JPM akan melaporkan kinerja keuangannya sepanjang 1Q24 pada hari Sabtu (12/4). Sebagai bank terbesar di Amerika Serikat yang memiliki tingkat kapitalisasi pasar sebesar USD572,90 miliar, JPM memiliki prospek keuangan yang cerah kedepannya.
JPMorgan Chase & Co. (JPMorgan) adalah lembaga jasa keuangan Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan anggota the Big Four, yakni sebuah kelompok yang berisikan empat bank terbesar di Negara Paman Sam tersebut. Bahkan, dengan aset sekitar US$3,9 triliun (per Desember 2023), bank yang eksis sejak 1799 ini adalah perusahaan induk bank terbesar di AS.
JPMorgan menyediakan jasa keuangan global yang melayani baik konsumen institusi maupun ritel melalui jasa seperti investment banking, pelayanan pasar modal, manajemen aset, private banking, jasa kartu keanggotaan, commercial banking, dan kredit pemilikan rumah.
Menariknya, perusahaan pun sukses menjadi pemimpin di sejumlah layanan keuangan tersebut di AS. Prestasi itu pun tak lepas dari luasnya jaringan operasi JPMorgan di AS. Sebagai buktinya, perusahaan kini mengoperasikan sekitar 4.790 kantor cabang di 50 negara bagian AS.
Namun, secara garis besar JPM memiliki pertumbuhan pendapatan sebesar 22% YoY menjadi US$158,3 miliar pada tahun 2023 dan hal tersebut didukung oleh ke empat segmen yang meliputi:
Lebih lanjut, secara geografis, wilayah Amerika Utara berkontribusi sekitar 78% terhadap pendapatan perusahaan atau sebesar US$123 miliar, diikuti oleh wilayah Eropa dan Timur Tengah dengan porsi 13%. Adapun sisa 9% pendapatan perusahaan disumbang dari kegiatan operasionalnya di wilayah Asia-Pasifik dan Amerika Latin-Karibia.
Pendapatan Berdasarkan Wilayah (source: Bloomberg)
Nama JPMorgan sejatinya tidak bisa dilepaskan dari titel raja bank AS. Betapa tidak, selama beberapa dekade terakhir, perusahaan tetap sukses meningkatkan pangsa pasarnya di seluruh lini bisnis utamanya meski langkahnya diadang sejumlah kompetitor.
Di Amerika Serikat, JPM telah menjadi “BBCA” nya Indonesia loh! JPM berhasil memiliki pangsa pasar sebesar 8.6% yang dinilai dari total keseluruhan aset perbankan di Amerika Serikat.
Market Share Bank di Amerika Berdasarkan Total Asset (source: statista)
Hal ini tentunya turut didukung oleh penyaluran loan yang besar yang dilakukan oleh JPM. Tercatat pada tahun 2023, JPM berhasil menyalurkan loan sebesar US$1,2 triliun yang mayoritas disalurkan melalui segmen Consumer and Community Banking yakni sebesar US$439 miliar atau 40% dari total penyaluran loan. Adapun Net Interest Income yang berhasil didapatkan dari segmen tersebut adalah sebesar US$55,0 miliar atau sebanyak 61% dari total penerimaan interest income JPM di tahun 2023.
Selain memiliki penyaluran loan yang kuat, JPM juga memiliki amunisi untuk mencapai jumlah penyaluran loan yang tinggi yakni dengan DPK. Pada tahun 2023, JPM memiliki DPK sebesar US$2,3 triliun dengan mayoritas DPK berasal dari segmen Consumer and Community Banking yakni sebesar US$1,1 miliar atau 46% dari total keseluruhan DPK.
Loan menjadi salah satu pendorong utama pendapatan perusahaan, oleh karena itu analis memproyeksikan bahwa pendapatan JPM dapat bertumbuh sebesar 4% YoY pada tahun 2024 menjadi sebesar US$164,6 miliar yang didukung oleh pertumbuhan penyaluran loan yang berada di level US$1,3 triliun di tahun 2024.
Sebagai bank yang paling top di AS, JPM pun tentu memiliki stabilitas bisnis yang cukup mumpuni. Imbasnya, perusahaan mampu memberikan dividen yang konsisten kepada pemegang saham setiap tahunnya.
Bahkan, nilai dividen yang ditebar perusahaan pun terus meningkat antar tahun, seperti yang tercermin di dalam grafik berikut.
Pembagian Dividend JPM (source: JPMorgan)
Menariknya, ada potensi bahwa JPMorgan masih bisa menebar dividen ke pemegang saham meski situasi ekonomi AS terbilang amburadul.
Dalam uji tekanan (Stress Test) yang dilakukannya tahun ini, The Fed mengatakan bahwa lembaga keuangan terbesar AS, seperti JPMorgan, memiliki modal cukup untuk menghadapi resesi ekonomi. Ini memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan pembelian kembali saham dan memberikan dividen secara konsisten kepada pemegang saham.
Dewan Direksi JPM juga telah mengumumkan dividen triwulanan satu tahun 2024 adalah sebesar US$1,15 per saham atau mengalami pertumbuhan dividen dibandingkan dengan triwulanan sebelumnya yakni sebesar US$1,05 per saham. Dividen akan dibayarkan pada 30 April 2024 kepada pemegang saham yang tercatat pada penutupan bisnis pada 5 April 2024 dengan yield sebesar 2,5%.
Bagi sebagian korporasi, kenaikan suku bunga acuan The Fed yang agresif menjadi momok bagi kinerja keuangannya.
Namun, hal tersebut justru menjadi berkah bagi sektor perbankan, termasuk JPMorgan. Pasalnya, kenaikan suku bunga acuan The Fed juga mengerek bunga layanan yang ditawarkan oleh JPMorgan. Alhasil, perusahaan pun berkesempatan mendongkrak margin dan pendapatan bunga bersihnya.
Hal itu pun terlihat dari grafik di bawah ini yang memperlihatkan bahwa tingkat bunga bersih JPMorgan terlihat membaik sejak kuartal III 2022, sejalan dengan tingkat kenaikan suku bunga acuan The Fed dan ketidakpastian pergerakan suku bunga kedepannya. Kendati demikian, perseroan tetap bisa menjaga suku bunga pada level optimal sehingga pendapatan bunga bersih tetap dapat meningkat walaupun nilai penyaluran pinjaman terlihat konstan.
Net Interest Margin (Source: Bloomberg)
Pada kuartal IV tahun 2023, JPM berhasil membukukan Net Interest Margin (NIM) sebesar 2,81% atau bertumbuh dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang berada di level 2,72%. Kedepannya analis memberikan proyeksi NIM yang cukup konservatif yakni berada di level 2,7%.
JPM baru saja meluncurkan Chase Media Solutions, bisnis media digital barunya, yang memberikan kesempatan pada brand-brand untuk terhubung langsung dengan 80 juta pelanggan bank di Wall Street. Chase Media Solutions berfungsi sebagai saluran utama bagi para brand untuk mempromosikan merek mereka kepada customer JPM dan sebagai imbalan menggunakan Chase Media Solution, customer bisa mendapatkan cashback.
Peluncuran bisnis media ini berhasil dilakukan setelah 2 tahun JPM mengakuisisi Figg, selaku platform periklanan digital berbasis transaksi. Saat ini, Chase Media Solutions merupakan satu-satunya platform digital yang menggabungkan skala dan audiens jaringan media ritel dengan fasilitas keuangan yang kredibel.
Chase Media Solutions (Source: JPM)
Proyeksi Pendapatan dan Laba
JPMorgan Chase diprediksi akan berhasil mencatat pendapatan tahunan sebesar US$164,6 miliar di 2024, melesat 4% dari US$158,3 miliar di tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini dinilai termasuk kedalam kategori konservatif mengingat pertumbuhan pendapatan JPM di tahun 2023 dapat mencapai ke level 22% YoY.
Hal tersebut juga dilandaskan atas risiko ketidakpastian dari The Fed atas suku bunga acuan. Sampai saat ini The Fed masih menahan suku bunga di level 5,25% - 5,5%. Namun, 9 dari 19 pejabat The Fed melihat adanya peluang untuk melakukan cut rate sebanyak 0,75% hingga akhir tahun 2024.
Selanjutnya, apabila dilihat dari sisi laba, pada tahun 2024, JPM diproyeksikan akan memiliki EPS yang berada di level US$15,88.
Hal penting lainnya yang harus diperhatikan sobat cuan adalah rasio permodalan bank (modal inti) yang dapat diukur dari Tier 1 Capital Ratio, dimana pada kondisi historisnya, rasio ini menunjukan pertumbuhan yang positif yang mendankan bahwa modal inti bank semakin besar yang artinya membuat posisi JPM juga semakin kokoh.
Data Bloomberg menunjukkan bahwa valuasi perusahaan dari segi rasio harga saham terhadap nilai buku (P/BV) per 4 April berada di 1,9x, alias lebih tinggi dibandingkan dengan peers company bank sejenisnya yang memiliki rata-rata di 1,4x. Namun investor mewajarkan kondisi yang premium, mengingat JPM merupakan market leader perbankan di Amerika Serikat dan masih memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar.
P/BV Band (Source: Bloomberg)
JPMorgan Chase adalah perusahaan jasa keuangan terbesar di AS. Namun, terdapat beberapa risiko yang semestinya patut menjadi perhatian investor ketika ingin membenamkan dana di saham perusahaan.
Sejak 2022, The Fed terus mengerek suku bunga acuannya demi meredam inflasi AS yang semakin liar. Bahkan, dalam rapat FOMC terakhirnya Maret 2024, bank sentral AS tersebut masih mempertahankan tingkat suku bunga di level 5,25%-5,5%. Walaupun sudah ada desas desus bahwa akan ada rate cut di tahun ini, namun sobat cuan tetap saja perlu berjaga-jaga.
Pasalnya, apabila The Fed kembali menaikan suku bunga lagi guna menekan inflasi, maka hal ini dapat berdampak pada penurunan nilai instrumen berpendapatan tetap, utamanya obligasi pemerintah. Pasalnya, The Fed tentu akan melakukan penjualan surat berharga agar bisa mengerek suku bunga acuannya.Implikasinya, jika nilai instrumen berpendapatan tetap yang dimiliki JP Morgan menurun, maka likuiditas bank juga akan terpengaruh.
Saat ini apabila dilihat dari P/BV band nya, JPM sudah di berada di +1 STDEV, apabila market menilai bahwa tingkat valuasi tersebut sudah terlalu mahal dan JPM gagal untuk mengalahkan ekspektasi pasar, maka dikhawatirkan harga saham JPM akan jatuh.
Risiko kredit muncul ketika peminjam gagal membayar pinjaman mereka. Peningkatan kredit macet dapat berdampak negatif pada keuangan JPMorgan Chase dan nilai sahamnya ke depan.
Bagikan artikel ini