akan menjadi total utangmu.
Namun, Sobat Cuan juga perlu memahami bahwa berutang tak selamanya buruk. Kamu bisa berutang asalkan kamu menggunakan uang pinjaman tersebut untuk kegiatan yang produktif misalnya membuka usaha atau membeli aset yang harganya terus naik. Sehingga, kamu bisa membayar cicilan dan bunga utangnya dengan imbal hasil kegiatan produktif tersebut.
Sekarang, yang perlu kamu lakukan adalah mengurangi total asetmu dan total utangmu. Hasil akhirnya, baik positif atau negatif, akan menjadi nilai kekayaan bersihmu.
Sinta adalah seorang karyawan swasta berusia 36 tahun. Saat ini, ia memiliki rumah senilai Rp250 juta dengan skema cicilan dan masih punya sisa utang KPR Rp110 juta. Selain itu, ia juga memiliki mobil seharga Rp120 juta yang sudah terbayar lunas.
Di luar harta tersebut, Sinta juga memiliki tabungan bank sebesar Rp50 juta dan investasi emas senilai Rp5 juta. Di sisi lain, Sinta masih memiliki utang KTA senilai Rp10 juta.
Dari keterangan di atas, maka kondisi keuangan Sinta sekarang adalah:
Dengan melihat tabel di atas, maka total kekayaan bersih Sinta adalah Rp425.000.000 – Rp110.000.000 = Rp315.000.000.
Seperti yang sudah disinggung di atas, kamu memang sah-sah aja berutang asalkan untuk kegiatan produktif. Makanya, kamu perlu memilah utang, mana yang disebut utang produktif dan apa saja yang disebut utang non-produktif.
Utang non-produktif juga biasa dikenal sebagai utang konsumtif. Yakni, segala jenis utang demi membeli barang konsumsi atau gaya hidup, misalnya kredit mobil, ponsel, gadget lain, dan barang-barang hobi. Nilai benda-benda tersebut biasanya tidak mengalami apresiasi setelah kamu melunasi utangnya. Maka dari itu, alangkah baiknya jika utang konsumtif sudah termasuk di 50% pendapatan yang sudah kamu alokasikan untuk biaya kebutuhan hidup.
Di sisi lain, utang produktif adalah utang yang bisa kamu gunakan untuk meraih pendapatan atau penghasilan. Biasanya, bunga utang produktif jauh lebih kecil dibandingkan dengan utang konsumtif. Selain itu, jangka waktu pelunasannya pun jauh lebih panjang dibanding utang konsumtif.
Ketika mengajukan kredit konsumtif, kamu umumnya harus menyerahkan aset sebagai jaminan kredit. Namun, aset yang kamu serahkan harus mengalami apresiasi nilai jangka panjang, misalnya tanah, rumah, dan saham.
Secara arus kas, utang produktif tidak harus dibayar dalam periode yang sangat cepat. Sebab, kalau kamu bisa memanfaatkan pembayaran pokok dan bunga dengan optimal, maka utang produktif justru bisa menambah kekayaan bersihmu.
Hanya saja, Sobat Cuan tidak boleh terlalu agresif dalam mengambil utang produktif, apalagi kalau penghasilanmu tidak bisa menutup angsuran dan bunganya.
Bagikan artikel ini