Ketika berinvestasi saham, mungkin salah satu pertanyaan yang muncul di benak Sobat Cuan apakah sebaiknya saya berfokus pada pasar domestik yang lebih dekat dan dimengerti atau hanya di pasar global? Nah, jawaban singkat atas pertanyaan tersebut adalah sebaiknya berinvestasi di keduanya! Apa alasannya?
Alasannya sederhana. Dengan melakukan diversifikasi saham Indonesia dan saham global terutama saham AS, maka kamu sedang berupaya untuk menekan risiko sekaligus meningkatkan potensi cuanmu. Sehingga, yang kamu perlu lakukan bukanlah memilih salah satu di antara keduanya, namun mencari keseimbangan portofolio yang tepat dari kedua pasar modal tersebut.
Berinvestasi di pasar saham AS adalah langkah penting bagi investor. Sebab, AS adalah kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Selain itu, 80% transaksi di dunia dilakukan dalam denominasi Dolar AS.
Pasar modal di Amerika Serikat menawarkan berbagai instrumen keuangan yang canggih , memiliki kapitalisasi pasar jumbo, dan merupakan tempat tercatatnya perusahaan-perusahaan paling bernilai di dunia.
Berinvestasi di pasar saham AS tidak hanya memungkinkan kamu untuk mengakses investasi ke lingkup geografis yang berbeda, namun juga memperluas cakupan ke sektor usaha yang istimewa seperti sektor teknologi.
Seperti terlihat di diagram berikut, indeks saham AS didominasi oleh sektor teknologi dan kesehatan (42%). Sementara itu, indeks saham Indonesia "dikuasai" oleh saham-saham sektor jasa keuangan.
Indeks saham utama AS, seperti S&P 500 dan Nasdaq 100, memiliki tingkat pengembalian di kisaran 20% hingga 40% per tahun selama lima tahun terakhir ini. Kinerja tersebut mengalahkan cuan yang dihasilkan oleh perusahaan private equity dan pengelola investasi global (hedge fund).
Tingginya pertumbuhan nilai indeks saham tersebut didorong oleh performa cemerlang perusahaan monopoli data, misalnya Facebook, Google, Amazon, Apple, dan Microsoft. Mereka berhasil menjelma menjadi perusahaan bernilai triliunan Dolar AS dengan pendapatan tokcer serta posisi pasar yang tak terkalahkan.
Sobat Cuan bisa melihat kinerja S&P 500 dan Nasdaq 100 melalui grafik berikut.
Dolar AS adalah aset cadangan (reserve asset) bagi beberapa negara di dunia. Bahkan, 80% transaksi di dunia ini dilakukan dengan Dolar AS.
Kesimpulannya, membeli saham global akan memberikanmu akses diversifikasi aset berdasarkan geografi, mata uang, dan sektor. Namun, apa alasan utama bagimu untuk tetap menempatkan dana di pasar modal domestik?
Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk terbesar di dunia dan dengan demografinya sekarang yang kebanyakan merupakan usia muda dan siap masuk masa produktif, memiliki suatu keunggulan dibandingkan Amerika Serikat. Artinya, secara rata-rata, perusahaan Indonesia punya kesempatan bertumbuh lebih baik di masa depan.
Karena Sobat Cuan berada di Indonesia, tentu saja investasi di Indonesia akan memberikan keunggulan bagimu. Kamu lebih mengenal perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia karena kamu memang menjadi pelanggan sehari-hari dari perusahaan tersebut. Sehingga, kamu mengetahui apa pun kondisi yang terjadi di lapangan dan langsung bisa memberikan pandangan yang akan terjadi terhadap pergerakan nilai sahamnya. Meski memang, hal itu bukan menjadi jaminan kalau kamu bisa mendulang untung dengan berinvestasi di saham-saham domestik.
Ada pepatah terkenal dari Warren Buffet yang mengatakan, “Berinvestasilah terhadap perusahaan yang kamu kenal dan jangan berinvestasi terhadap sesuatu yang belum kamu mengerti”.
Apabila kamu berinvestasi di pasar saham indonesia, tentu saja semua transaksi menggunakan Rupiah dan kamu tidak perlu pusing untuk mengonversinya terhadap mata uang lain seperti Dolar AS.
Dalam melakukan konversi mata uang, tentu saja ada risiko volatilitas dan pasar karena nilai mata uang bergerak sesuai dengan kondisi makroekonomi yang susah diprediksi setiap harinya. Namun, dengan berinvestasi dengan mata uang yang sama, maka kamu setidaknya sedikit terbebas dari risiko pasar dari pergerakan mata uang.
Memiliki berbagai instrumen investasi akan memberikan perlindungan terhadap portfolio kamu. Ketika ada satu kelas aset yang kamu genggam bikin kamu merugi, tentu di sisi lain terdapat juga kelas aset yang mencatat kinerja positif. Jadi, ketika kondisi tidak sesuai dengan harapanmu, investasi yang kamu miliki masih bisa memiliki kinerja yang positif.
Warren Buffet juga pernah berkata, “Never put your investment in One Basket”. Memang, ada sebagian orang yang suka memiliki portfolio yang terkonsentrasi karena ada harapan bahwa aksi tersebut bisa mengantar mereka mendulang cuan yang lebih baik dari portofolio terdiversifikasi. Namun, kalau kamu tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus asetmu, hal ini bisa menjadi masalah.
Bagikan artikel ini
3 Cara Valuasi Saham
6 Faktor Mempengaruhi Harga Saham
Mengenal Indeks Saham Utama
Mengapa Harga Saham Sulit Diramal?
Lebih Baik Investasi Saham Tunggal, Indeks, Atau Reksa Dana Saham?
Lebih Baik Investasi Saham Domestik atau Saham Global? Atau Keduanya?
Apa Itu Pasar Modal?
7 Risiko Utama Investasi Saham
5 Alasan Untuk Berinvestasi di Pasar Saham
3 Jenis Gaya Investasi Saham